Mohon tunggu...
Sylvia Nailuvary
Sylvia Nailuvary Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Lifelong learning

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kepemimpinan Perempuan dalam Dunia Pendidikan

16 Juni 2024   10:57 Diperbarui: 16 Juni 2024   12:36 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Perempuan berbicara di podium (Sumber: Kompas.com)

Jika kita melihat istilah kepemimpinan dari banyak teori tidak hanya menolak peran perempuan dalam dunia pendidikan, tapi juga pengaruh bias gender dan bentuk asumsi yang tidak tepat terkait dengan peran gender dalam organisasi. Namun hal ini justru mengalami GAP pada era saat ini, yang mana tidak sedikit perempuan memiliki kedudukan strategis pada dunia pendidikan.

Aspek kepemimpinan yang dipandang 'feminin' yang dimiliki perempuan justru efektif dalam memberdayakan orang lain dan memiliki kemampuan komunikasi yang baik dengan para staf maupun para siswa. Istilah model kepemimpinan ini disebut dengan kepemimpinan yang edukatif dan transformatif.

Kepemimpinan adalah kemampuan untuk memengaruhi tindakan orang lain untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Teori kepemimpinan memiliki manfaat untuk setiap pemimpin dalam menjalankan peran sebagai pemimpin pendidikan. Peran pemimpin pendidikan menurut Kemendikbud No. 162/U/2003 tentang Guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah dan Permendiknas No. 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah, bahwa pemimpin pendidikan yakni sebagai orang yang memiliki Personnal, Educator, Administrator, Supervisor, Social, Leader, Entrepreneur, and Climator yang disingkat dengan PEMASSLEC.

Pada abad ke 21 bahwa ciri ciri kepemimpinan pendidikan (Kepala Sekolah) yang efektif (Usman, 2013) yaitu:

  • Kepemimpinan yang dimulai dengan intropeksi terhadap diri sendiri terlebih dahulu;
  • Kepemimpinan yang jujur, serta membela kebenaran;
  • Kepemimpinan yang mampu mendengarkan suara guru, tenaga kependidikan, siswa, wali murid, dan anggota komite sekolah;
  • Kepemimpinan yang menciptakan visi yang realistis sebagai milik bersama;
  • Kepemimpinan yang percaya akan data yang akurat;
  • Kepemimpinan yang memberdayakan dirinya dan stafnya serta mau berbagi informasi
  • Kepemimpinan yang melibatkan seluruh civitas academica yang ada di sekolah.

Efektivitas dalam kepemimpinan  adalah yang memiliki kemampuan public speaking yang baik, visioner dalam mengembangkan lembaga pendidikanya, memiliki jiwa yang berwibawa, kemudian tegas dalam mengambil keputusan, berani dalam mengambil langkah untuk kemajuan lembaga pendidikan, ramah dan santun akan sikapnya, cerdas, serta konsisten dalam mengembangkan profesionalnya secara berkelanjutan.

Penelitian yang berkaitan dengan kepemimpinan perempuan dalam dunia pendidikan seperti kepala sekolah perempuan yang berada di Amerika Serikat, Australia, Inggris Raya, Kanada dan Selandia baru telah menunjukkan bahwa perempuan mampu bekerja secara koperatif dan memberdayakan para team worknya secara efektif (Bush, Tony dan Marianne Coleman, 2012). Hal ini telah menunjukkan bahwa perempuan memiliki kemampuan dalam leadership yang baik.

Jika kita melihat di Indonesia saat ini, juga tidak sedikit perempuan yang menjabat sebagai Kepala Sekolah, Rektor, dan yang memiliki kedudukan strategis di lingkungan Dinas Pendidikan maupun Kementerian Pendidikan. Karena mereka memiliki kualifikasi maupun kemampuan kepemimpinan yang memadai dan dapat memberikan dampak positif untuk kemajuan lembaga pendidikan.

Sumber:
Bush, Tony dan Marianne Coleman. 2012. Manajemen Mutu Kepemimpinan Pendidikan. Jogjakarta: IRCISoD.

Northouse, Peter G. 2013. Kepemimpinan. Jakarta: Indeks.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun