Mohon tunggu...
Syukran Misilu
Syukran Misilu Mohon Tunggu... -

Mengedukasi diri menjadi lebih bk dr waktu ke waktu dan Insya Allah mampu berbagi kebaikan tuk keluarga, sahabat & orang-orang yang membutuhkan...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Antara Tuhan, Nelayan dan Rumah Ibadah

26 Februari 2012   17:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   09:01 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Angin kencang dan ombak besar umumnya membuat para nelayan di negeri ini takut untuk melaut. tapi kondisi alam yang tidak bersahabat ini tidak dihiraukan oleh 2 orang nelayan yang nekat untuk tetap melaut. sebut saja nelayan A & B.

Dengan perahu tua dan peralatan sederhana berangkatlah kedua nelayan ini melaut. dua hari sudah mereka melaut dengan hasil tangkapan yang cukup banyak. Ditengah malam buta mereka memutuskan untuk pulang, tiba-tiba hujan turun begitu lebat disertai angin kencang dengan suara petir yang menggelegar dan juga ombak yang semakin besar.

Perahu mereka terombang-ambing, terhempas mengikuti laju dasyatnya gelombang, dalam kondisi seperti ini kedua nelayan ini panik dan ketakutan. terdengar teriakan rada terisak dari si Nelayan A " Wahai Tuhanku...Tolong kami selamatkan kami, kasihani kami...Keluarga kami menunggu dirumah..." tapi yang terjadi malah ombak semakin besar dan angin semakin kencang...si Nelayan terus memohon tapi tidak juga terjadi keajaiban..."Tuhan tak akan mendengarkan doamu kawan,..dosamu mungkin terlalu banyak,..biar aku saja  yang memohon " teriak si Nelayan B..."Wahai Tuhanku...Apabila engkau menyelamtkan kami, maka kami berjanji setibanya kami didarat kami akan menyumbangkan semua hasil laut ini untuk membangun rumah ibadah,..."

Tak lama kemudian keajaiban itu datang ,...hujan, angin dan ombak perlahan mereda..."Apa ku bilang..Tuhan lebih mendengarkan doalu dari pada doamu kawan.." ujar si Nelayan B dengan nada yang agak sombong...menjelang shubu kedua nelayan ini pun tiba di bibir pantai.

Beberapa hari kemudian kedua nelayan sedang asik menghitung uang hasil penjualan ikannya...dengan kondisi alam yang tidak besahabat menjadikan hasil laut bernilai jual tinggi...setelah membagi hasil kedua langsung pulang...malam harinya..mereka berdua merayakan disebuah kedai dengan ditemani wanita-wanita malam dan minum-minum...saat lagi asik bergoyang dangdut...tiba-tiba dikejahuan terdengar suara-suara teriakan...kebakaran...Kebakaran...spontan saja membuat semua penggujung kedai berhamburan...

Si jago merah menari-nari di pemukiman penduduk,...tampak dua rumah yang berdekatan hampir ludes dilalap api, secara swadayagotong-royong penduduk  setempat berusaha memadamkan api agar tidak menjalar kepemukiman lainnya. beberapa saat kemudian api sudah bisa dipadamkan,...tak lama berselang kedua Nelayan tadi tiba di lokasi kebakaran,...alangkah kagetnya mereka didapati dua rumah yang terbakar adalah rumah mereka...dengan spontan si Nelayan B berteriak dengan kepala mengarah keangaksa " Wahai Tuhan...Kenapa urusan kita di laut Engkau bawa-bawa kedarat...teganya Engkau..."...

SDM...(Kakak ku punya cerita)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun