Mohon tunggu...
Sylvia Sirait
Sylvia Sirait Mohon Tunggu... -

Skeptis, bebas, dan mau belajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pacaran - Menikah

8 Desember 2010   10:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:54 727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bicara soal cewe, cowo, pacaran, cinta dan hal-hal yang terkait dengan itu memang tak ada habisnya. Biasanya kalau saya dan teman-teman saya sudah  ngumpul, topik yang hampir pasti dibicarakan adalah tentang cowo. Entah kenapa ketika ngomongin cowo, yang tadinya lemes dan ngaku agak nggak enak badan langsung jadi segar bugar. Yang tadinya males-malesan dan nggak semangat, tiba-tiba langsung on dan semangat empat lima. Temen saya yang satu bilang kalo dia lagi naksir sama satu cowo. Yang lain bilang kalo dia lagi galau. Yang satunya lagi bilang kalo dia lagi sebel sama cowonya. Saya sendiri lebih sering jadi pendengar yang baik dan budiman.

Saya bertanya-tanya, kenapa banyak orang tetap mempertahankan pasangannya walaupun sudah disakiti berkali-kali. Kenapa juga orang-orang tetap melanjutkan hubungannya walaupun sudah tidak cocok satu sama lain. Sebentar-sebentar berantem, terus baikan lagi. Sebentar-sebentar putus, terus jadian lagi. Saya sendiri sebenernya bosen mendengar curhatan temen saya yang selalu bilang cowonya selalu menyakiti hatinya. Dalam hati saya bilang 'PUTUSIN AJA!!!'. Tapi karena saya juga cewe, jadi saya mengerti bagaimana perasaan temen saya. Saya lebih banyak menjadi pendengar yang baik dan budiman, karena saya tahu ketika curhat umumnya cewe tidak butuh masukan, dia hanya butuh seseorang untuk mendengar apa yang dia rasakan.

Banyak temen saya yang pengen banget pacaran, pengen ada yang memperhatikan. Pada umumnya, cewe memang senang diperhatikan. Banyak cewe yang haus akan kasih sayang. Jadi, kalau ada cowo yang datang ke dalam kehidupannya atau bisa dibilang mendekatinya, maka mayoritas cewe akan merasa senang atau mungkin bangga. Jadi, hampir pasti semua cewe ingin pacaran. Masalahnya adalah banyak yang menyalahartikan tujuan pacaran. Pacaran dianggap sebagai suatu proses pengenalan karakter pasangan. C'mon guys. Memangnya kalau tidak pacaran, tidak bisa mengenal karakternya. Lantas, kalau sudah mengenal karakter pasangan, what's next? Banyak yang bilang, ya kalau udah kenal dan cocok, pikirin ke tahap yang lebih serius lagi. Saya pikir, itulah yang membuat banyak pasangan yang putus hubungan, cari pasangan yang lain lagi, putus lagi, dan begitulah siklusnya. Kenapa bisa begitu? Ya sederhana saja, kalau seandainya pada saat pacaran, kita merasa ga cocok, yah lebih baik putus. Terus, kita akan cari orang lain, pdkt, pacaran. Kalo ga cocok, putus lagi. Kalo cocok, yuk ke tahap yang lebih serius.

Saya rasa, sebelum kita pacaran, hal yang paling penting untuk dipikirkan adalah untuk apa saya pacaran, apa tujuan saya berpacaran. Idealnya, apapun yang kita lakukan harus punya tujuan, kan? Kalau tidak punya tujuan, berarti apa yang kita lakukan adalah sia-sia. Yang saya pahami, pacaran adalah tahap pranikah. Jadi tujuan pacaran adalah untuk menikah, bukan untuk saling mengenal  dan juga bukan untuk dapat status. Pacaran tidak sekadar cocok tidak cocok. Pacaran tidak sekadar untuk mengenal karakter pasangan. Pacaran tidak sekadar status in relationship with. Pacaran itu bicara soal komitmen, visi dan tanggung jawab. Ketika ingin pacaran, pastikan terlebih dulu, kalau kita punya komitmen untuk serius. Jadi, komitmen muncul di awal, bukan setelah pacaran. Visinya sudah jelas, untuk menikah. Dan ketika menjalani hubungan pun harus penuh dengan tanggung jawab. Namun, saya tidak bilang ketika kita punya ketiga hal ini, kita akan pasti menikah dengan pasangan kita. Tidak sama sekali. Kita hanya berusaha sebaik mungkin. Selebihnya itu urusan Tuhan.

Sebenarnya, kenapa sih kita harus mengenal dengan baik seseorang sebelum kita memutuskan untuk berpacaran dengannya? Mungkin, kita sering mendengar atau mengalami sendiri hal berikut ini. "Entah kenapa, dia berubah akhir-akhir ini. Sikapnya nggak seperti dulu lagi. Waktu pdkt aja, dia perhatian. Sekarang, udah jadian dia jadi cuek. Dia nggak seperti yang kukenal dulu." Benarkah dia berubah? Atau jangan-jangan sebenarnya Andalah yang tidak mengenal dia dari awal. Menurut saya, cara yang terbaik untuk mengenal seseorang adalah dengan menjadikannya sahabat baik kita. Mungkin banyak cewe yang bilang, kalau cowo lagi pdkt pasti hanya menunjukkan yang baik-baik saja. Begitu pun cewe, akan jaim di depan cowo. Saya jadi bertanya-tanya, gimana kita bisa kenal kalo masing-masing kita pake topeng? Pernah nggak terpikirkan to marry our best friend? Kita bisa ngakak di depan sahabat kita tanpa takut muka kita kelihatan jelek. Kita bisa kentut (maaf) di depan sahabat kita, tanpa rasa malu. Dan akhirnya, kita bisa menghabiskan seluruh hidup kita bersama orang yang sudah kita tahu baik buruknya jika kita menikah dengan dia. Saya rasa itu akan jadi hal yang paling membahagiakan.

Ok, saya hanya bisa membagikan sedikit tentang pandangan saya. Setuju atau tidak setuju, itu hal yang lumrah. Jujur, sebenarnya saya ini JOROK alias JOmblo sejak oROK (padahal umur sudah 20 tahun) . Hahahaha...Tapi saya juga tidak terburu-buru. Saya selalu berdoa kepada Tuhan seperti ini:

"Ya, Tuhan...Siapapun yang nantinya menjadi pasangan hidupku, bentuklah dia, proses dia, pertajam visinya. Dan jadikanlah aku menjadi pasangan yang sepadan dengannya. Sehingga, ketika kami nanti bertemu, kami bisa sama-sama mengerjakan visi-Mu. Amin"

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun