Botekan (08/08/2023) Masalah tumpukan sampah yang semakin meresahkan dan tercemarnya lingkungan di Desa Botekan telah memicu langkah inovatif dari Tim II KKN Universitas Diponegoro Tahun 2022/2023. Melalui program multidisiplin "Pemilahan Sampah dan Pemberdayaan BUMDes Berbasis Circular Economy," langkah konkret dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. Berdasarkan latar belakang dari situasi yang ada, program ini bertujuan untuk mengubah pola pikir masyarakat sekaligus menciptakan dampak positif dalam mengelola sampah.
Ditutupnya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Pemalang telah menimbulkan konsekuensi serius di Desa Botekan. Sampah yang semula dibuang di TPA Pemalang kini menumpuk di desa, mengancam kesehatan masyarakat serta kelestarian lingkungan. Desa Botekan juga menghadapi dampak negatif dari pencemaran dan degradasi lingkungan akibat tumpukan sampah yang semakin tak terkendali. Â Dalam upaya mengatasi persoalan tersebut, Tim II KKN Undip Tahun 2022/2023 bekerjasama dengan Perangkat Desa Botekan, dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Botekan mengambil langkah kreatif dan holistik. Pelaksanaan program "Pemilahan Sampah dan Pemberdayaan BUMDes Berbasis Circular Economy" diimplementasikan sebagai solusi terpadu dengan melibatkan berbagai pendekatan, seperti sosialisasi, edukasi, serta praktek nyata dalam mengelola sampah. Â Program ini diawali dengan kampanye sosialisasi kepada warga desa. Masyarakat diajak untuk berpartisipasi aktif dengan membayar iuran sebesar 20 ribu rupiah per bulan untuk pengangkutan sampah. Sampah-sampah ini kemudian diangkut dan dibuang dengan aman ke TPA Kajen. Langkah ini bertujuan untuk membantu meminimalisir tumpukan sampah di desa sekaligus memastikan sampah terkelola dengan baik. Â Tidak hanya itu, masyarakat juga diberikan edukasi tentang pentingnya pemilahan sampah. Sampah organik diolah menjadi pupuk kompos yang dapat memperkaya kesuburan tanah, sedangkan sampah anorganik khususnya botol bekas, diubah menjadi kerajinan pot untuk tanaman hias. Pendekatan ini bukan hanya membantu mengelola sampah dengan lebih baik, tetapi juga memberikan peluang ekonomi baru bagi masyarakat. Â Respon masyarakat terhadap program ini sungguh menggembirakan. Dalam sosialisasi dan edukasi yang diadakan, warga Desa Botekan menunjukkan antusiasme yang tinggi. Mereka secara aktif berpartisipasi dalam diskusi, tanya jawab, dan praktik pemilahan sampah. Keterlibatan ini mencerminkan bahwa masyarakat memiliki kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan dan menciptakan dampak positif melalui aksi nyata. Â Salah seorang warga, Ibu Siti, menyatakan, "Saya merasa senang bisa ikut berkontribusi dalam mengelola sampah di desa kita. Selain itu, belajar membuat kerajinan dari botol bekas juga menjadi kegiatan menarik bagi saya."Â
Program "Pemilahan Sampah dan Pemberdayaan BUMDes Berbasis Circular Economy" ini menjadi contoh nyata bagaimana inovasi dan pendekatan multidisiplin dapat membawa perubahan positif dalam pengelolaan sampah dan pemberdayaan ekonomi lokal. Diharapkan bahwa langkah ini akan menjadi model inspiratif bagi desa-desa lain dalam upaya menjaga kebersihan lingkungan serta mengoptimalkan potensi sumber daya yang ada. Â Dengan semangat antusiasme dan keterlibatan warga yang terus berkembang, Desa Botekan bergerak maju menuju masa depan yang lebih bersih, hijau, dan berkelanjutan. Program ini membuktikan bahwa dengan kesadaran bersama dan tindakan nyata, masyarakat desa dapat menjadi agen perubahan untuk lingkungan yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H