.
Rindu adalah tabah,
Meski air mata tumpah,
Cinta tak mengenal lelah, hingga tubu rebah.
.
Candu ku tanam dalam dada,
Ikhlas ialah setelah kita berusaha,
Lantas, Marilah kalahkan takdir dengan doa.
.
Membangun,
Sajak air mata dari luka,
Lukanya mata air cinta,
Cinta kita,
Ditempa dewasa.
.
Sajak cinta dari air mata,
Mata airnya cinta,
Kita dewasa bersamanya luka.
.
Pada bait sederhana,
Kita menerjemahkan luka,
Menjadi yang tak lagi nestapa.
.
Akar ini sudah cukup kuat untuk bertahan,
Jangankan air,
Kuda besi pun tak dapat mencabutnya.
.
Aku rela menjadi karang di kedalaman hatimu,
Tumbuh tenang bersama kesedihanmu,
Tak kenal waktu,
Kau memuja rindu,
Dihamparannya kau mencoba lelapkan duka.
.
Akupun mecoba tak berduka,
Rindu membuatku tertawa,
Pada segala luka,
Sepi ini adalah bahagia.
.
Kamu sebuah kata sederhana,
Melahirkan cinta, menyempurnakan kita, sempurna pula bahagia.
.
Pergilah kau kepedihan,
Sebagai manusia biasa bukankah aku juga berhak bahagia?
.
. image oviesstory.blogspot.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H