Mohon tunggu...
Sylvia Andaresta
Sylvia Andaresta Mohon Tunggu... Mahasiswi -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Untuk Apa dan Kapan Beretika Seharusnya Dimulai?

2 Juli 2018   05:12 Diperbarui: 2 Juli 2018   06:58 909
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Etika merupakan isu hangat yang tidak habis habisnya, seiring berkembangnya teknologi dan kehidupan manusia perubahan dari etika semakin jelas dan perlu adanya perhatian. 

Saat ini cukup banyak kasus pelanggaran etika dalam berbagai bidang baik bisnis, maupun etika sosial. Terutama dalam etika bisnis masih banyak pelanggaran yang tidak terkendali oleh perusahaan maupun individu yang menjalaninya,banyak contoh nyata yang terjadi terkait pelanggaran etika seperti isu yang banyak dibicarakan yaitu PT Freeport yang melakukan pelanggaran hak normatif diskriminasi gaji para pekerjanya, atau kasus korupsi yang dilakukan beberapa oknum  FIFA. 

Dari isu-isu pelanggaran yang ada seharusnya menjadikan kita kritis apa yang salah sehingga mereka/oknum tertentu melakukan hal tersebut.

Seperti yang kita ketahui etika berarti watak atau kebiasaan, cara bergaul, berperilaku yang baik. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, etika adalah Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral. 

Pada dasarnya setiap manusia dilahirkan dengan nilai-nilai kehidupan yang mengarah kepada etika, namun pertanyaannya mengapa masih banyak pelanggaran etika yang terjadi? 

Baik pelanggaran dalam dunia bisnis ataupun secara umum, etika tidak dapat di pisahkan dengan individu walaupun ia bergabung dalam suatu organisasi bisnis yang menjunjung tinggi suatu etika dalam perusahaannya etika tetap mutlak dari dalam diri seseorang, seperti yang sudah disebutkan seseorang pada dasarnya dilahirkan dengan nilai-nilai kehidupan.

Namun hal tersebut dapat berubah seiring pertumbuhan dan perkembangan seseorang melalui pengalaman, pergaulan dan pendidikan yang diperolehnya, karena etika mengarah pada pola perilaku yang terbentuk dalam diri seseorang.

Perilaku yang terus diulang-ulang, makin lama makin tertanam dalam diri, lalu menjadi kebiasaan dan menjadi suatu sifat dan menjadi bagian dari kepribadian. Untuk itulah etika mempengaruhi kepribadian seseorang. 

Kepribadian dibentuk sejak kita kecil melalui keluarga dan berkembang melalui pendidikan dan pergaulan dalam kehidupan kita, dalam hal ini kita akan melihat bagaimana pengaruh keluarga dan pendidikan itu penting dalam segala aspek terutama etika, mungkin kita tidak dapat mengatur bagaimana sebuah keluarga menanamkan etika dalam anggota keluarganya, namun sudah dapat dipastikan keluarga yang "baik" tentu akan mengajarkan dan menginginkan anggota keluarganya beretika baik. 

Oleh karena kita tidak dapat ikut campur dalam kehidupan keluarga seseorang kita akan melihat bagaimana pengaruh pendidikan terhadap etika seseorang dalam kehidupannya. Sekolah merupakan lembaga pendidikan setelah keluarga, sekolah juga merupakan tempat dimana setiap orang dipertemukan dengan berbagai macam perbedaan dari individu yang ada. 

Di Indonesia sendiri dalam meningkatkan SDM yang memiliki pengetahuan yang luas dan beretika pemerintah memiliki perhatian khusus dengan memberikan 20% dari APBN hanya untuk pendidikan di Indonesia, terbukti jelas bahwa pendidikan merupakan hal yang penting, bagaimana keterkaitan pendidikan yang diketahui secara umum  mempelajari Matematika, sains, bahasa, terkhusus di Indonesia yang lebih menitikberatkan kemampuan kognitif seorang murid. 

Padahal pendidikan yang sangat penting adalah pendidikan etika, di Indonesia sendiri pendidikan etika mulai di perhatikan, salah satunya dengan menambah mata pelajaran dan kuliah baru yaitu etika, namun hal tersebut belum terlihat efektif dalam aspek kehidupan beretika. 

Dimana pendidikan etika lebih banyak dan terlihat jelas dalam dunia perkuliahan dan sekolah tingkat atas dimana manusia didalamnya sudah lebih dahulu memiliki karakter yang sudah tertanam dalam dirinya, memang dari awal pendidikan dimulai etika secara implisit ada seiring dengan berlangsungnya proses pembelajaran. 

Bukanlah sebuah kesalahan menambahkan pembelajaran etika di tingkat atas hingga perguruan tinggi, namun dari berbagai penelitian dan memang tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan karakter terutama etika harus diajarkan dengan jelas dalam kurikulum sejak usia dini sampai tingkat perguruan tinggi bahkan sepanjang kehidupan kita. 

Lingkungan memegang peran penting dalam pembentukan etika dimana akan selalu bersosialisasi dengan lingkungannya seorang yang memiliki etika yang berakar dalam dirinya tidak akan mudah terbawa arus negatif karena hal tersebut telah menjadi kebiasaan dan pola perilaku yang melekat sehingga dapat memilah antara hal yang baik dan buruk. 

Berbicara mengenai pendidikan dalam pembentukan etika mungkin sebagian besar kita mengetahui bagaimana keadaan pendidikan di Indonesia hingga pemerintah memberikan perhatian khusus, oleh karena itu bukanlah hal yang salah jika kita membandingkan negara kita dengan negara yang memiliki masyarakat yang beretika tinggi untuk menjadi ajuan dan introspeksi bagi negara kita. 

Dapat kita lihat kemajuan Jepang yang semakin hari semakin tersorot akan teknologi, ekonomi dan masih banyak lagi hal tersebut merupakan hasil dari kedisiplinan dan etika tinggi yang mereka miliki.

Kita memang tidak dapat membandingkan infrastruktur dan kelengkapan lain yang mendukung kemajuan mereka tapi kita dapat bercermin bagaimana kesadaran mereka, bagaimana pendidikan etika memang penting dan di ajarkan sejak usia dini, berbeda dengan di Indonesia pada sekolah tingkat dasar siswa dituntut memiliki kemampuan kognitif dengan konsep hafalan dalam pembelajarannya.

Sedangkan di Jepang pada tingkat dasar anak-anak diajarkan bagaimana beretika yang baik, disiplin dan mengenal lingkungan dan bersosialisasi hal tersebut dikarenakan mereka sadar bagaimana etika mempengaruhi seluruh aspek kehidupan dimasa yang akan datang, sekaya dan secerdas apapun manusia yang ada dalam suatu negara jika tidak memiliki etika yang tinggi tidak akan ada kemajuan dalam negara tersebut.

Dari pemahaman dan contoh yang didapat seharusnya kita sebagai generasi yang akan melanjutkan keberlangsungan negara ini memiliki kesadaran yang lebih untuk memiliki etika yang tinggi sebagai individu dan akan lebih baik jika kita dapat melibatkan orang lain untuk memiliki etika yang tinggi, begitu juga dalam pendidikan mungkin kita semua bukanlah berprofesi sebagai pendidik.

Namun sebagai orang-orang akademisi yang sebenarnya sudah memiliki pemahaman lebih mengenai beretika apalagi dengan penambahan mata pelajaran atau pun mata kuliah etika yang memperluas pemahaman bagaimana seharusnya kita menentukan dan membedakan mana yang baik dan mana yang buruk dalam memutuskan sesuatu, untuk itu etika individu merupakan dasar dari seluruh etika, baik etika bisnis, etika sosial dan berbagai bentuk etika lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun