Mohon tunggu...
Syrillus Krisdianto
Syrillus Krisdianto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Jambi

Suka berdiskusi, bermusik dan otomotif

Selanjutnya

Tutup

Roman

Realitas Mati Muda

1 November 2023   14:45 Diperbarui: 1 November 2023   14:55 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Roman. Sumber ilustrasi: pixabay.com/qrzt

Hidup adalah perjuangan!. Begitu yang ditulis Ahmad Dhani dalam lagunya yang dirilis Tahun 2000 dalam Album Bintang Lima. Hidup berjalan tidak mulus, pasti selalu ada rintangan. Maka dari itu, teruslah berbuat baik. Sepenggal kalimat ini juga tersirat di Alkitab. Satu pertanyaan besar muncul, bagaimana realitasnya? tentu hal ini harus direnungi dan dikupas secara seksama.

Mati Muda adalah sebuah istilah yang harus dipahami dengan substansi yang jelas dan tajam. Momen ini jangan disalah artikan dengan kasar, namun harus dipahami dan direnungi dengan hati. Momen ini bisa diartikan mati secara batiniah, namun jiwa dan raga terus hidup dan menjalani perziarahan di dunia. Karakterisik momen ini akan dialami semua kaum muda, dan hal ini tak bisa ditepis dan dielakkan. Ada banyak faktor-faktor yang menjadikan ini semakin nyata dan hadir disetiap kehidupan kaum muda, seperti idealisme yang terpatahkan dengan realitas.

Kaum muda memiliki keistimewaan, yaitu panjang umur karena idealisme. Namun disatu sisi juga hancur karena dihantam oleh realitas kehidupan yang kejam. Dalam tulisan ini, saya teringat sepenggal kata "Idealisme adalah Kemewahan yang dimiliki Kaum Muda" begitulah kurang lebih sepenggal kata yang diucapkan oleh Tan Malaka sewaktu muda.

Namun, realitas pada akhirnya mengikis idealisme kaum muda, baik itu karena kehidupan, usia, ataupun hal-hal yang tidak saya sebutkan dalam tulisan ini. Kaum muda pada akhirnya terpaksa mengambil jalur-jalur pragmatis, dan ini nyata adanya. Didalam momen ini kaum muda akan mengalami mati muda, dan akan bangkit kembali dengan semangat dan spirit yang lebih menyegarkan. Kaum muda akan pesimistis dalam fase ini. Sepenggal kata yang diucapkan Soe Hok Gie dalam buku Catatan Seorang Demonstran, akan dipegang teguh oleh kaum muda, yang berbunyi "Kita tidak pernah mempertaruhkan apa-apa, maka kita tidak akan memenangkan apa-apa." Akhir Kata, teruslah semangat untuk kaum muda, berikanlah hal-hal terbaik, terutama saat ini kamu sedang melakukan perziarahan di dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun