Kembali ku datang dengan alunan merdu surgawi..
Mengajakmu untuk sedikit menari di malam sunyi..
Merangkai mimpi yang sudah terikat rapi di pelukan jemari..
Menanti hari esok yang akan menjadi realita yang abadi..
Kembali ku datang di musim gugur..
Menemani daun yang turun untuk bertemu tanah gersang..
Membiarkan ranting itu kurus tanpa keindahan..
Hingga mengering menjadi kayu yang terbakar..
Kembali ku datang dengan harapan..
Membawamu pergi melalui setapak yang sepi..
Merangkai selangkah demi selangkah di jalan menuju surga..
Berharap kau menemani sampai raga tak lagi punya nyawa..
Kembali ku datang namun tak membawa luka..
Aku hanya menggenggam sebongkah sajak indah..
Dan berharap kau merangkainya menjadi sebuah rasa yang indah, Cinta.
Kemarilah..
Aku hanya sebongkah sajak indah namun tak bernyawa..
Aku membutuhkan nafas dari senyuman manis bidadari..
Hingga sajak ini takkan mati, dan hidup sebagai satu kesatuan puisi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI