Mohon tunggu...
Sylvia Octavianti
Sylvia Octavianti Mohon Tunggu... Guru - Guru Pebisnis dan Content Creator

Beauty, Brain, Behaviour, & Fabulous

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Love Summer In London

16 September 2014   03:19 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:35 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Kring … Kring …” Hari itu summer ketiga di bulan agustus, aku terbangun dengan suara telepon yang membuatku pusing.

“O come on, Its only eight o’clock” ucapku sambil mengerutkan wajah

“Allo, who is there ?” aku menjawab telepon yang sangat menjengkelakan itu

“Sylvia … lets wake up, the show begins soon …!!!” sambil berteriak Martin menjawab responku. Martin adalah sahabat plus rekan kerjaku di kantor. Aku seorang jurnalis Haute Muse, majalah fashion di London.

“Ow, what’s a show ?” Tanyaku masih rada bingung

“The Mark Fast Show, Eleven O’clock” dengan sebal Martin menjawabku

“OMG, okay, I’m ready to go now …, I’ll be there a half eleven, don’t worry !!!” langsungku tutup telepon yang membuatku pusing itu, dengan bergegas aku bersiap-siap. Untung aja pakaian yang mau aku pakai nanti, sudah aku siapkan. Hari ini adalah hari aku sebagai eksekutif jurnalis untuk menghadiri fashion show Mark di  30 St. Mary Theater.

Jam menunjukkan pukul 10 tepat, dan aku baru selesei semuanya. Highheels hitam rancangannya Manolo Blanic, Gaun pendek biru elegannya  Freire, Saffiano hitam milik Prada, Gelang berliannya Hermes, terakhir pada rambut panjangku dengan belahan samping dan sentuhan ikal di bagian bawah, sederhana tapi elegant, hmmm Love it. Setelah melihat penampilanku untuk ke sekian kalinya di cermin, aku langsung mengambil kunci Audiku  (panggilan sayangku ke mobilku) dan pergi.

Pukul 10.45, aku baru tiba di parkiran, dengan tergopoh-gopoh aku berlari dari audiku ke lift.

“Braaaaaannnngggg” aku menabrak seseorang, dan kami terjatuh

“Sorry …” ucapku sambil melihat ke arah orang yang ku tabrak dan WOW, so cute …

“Its Okay, are you fine …?” tanyanya kepadaku sambil mengulurkan tangannya membantuku berdiri

“hmm, yupppzzz …” ucap ku rada terbata, baru kali ini aku nemuin cowok cute banget kayak ne orang, betapa indahnya hariku … ^_^. Senyumku terhenti ketika aku melihat kamera yang ada di genggamannya. Kamera yang ikut terjatuh ketika ku tabrak.

“Your camera … ?” ucapku sambil merasa bersalah

“No problem, I’ve reserve …” ucapnya dengan lembut dan senyum yang sangat manis

“Well then, but sorry I first go there” ucapku sambil menunjuk ke lift

“okay …” ucapnya, lalu aku langsung melanjutkan lariku ke dalam lift

Acara show nya Mark, hampir dimulai ketika aku sampai ditempat dudukku, aku pun menyapa Martin yang ada di sebelahku, dan meminta maaf kepadanya. Di tengah berlangsungnya acara, tanpa sengaja aku menoleh ke arah cowok yang ku tabrak tadi, dan diapun pas melihat ke arah ku, kami pun saling melontarkan senyum. Selama berlangsungnya acara, kami sering mencuri-curi pandang dan saling bertukar senyum. Hingga diakhir acara, dia menghampiriku dan mengajakku untuk keluar besok malamnya, dinner di Gordon Ramsay Restoran.

“Oooopppssss …” Tak ku sadari aku menumpahkan minumku ke bajuku, aku pun membersihkannya dengan serbet yang ada di meja.

Ah …, aku melamunkan pertama kali bertemu dengan dia lagi. Welly, nama yang lucu ketikaku mendengarnya keluar dari bibir tipis merahnya. Seorang Photografer majalah fashion Lofficiel London. Dia ditugaskan untuk meliput Mark show, tugas yang membuat aku dan dia bertemu. Pertemuan pertama yang singkat dan berantakan, dan mungkin satu kata yang tepat untuk kami adalah ‘pertemuan pertama begitu menggoda’, setelah pertemuan itu kami sering bertemu lagi dan berkomunikasi. Aku sangat ingat, malam itu ketiga kalinya kami bertemu, dengan malu-malu di bawah Big Ben, dia menyatakan cintanya. Sangat tidak romantis, tapi sangat berkesan …

“There are many things in life that will catch your eye, but only a few will catch your heart” ucap dia sambil melihat ke arah Big Ben, lalu dengan lambat dia menghadap ke arahku

“Sylvia, I love U …” ucapnya dengan menatap mataku, kemudian dia mengecup keningku, satu hal kecil yang manis.

Awal-awal kami resmi berpacaran, kami sering sekali cek cok, hanya karena masalah kecil. Seperti saat itu ketika kami sama-sama ke acara summer fashion week London sebagai penonton. Hanya karena tidak matchingnya seorang model dalam memakai pakaian dan aksesoris, kami berbeda pendapat dan akhirny diem-dieman hingga pulang. Di tengah jalan pulang, dia berhenti d sebuah mini market. Dia masuk ke dalam mini market dan aku hanya menungu di dalam audiku (ketika itu mobil miliknya lagi bermasalah). Dan tidak lama kemudian dia kembali ke dalam mobil …

“Sylvia …” ucapnya sambil memberikan sesuatu ke arah ku dan menatap ku

Hanya sebuah permen berbentuk strawberry, dengan sebuah kertas, sebuah kertas bertuliskan “Sorry”. Hal kecil, sangat kecil … tapi hal kecil ini lah yang membuatku sangat mencintainya.

Air mata ku menetes tanpa ku sadari, tak kusangka kisah cintaku dengan dia begitu singkat, hanya sepanjang Summer. Malam itu, malam yang sangat dingin, malam yang menandakan Autumn akan segera tiba. Malam dimana dia berencana akan mengenalkanku ke orang tuanya. Malam yang sangat membuatku Nervous, tapi malam itu aku sangat bahagia, sangat bahagia … karena dia benar-bnear serius denganku dan benar2 mencintaiku.

Takkan pernah ku lupa, malam itu di tengah kegalauanku menunggu dia yang belum datang-datang juga padahal sudah lewat 5 jam dari waktu janjian, telepon apartementku berbunyi. Bergegasku mengangkatnya dengan senyuman n sedikit kemarahan

“Allo …” ucapku dengan nada yang sedikit tinggi dan manja

“Miss Sylvia … ?” ucap yang ada di telepon

“Yes, me …” ucapku

Dan tiba-tiba duniaku serasa di tengah badai Winter, orang di telepon itu mengatakan klo Welly kecelakaan di Tower Bridge, ada pengemudi gila yang menyebabkan kekacauan lalulintas, dan menabrak mobil Welly, sehingga Welly bersama mobilnya masuk ke dalam sungai Thames, jasadnya baru ditemukan 1 jam lalu, sekarang jasadnya ada di ruang otopsi Rumah Sakit Guy. Belum selesai org itu bicara, aku langsung lari mengambil kunci audiku dan pergi ke rumah sakit itu.

Sesampai di sana, sudah ada keluarganya di dalam ruangan. Ibunya dan ayahnya yang sedang berpelukkan, ibunya menangis sedangkan ayahnya hanya mentap sedih ke arah Welly. Dengan langkah perlahan, aku masuk dan mendekati jasad Welly. Sama sekali tak keliatan seperti orang yang sudah meninggal. Wajahnya tenang, dengan senyuman di bibirnya, seperti dia sedang   tidur. Dengan menahan tagis ku cium bibirnya, biasanya dia akan terbangun dan langsung mencium keningku dan menarikku ke arahnya. Kucium sekali lagi bibirnya, tapi tetap dia tak bergeming, tangan tegap ayahnya, memegang pundakku dan memelukku. Dalam pelukkan ayahnya aku sama sekali tak menangis, hanya terasa sangat sakit sekali di dalam hatiku. Waktu serasa begitu cepat, di rumah sakit aku menemani keluarganya menunggu hasil otopsi, dan tak ada satu patah katapun yang keluar dari kami, hanya ibunya saja yang terus menangis. Setelah hasil otopsi keluar dan menyatakan kalau ini murni kecelakaan yang di sebabkan orang gila yang menabraknya, bukan krn dia mabuk atau lainnya, akupun pamit pulang.

Selama di perjalanan otakku serasa kosong, tanpaku sadari aku sudah ada di pintu masuk kedalam apartemenku. Aku masuk dan langsung ke kamar mandi, menyalakan shower, dan menangis di bawah aliran air shower.

Air mataku kembali menetes mengingat hal itu, akupun tersenyum simpul, sambil memandang Big Ben yang ada di depanku, di tempat dia menyatakan cintanya padaku.

“Miss Sylvia, the show will begin” ucap salah satu staffku

“oh, sure” ucap ku sambil berangkat dan berjalan ke arah Big Ben

Hari ini genap 1 tahun welly meninggalkanku, dan hari ini juga untuk pertama kalinya aku sebagai manajer baru majalahku mengadakan acara yang berkerjasama dengan Gucci dan Prada  di sepanjang jalan dekat Big Ben.  Setelah kepergiannya, tanpa ku sadari aku menjadi workaholic, ya mungkin bagi sebagian orang aku adalah cewek bodoh, cewek bodoh yang terlalu mencintai orang yang telah tiada. Tapi dengan kebodohanku itu, aku bisa menjadi seperti aku sekarang.

‘Where There is Love, There is Life’ itulah tema acaraku hari ini, tema yang sengaja ku  pilih, tema yang sesuai dengan keadaan aku sekarang, ‘No love, No Life’.

Nb.   Always Love U Welly …

http://sylviaoctavia.wordpress.com/2012/08/20/lovesummer-in-london/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun