Mohon tunggu...
Synne Lulla
Synne Lulla Mohon Tunggu... lainnya -

Puisi tatanan bait, yang bersyair indah berdasarkan hati, ide dan semua inspirasinya. Sebagai gambaran diri aktualisasi hati. Salam manis. Folow me Instagram @ngepuisi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rindu yang Merapat

22 Februari 2014   04:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:35 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku menciptakan panggung sendiri,

Dari risalah hati yang diruntuhkan kenangan

Lalu kesunyian kumainkan dalam sebagai peran

.

Pada selembar foto di tangan

Kecupan rindu mendarat deras pudarkan warnanya

sepudar itulah harap kepercayaanku akan pertemuan kita

.

Kukira,

Air mata tak sepedih ini

Perihnya tak bisa kuakhiri

Kuawali dengan mengasah belati

akan kubunuh dengan keji atas segala sepi

.

Di palung hati terdalam

Kidung asmara mendengung

Melawan ragu yang kejam menikung

Lantar jumpa lama dibendung kerinduan terpasung

.

Rindu yang merapat ini

Aku pulangkan saat kening tak berjarak dengan sajadah

.

Sederhana ya?

Begitulah cara kita bercengkrama

.

Image exofanfictionindonesia.wordpress.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun