Mohon tunggu...
Synne Lulla
Synne Lulla Mohon Tunggu... lainnya -

Puisi tatanan bait, yang bersyair indah berdasarkan hati, ide dan semua inspirasinya. Sebagai gambaran diri aktualisasi hati. Salam manis. Folow me Instagram @ngepuisi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bercerai...

22 Januari 2014   19:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:34 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

.

Senyummu,

Adalah mata air ribuan puisi,

Sapamu bisikkan angin pagi,

Dan hatimu muara yang belum juga tersinggahi.

.

Suka yang akhirnya berakhir pada cinta,

Kemudian melahirkan anak-anak rindu,

Yang aku tak tahu,

Aku harus menghentikannya dengan cara apa?

.

Yang aku tahu,

Cinta ini setiap harinya terus beranak pinak,

Melahirkan rindu-rindu yang terus mencacau temu akanmu.

.

Bayangkan saja,

Seperti apa gilanya aku,

Jika anak-anak rindu ini kau acuhkan,

Dan tak pernah kau hadiahkan kisah temu.

.

Dimana dia yang memaksa senyum dalam gurat duka?

Mengapa menanti pagi mengobati luka?

Datanglah, disini merayakan senja.

.

Seandainya merasakan kehilangan juga dapat direkayasa,

Pasti akan ada banyak air mata yang tumpah,

Dan senyuman tabah entah bersembunyi dimana,

.

Diatas segala luka yang kita bina,

Secuil haru harusnya Nampak dihatimu,

Betapa besar istana cinta yang pernah kita ciptakan.

.

Setahun berlalu,

Tak lagi kudengar syair merdu pada bibirmu,

Tak lagi kubaca puisi dimatamu,

Pergimu tinggalkan sunyi,

Akulah sepi.

.

Beberapa kata yang hendak kusempurnakan kisahnya,

Kini berhenti disebuah koma,

Saat kenyataan pahit,

Harus tetap kutelan.

.

Kita buntu,

Kita kalut berkalut emosi.

.

Dengan berat hati,

Kita tercerai dengan kesempurnaan sakitnya hati.

.

.

*image weddings.about.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun