Mohon tunggu...
Siti WasilatulJannah
Siti WasilatulJannah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Relevansi Nilai Komunikasi Antar Budaya Dengan Kebudayaan Batu Menhir

11 November 2023   22:15 Diperbarui: 11 November 2023   22:17 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menhir di Museum Sri Baduga/Foto Pribadi

Zaman prasejarah merupakan pembabakan yang diberikan kepada suatu periode ketika manusia belum menggunakan tulisan sebagai alat komunikasi. Zaman prasejarah juga dikenal sebagai zaman praaksara. Istilah prasejarah digunakan untuk menyebutkan periode sejak munculnya manusia sampai munculnya tulisan sebagai alat komunikasi. Dengan demikian, prasejarah adalah masa kehidupan manusia sebelum mengenal tulisan.


Zaman prasejarah atau praaksara ditandai dengan manusia yang masih menggunakan batu dan logam sebagai teknologinya. Pada zaman prasejarah atau Praaksara terbagi kedalam dua zaman, yaitu zaman batu dan zaman logam. Zaman batu sendiri terbagi kedalam empat periode, yaitu zaman batu tua, zaman batu tengah, zaman batu muda dan zaman batu besar.


Dari keempat zaman batu tersebut menghasilkan suatu kebudayaan di setiap zamannya. Pada zaman batu tua (paleolitikum) menghasilkan suatu peralatan yang terbuat dari batu besar dan masih kasar. Peralatan tersebut seperti kapak perimbas dan alat-alat serpih. Pada zaman batu tengah (mesolitikum) menghasilkan suatu peralatan dari batu yang lebih kecil seperti mata panah. Pada zaman batu muda (neolitikum) dimana peralatan dari batu sudah mulai inovatif. Pada masa ini peralatan yang terbuat seperti kapak persegi dan kapak lonjong. Lalu pada masa batu besar (megalitikum) yang mana pada masa ini masyarakat sudah mulai percaya akan adanya tuhan. Pada zaman ini menghasilkan suatu peralatan dari bebatuan besar berupa menhir, dolmen dan kubur peti batu. Dimana peralatan-peralatan tersebut digunakan untuk persembahan kepada roh nenek moyang.


Dari keempat zaman batu tersebut, terdapat satu zaman yang menarik perhatian saya yaitu zaman batu besar. Dimana pada zaman tersebut bebatuan digunakan sebagai alat persembahan kepada roh nenek moyang. Salah satu peralatan yang menurut saya menarik perhatian pada zaman Megalitikum yaitu batu menhir. Dimana saat kita masih sekolah di pelajaran sejarah kita sering menjumpai materi mengenai barang-barang peninggalan prasejarah salah satunya yaitu batu menhir. Saat saya mengunjungi salah satu museum di Bandung yaitu Museum Sri Baduga batu menhir juga menjadi salah satu peninggalan yang ada di museum itu yang membuat saya tertarik. Dimana ternyata batu menhir memiliki latar belakang sejarah yang belum kita ketahui sebelumnya. Selain itu batu menhir juga memiliki relevansi dengan nilai budaya. Maka dari itu dengan ini kita dapat mengetahui nilai sejarah, fungsi, nilai komunikasi budaya yang dapat kita pelajari dari peninggalan prasejarah batu menhir ini.


Batu Menhir merupakan batu tegak atau batu yang didirikan tegak dan diletakkan dengan sengaja di suatu tempat untuk tujuan sebagai batu peringatan orang yang telah mati. Batu ini berasal dari Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Batu menhir dianggap sebagai media penghormatan, persembahan untuk roh nenek moyang melalui acara ritual dan sekaligus menjadi lambang kesakralan dan kesaktian lelu­hur. Hal tersebut terjadi karena masyarakat pada zaman itu menganggap bahwa nenek moyang yang telah mati, roh nya masih tetap hidup dan bersemayam di tempat yang tinggi. Maka dari itu batu menhir diletakan ditempat yang tinggi karena untuk menghormati roh nenek moyang dan batu tersebut bersifat sakral.


