Mohon tunggu...
Syta Dwy Riskhi
Syta Dwy Riskhi Mohon Tunggu... Administrasi - Move

Simpel dan santai

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kupu-kupu yang Lumpuh

26 Juni 2020   06:11 Diperbarui: 26 Juni 2020   06:46 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
GNU Free Documentation License via Wikimedia

Ia masih dalam kepompong kala itu, hingga tiba saat dia lahir kembali dengan sosok yang baru. Sedikit demi sedikit ia berusaha keluar dari balutan kepompong. Ia tahu, sepasang mata memperhatikannya disana
___
Ia masih berproses, tanpa tahu tangan itu mulai mendekatinya. Rasanya balutan kepompong mulai renggang, ia akan segera keluar, terbukalah kepompong itu dengan mudah, ia senang tak perlu susah payah berusaha. Tangan itu yang membantunya keluar.
___
Bagia, dengan wujud baru, ia semangat mengepakkan sayap indahnya. Namun apa? Ia tak bergerak diudara, ia tak bisa terbang! Kenapa?! Ia sadar, seharusnya ia keluar sendiri tanpa bantuan siapapun, dia harus berhasil melewati lubang itu dengan sendiri agar sempurna prosesnya
___
Kini ia jadi kupu kupu yang lumpuh. Buah penantian tinggal lara
___
Adaptasi Puisi di lembar sampul LKS jaman SD (2004-2009) "Kupu Kupu Yang Lumpuh"

#Batang #Clapar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun