Padi merupakan tanaman semusim dan tanaman pangan penghasil beras terbesar di Indonesia yang memegang peranan penting dalam kehidupan ekonomi Indonesia. Di Indonesia beras menjadi salah satu makanan pokok yang sangat sulit digantikan oleh bahan pokok lainnya seperti jagung, kentang, sagu dan lain-lain. Sehingga keberadaan beras menjadi prioritas utama bagi masyarakat dalam memenuhi ke butuhan sehari-hari. Untuk menghasilkan beras yang berkualitas bagus, petani harus mengelola tanaman padi sebaik mungkin, mulai dari pemilihan benih, pengelolaan lahan, pemupukan, pengendalian OPT dan lain sebagainya. Beberapa syarat diatas merupakan salah satubentuk untuk menghasilkan beras yang berkualitas dan bernilai tinggi.
Upaya petani dalam melindungi tanamannya sangatlah diperlukan kerja keras, maka dari itu petani menerapkan sistem pertanian berkelanjutan yang dimana pertanian berkelanjutan ini merupakan salah satu pengelolaan sumber daya yang berhasil untuk usaha pertanian dan sekaligus untuk mempertahankan kualitas lingkungan dan melestarikan sumber daya alam. Upaya dalam pengelolaan tanaman padi juga perlu menggunakan sistem pertanian berkelanjutan karena dapat menjaga kelestarian lingkungan dan dapat menghasilkan produk pertanian dengan menggunakan masukan-masukan yang wajar serta dapat meminimalisasi kerusakan lingkungan. Pada dasarnya dalam budidaya tanaman, pertumbuhan dan perkembangan tanaman sangatlah dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Faktor lingkungan yang paling penting yaitu seperti tanah dan iklim serta interaksi-interaksi faktor tersebutTanaman padi dapat tumbuh di daerah yang bersuhu panas dan banyak mengandung uap air dan tanaman padi juga dapat tumbuh pada tanah sawah yang kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dalam perbandingan tertentu dengan diperlakukan air dalam jumlah yang cukup dan pH tanah yang dibutuhkan berkisar anatar 4-7. Dalam pemilihan jenis padi yang bermutu, biasanya petani banyak menggunakan cara-cara konvensional seperti coba-coba dari berbagai macam jenis benih padi sehingga dampaknya petani harus mengalami hasil panen yang kurang berkualitas sampai gagal panen. Maka dari itu petani harus melakukan sebuah penelitian dengan tujuan untuk mendapatkan solusi dan untuk menentukan jenis padi yang bermutu baik melalui penerapan teknologi informasi terkini.
Benih pada tanaman padi harus melalui pengujian terlebih dahulu untuk menentukan kualitasnya, pengujian dilakukan dengan merendam butir benih padi kedalam air, setelah kira-kira dua jam direndam buang atau sisihkan benih yang mengambang. Tentunya benih yang tidak megambang yang berkualitas unggul dan bermutu tinggi inilah yang layak untuk dibudidayakan. Sedangkan jika benih yang mengambang kepermukaan air dan tidak menunjukan tanda seperti yang disebutkan diatas, artinya benih tersebut tidak disarankan untuk dibudidayakan alias dibuang. Benih padi merupakan gabah yang dihasilkan dengan cara khusus dengan tujuan untuk ditabur agar menjadi pertanaman.Terlepas dari itu semua tentunya dalam budidaya tanaman padi banyak kendala dalam pemeliharaan tanaman, salah satunya yaitu gangguan dari OPT (organisme pengganggu tanaman). OPT merupakan hewan atau tumbuhan baik berukuran mikro atau makro yang menjadi salah satu kendala dalam budidaya tanaman padi karena dengan adanya serangan OPT, kualitas maupun kuantitas pada tanaman padi menjadi berkurang dan akan berdampak pada pasca panen nanti. OPT mempunyai 3 jenis kelompok yaitu hama, penyakit dan gulma. Hama merupakan hewan yang merusak tanaman secara langsung, baik itu bagian daun batang ataupun buah.
Penyakit yang berupa organisme akan memberikan gejala sakit pada tanaman yang diserang, dan dapat menurunkan imunitas atau mengganggu metabolisme tanaman sehingga terjadi gejala-gejala ringan pada tanaman. Sedangkan gulma yaitu merupakan tumbuhan liar yang hidupnya tidak dikehendaki dan bersifat menganggu pertumbuhan tanaman yang dibudidayakan. Gulma juga memberikan pengaruh yang signifikan karena dengan adanya gulma tanaman dan gulma akan menjadi bersaing untuk merebut cahaya matahari serta makanan. Maka dari itu OPT perlu di kendalikan. Dalam sistem pertanian berkelanjutan petani dianjurkan untuk menggunakan bahan-bahan organik dalam mengendalikan OPT. Selain tidak terlalu mengeluarkan biaya bahan-bahan organik juga ramah lingkungan.
Dalam pengelolaan tanaman padi tentunya padi akan semakin menguning dan panen akan dilakukan. Panen pada saat umur yang optimum sangatlah penting untuk memperoleh mutu beras yang baik dan menekan kehilangan hasil. Pada umumnya panen dilakukan pada saat gabah sudah mulai menguning dan kadar air gabah berkurang 25% – 27% pada saat musim hujan sedangkan pada musim kemarau 21% – 24%. Jika penundaan panen dilakukan maka akan menurunkan persentase beras patah, hal ini disebabkan karena terjadinya proses senescence yang menurunkan kekompakan ikatan antara granula pati dan jaringan dalam biji. Tingkat kehilangan hasil pada saat panen dan pasca panen disebabkan oleh banyak faktor, antara lain yaitu seperti cara penanganan dan penggunaan alat panen yang kurang tepat. Dalam sistem pertanian berkelanjutan penaganan pasca panen menggunakan sabit yang diganti dengan reaper dengan power thresher dam pengeringan diganti dengan flat bed dyer dan penggilingan gabah diganti dengan husker dapat susut hasil hingga mencapai 13%.
.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H