Tidak ada seorangpun dimuka bumi ini yang dapat mencegah apalagi menghentikanperubahan zaman, kemajuan teknologi berkembang begitu pesat, apalagi jika kita melihat duadekade terakhir.
Perkembangan teknologi yang begitu pesat tentu saja membawa dampak positive,
segala bentuk pekerjaan dapat dilakukan lebih mudah, hampir segala sesuatu dalam
keseharian sudah bersifat otomatis dan di kerjakan oleh mesin, tanpa harus menggunakan
tenaga manusia lagi.
Mudah? Tentu saja, apapun bisa di dapat dengan cepat, apapun bisa di kerjakan lebih
cepat. Namun dengan segala dampak positive yang ada, apakah tidak ada dampak negative
yang hadir? Tentu saja ada, dan bahkan dampak negative bisa lebih besar dari dampak
positive jika saja hal tersebut tidak dikendalikan.
Hal pertama yang terkena dampak negative adalah jiwa bersosial manusia. Dengan
adanya segala kemudahan, orang-orang di zaman ini enggan untuk bersosial, meskipun
mereka tidak bisa lepas dari media sosial.Â
Mereka bersosial, tapi tidak lagi nyata, kehadiran
sosial media menjadikan sifat bersosialisasi yang sesungguhnya hilang dari diri seseorang,
mereka sibuk berinteraksi dengan orang yang ada entah dimana, kemudian lupa dengan
orang-orang yang ada di sekiling, bahkan tidak jarang, orang tua lupa akan anaknya, istri lupa
akan suami, dan begitu juga sebaliknya.
Setelah hilangnya sifat lahiriah manusia yang di kenal sebagai makhluk sosial akibat
dari perkembangan teknologi yang tak terbendung, maka hal selanjutnya yang akan di serang
kemajuan teknologi adalah budaya.
Negeri ini kaya akan keaneka ragaman budaya, begitu katanya, pernyataan tersebut
benar, dan tidak akan ada seorangpun yang menyangkal, tapi itu dulu, dulu sekali sebelum
teknologi segila saat ini. Sekarang banyak budaya negeri yang perlahan mendekati
kepunahan.Â
Kaum milenial suka bernyanyi tapi tidak pernah tahu lagu-lagu daerah, kaum
milenial hebat menari, tapi apakah masih ada yang bisa menarikan tarian-tarian daerah?
Begitu juga dalam hal-hal lainnya.
Yang paling parah adalah hilangnya budaya bersosialisasi yang telah dijabarkan
sebelumnya, dimana saat ini kita sudah jarang mendengar gotong royong, hampir tak terlihat
lagi orang-orang bahu membahu saling tolong menolong, dan anak-anak yang bermain
bersama dalam kecerian sudah hilang di telan zaman, semua sibuk dengan teknologi yang ada
dalam genggaman.
Dengan keadaan yang terjadi saat ini siapakah yang disalahkan? Pemerintah?
Masyarakat? Atau teknologi itu sendiri? Tidak ada yang bisa disalahkan dan sebaiknya kita
berhenti saling menyalahkan, alangkah baiknya instropeksi diri, kemudian masing-masing
memperbaiki diri. Perlahan membatasi menggunkan teknologi untuk hal yang hanya
membuang waktu, perlahan kembali menjalin komunikasi yang intim, di mulai dari hal
terkecil seperti lingkungan keluarga, karib kerabat dan tetangga. Dan alangkah baiknya mulai
mengenalkan budaya nusantara kepada generasi masa kini agar mereka mencintai budaya
yang ada di negeri ini, terutama budaya gotong royong, sopan santun dan budaya
bersosialisasi secara nyata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H