Mohon tunggu...
Synne Lulla
Synne Lulla Mohon Tunggu... lainnya -

Puisi tatanan bait, yang bersyair indah berdasarkan hati, ide dan semua inspirasinya. Sebagai gambaran diri aktualisasi hati. Salam manis. Folow me Instagram @ngepuisi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Embun Itu Pasrah

31 Desember 2012   00:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:46 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lagi-lagi embun pagi itu membawa kembali ke masa silam, sepeda hanya di tuntun, sedang kita berjalan beriringan di sepanjang jalan

Embun itu tak bisa lari, air mata tak bisa menggantikannya, mencoba berteman dengan angin, berharap sepoi tak menjatuhkannya

Kumbang haus menghampirinya, berseteru dg mata para petualang, embun itu harus pasrah, ketika salah 1 dari mereka menghisapnya,

Kaulah kumbang pengecup serbuk bunga ditaman, tanpa kau sadari setelahnya ia lalu berguguran.

Akhirnya embun itu hilang........

Para kumbang bersedih rindu kilaunya, berharap hujan pagi datang, sisakan embun baru,tuk dihisapnya kembali..

Aku seakan-akan digantung di jembatan angan. bermain tali dari bayangan.

Tubuhku menggigil masih terus gemetaran, diterpa badai embun pagi ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun