Mohon tunggu...
Synne Lulla
Synne Lulla Mohon Tunggu... lainnya -

Puisi tatanan bait, yang bersyair indah berdasarkan hati, ide dan semua inspirasinya. Sebagai gambaran diri aktualisasi hati. Salam manis. Folow me Instagram @ngepuisi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rumah Kenangan

21 Januari 2014   19:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:36 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13903054421633630510

[caption id="attachment_317312" align="aligncenter" width="276" caption="rumah adat"][/caption]

Di jalanan aku temukan petualangan grusa-grusu yang berjalan seolah tak tau aturan,

Aku tahu dan seketika sadar kembali,

Terlahir darimu mencintaimu seucap makna beribu rasa suka.

.

Meski rinduku berkelana,

Kau tempat pulangnya.

Meski rinduku berkelana,

Kau tetap dalam setia.

.

Senyummu kebahagiaan paling mulia,

Kedamaian maha sempurna.

.

Puisi adalah,

Jalan terbaik untuk mengabadikan setiap kenangan hidupku yang kau saksikan.

.

Ada yang menari-nari dalam kata-kata,

Menangis dalam renungan,

Semua ialah cinta.

.

Sebab kamu ialah sabda Tuhan yang aku puisikan,

Tempat berteduh ternyaman yang aku punya.

.

.

Kini,

Puisiku lupa aksara,

Mati sendiri dimakan sepi,

Ketika engkau hendak diputuskan renovasi.

.

.

Aku kalah dalam hening masa lalumu,

Di puisiku, kamulah keramaian yang bicara sepi.

.

Dengan itu aku bersaksi,

Jasadku menjelma bait-bait puisi, memuisi, memuasi hati.

.

.

*image atjehlink.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun