Terlepas dari itu semua, semua guru tanpa pandang pangkat juga dikenakan beban kultural tak tertulis. Beban tersebut biasanya dilancarkan atas nama reputasi sekolah. Para guru diharuskan memberi penilaian terbagus untuk semua siswa-siswa meskipun nilai tersebut sebenarnya tak patut didapat oleh siswa. Budaya "katrol nilai" di sekolah-sekolah saat ini berhasil melumpuhkan daya pikir lulusannya. Atas nama reputasi sekolah baik di mata masyarakat dan di mata dinas pendidikan adalah ambisi terburuk pendidikan sepanjang masa.
Ya mau gimana lagi, menjadi guru adalah pilihan. Tapi jika kita beridealis tinggi, saya sarankan untuk tidak memilih menjadi guru, terutama guru sekolah negeri. Kebiasaan mengajar kita dapat disalurkan melalui komunitas mengajar, sekolah alternatif, kursus, les atau sebagainya. Jika kita terpaksa memilih menjadi guru, terutama di sekolah negeri dengan idealis yang masih tinggi, saya hanya bisa berdoa supaya tidak ada kasus bunuh diri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H