Berdasarkan pada ilmu komunikasi antar budaya, budaya bisa didefinisikan sebagai pola simbolik. Dimana pesan atau makna tidak hanya didapat dari komunikasi verbal melainkan bisa pula didapat dari simbol. Seperti hal nya batu menhir ini, batu menhir merupakan simbol penghormatan atau persembahan bagi roh nenek moyang. Pesan yang disampaikan tidak tersirat secara langsung namun pesan tersebut dapat dimengerti dari keberadaan dan bentuk dari batu menhir yang menyerupai nisan.


Selain itu berdasarkan pada orientasi nilai Kluckhohn dan Strodtbeck yaitu orientasi manusia dan alam. Dimana orientasi ini menyebutkan bahwa manusia itu tunduk pada alam, manusia sangat harmoni dengan alam dan alam merupakan penguasa. Dari orientasi ini dapat diketahui bahwa manusia percaya kekuatan hidup yang paling kuat berasal dari luar. Dimana bagi masyarakat asia kita hidup harus selaras dengan alam karena dengan alam kita dapat mengambil banyak keuntungan. Dengan begitu peninggalan-peninggalan prasejarah ini memiliki banyak kegunaan bagi manusia salah satunya yaitu batu menhir. Batu menhir sangat berguna bagi masyarakat zaman Megalitikum karena dengan batu menhir dapat digunakan sebagai sarana persembahan kepada roh nenek moyang yang menjadi kepercayaan masyarakat zaman Megalitikum saat itu.


Menurut nilai orientasi Kluckhohn dan Strodtbeck yaitu orientasi waktu yang mana orientasi waktu ini meliputi orientasi masa lalu, masa kini dan masa depan. Menurut orientasi masa lalu dalam suatu budaya pada masa lalu, sejarah, agama, dan tradisi sangatlah penting. Dimana pada suatu kebudayaan tidak dapat lepas dari yang namanya sejarah, agama, dan tradisi. Begitu Pula pada kebudayaan masyarakat Megalitikum yang mana pada zaman ini kebudayaan masyarakat ini melekat pada agama dan tradisi. Semua peralatan yang berada pada zaman ini dimanfaatkan untuk acara agama dan tradisi. Dimana pada zaman ini semua peralatan batu digunakan untuk persembahan dan penghormatan kepada roh nenek moyang yang mana hal ini sangat melekat pada nilai agama dan tradisi.


Berdasarkan fungsi dari benda peninggalan prasejarah zaman Megalitikum yaitu batu menhir terhadap sosial dan budaya, dimana batu menhir ini merupakan kebudayaan yang berasal dari masyarakat zaman Megalitikum. Yang mana kebudayaan ini sangat erat dengan nilai sosial pada zaman itu. Dimana masyarakat pada zaman itu sangat percaya akan roh nenek moyang. Dengan keberadaan batu menhir ini dapat mempertahankan nilai budaya dan nilai sosial yang ada pada zaman tersebut.


Relevansi nilai budaya benda peninggalan prasejarah batu menhir pada masa kini yaitu sebagai pembelajaran kita terhadap budaya-budaya yang ada pada masa lalu. Dengan masih adanya peninggalan batu menhir di zaman sekarang dapat digunakan sebagai alat penelitian, pendidikan, pajangan di museum dan sebagai makam. Salah satu nya di Museum Sri Baduga ini batu menhir dimanfaatkan sebagai salah satu pajangan di museum tersebut. Dengan adanya kebudayaan batu menhir pula kita menjadi lebih menghargai benda-benda peninggalan zaman lalu. Kita juga dapat lebih menghargai suatu kebudayaan yang mana pada zaman sekarang masih banyak pula suku yang masih percaya akan keberadaan roh nenek moyang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun