Mohon tunggu...
Syukra (kaka) Alhamda
Syukra (kaka) Alhamda Mohon Tunggu... Freelancer - Photographer

Penikmat Ketetapan Tuhan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bukan Sebuah Alasan

26 Desember 2020   09:48 Diperbarui: 26 Desember 2020   09:52 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebentar lagi 2020 akan segera berlalu, namun virus corona atau yang lebih dikenal dengan covid-19 masih saja mengganggu, jangankan untuk pergi, untuk berkurang saja seakan enggan, kita bisa lihat dilayar kaca, setiap hari ada saja info bertambahnya korban yang terinfeksi virus ini, meskipun pemerintah sudah berjuang keras dengan segala kebijakan agar virus corona tidak semakin menggila, tapi nyatanya perjuangan pemerintah seakan tidak bergeming terhadap penyebar luasan virus ini.

Semenjak kedatangan virus corona pada awal tahun 2020, secara bertahap namun pasti, roda perekonomian negeri ini mulai tersendat, dan bahkan ada beberapa yang lumpuh total, kita bisa lihat di sekeliling, seberapa banyak UKM yang gulung tikar, meskipun ada yang bertahan dengan merubah cara dan proses penjualan, tetapi hal tersebut bukanlah sebuah jawaban, perekonomian tetap terseok-seok dan kerugian sekan menjadi suatu kepastian yang tidak dapat dihindari.

Selain banyaknya UKM yang gulung tikar, perusahaan-perusahaan raksasa yang telah melanglang buana di pasar internasional juga tidak dapat menghindari dampak corona, hal ini dapat kita lihat dari semakin banyaknya buruh dan karyawan yang di PHK, karena perusahan sudah tidak sanggup lagi memberikan gaji akibat penjualan hasil produksi yang turun drastis.

Sudah sama-sama kita ketahui jika kerugian-kerugian di bidang industri kecil, menengah, hingga industri raksasa terseok-seok semenjak corona bertamu, namun bagaimana dengan hal lainnya? Tentu  saja sama, hampir segala bidang dalam hal apapun terkena dampak. Mari lihat dunia pendidikan, anak-anak sekolah dan mahasiswa sudah berbulan-bulan tidak bisa belajar tatap muka secara langsung, memang ada solusi lain untuk hal ini, seperti belajar virtual, namun tentu saja tidak se_evektif di saat belajar dengan tatap muka secara langsung.

Kegiatan keagamaan juga tidak luput dari dampak corona, beberapa kegiatan keagamaan yang mengundang berkumpulnya banyak massa sempat dilarang, agar virus corona tidak semakin menular dari interaksi kerumunan tersebut.

Saat ini kita sudah sama-sama tahu dan mengalami bersama dampak buruk yang diakibatkan virus korona, virus corona tidak hanya memberikan dampak buruk pada dunia kesehatan, tetapi memberikan evek mengejutkan disegala bidang, seperti yang sudah di jabarkan pada paragraph-paragraph sebelumnya. Dengan adanya pendemi yang tidak bisa dihindarkan ini, maka kita dituntut agar berfikir lebih keras menemukan solusi dari setiap persoalan yang ada, agar kita bisa beradaptasi kemudian bertahan di tengah pandemi virus corona yang tidak ada seorangpun tahu kapan akan berakhir.

Sudah berbulan-bulan lamanya kita berdiam diri, dirundung ketakutan, di gerogoti kegelisahan. Dan sekarang sudah saatnya kembali berdiri, menggapai asa yang sempat terlupakan, mari bersama berbagi pemikiran untuk menemukan ide-ide baru, agar bisa bangkit kembali seperti sediakala, meskipun corona masih di depan mata.

Disaat pandemi ini kita memang di harapkan untuk mengurangi interaksi, agar bisa memutus rantai penyebaran virus, namun mengurangi interaksi bukan berarti harus menutup diri dan berhenti bersosialisasi, kita masih bisa saling memberi, tidak hanya dalam bentuk materi, namun bisa dalam berbagai bentuk, seperti ide-ide kreatif, menyebarkan semangat untuk bangkit bersama, dan jika saja memiliki sedikit kelebihan materi, maka alangkah baiknya kita menyempatkan diri untuk menyantuni mereka yang benar-benar membutuhkan, coba lihat di sekeliling, masih banyak saudara kita yang tidak memiliki apapun untuk di makan hari ini, barangkali dengan sedikit uluran tangan, semangat mereka bisa kembali terpacu untuk bertahan, pemikiran kembali jernih, karena mereka tidak merasa sendiri, sehingga mereka akan lebih kreatif dan  bijaksana dalam menghadapi pandemi.

Mungkin saja banyak diantara kita yang memiliki kelebihan, namun masih di rundung ketakutan untuk berinteraksi, sehingga keinginan untuk berbagi tertahankan, namun saat ini bukanlah zaman untuk berdiam diri, dan pasrah terhadap keadaan, ada banyak cara yang bisa dilakukan, seperti menggunakan jasa kurir melalui PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir atau yang lebih sering kita kenal dengan sebutan JNE. Melalui JNE kita bisa mengirimkan apapun kemanapun dan kapanpun, tanpa harus menuju lokasi secara langsung, dan yang pasti di setiap paket yang kita kirimkan ada kebahagian yang mendampingi, kebahagian bagi penerima paket karena mendapat kejutan dan rejeki, kebahagian kurir yang telah melaksanakan tugas dengan dengan baik, dan satu lagi, kebahagian yang tidak bisa di bohongi, kebahagian dari dasar jiwa pemberi yang pasti akan dia rasakan ketika melihat atau mendengar kabar penerima paket tersenyum girang atas kiriman tersebut.

Sekali lagi penulis ingin mengatakan, pandemi sudah lama datang dan menghantui, namun bukan berarti kita harus ketakutan dan menyiksa diri dari rasa takut yang di luar kendali, mari saling berbagi, memberi, menyantuni, agar kebahagian bisa bersemi, dan bersama-sama bangun dari keterpurukan yang takkan pernah pergi jika saja kita tidak berjuang menghadapi. Pemerintah sudah berjuang dengan apa yang mereka bisa, seperti dengan menerapkan kebijakan 3M, mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak, maka giliran kita yang berjuang dengan mengimplementasikan kebijakan pemerintah dalam kehidupan sehari-hari, agar mata rantai virus corona bisa terputus. Mari berjuang bersama, mari saling berbagi untuk sesama, dan mari berbahagia bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun