Mohon tunggu...
Sylva Lestari
Sylva Lestari Mohon Tunggu... -

My life is our loves.. ^_^

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Love is Buaya, (Eps. 3)

7 April 2012   11:37 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:55 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Nanda, itu siapa sih namanya?”, tanya gw.

“Yang mana?”

“Itu lho, yang pakai baju biru, kopiah hitam, lo kenal kan?”.

“Oh itu, namanya Angga. Kenapa emangnya?”

“Emm..gak ada apa-apa, habis gw liat-liat hafalannya udah jauh diantara kita.”

“Emang iya, dia itu pintar disekolanya, gak heran kalau dia cepat hafal Juz’Amma.”

Gw cuma bisa angguk-angguk.

Gak terasa gw udah ikut pengajian selama dua bulan. Hari ini hari yang gw tunggu-tunggu, ngaji lagi dimesjid . Seperti biasa, selalu nyokap yang antar gw buat ngaji. Waktu sampe disana, yang datang baru Nanda, huff untung ada dia. Gw sama Nanda langsung masuk kedalam mesjid dan langsung ambil posisi seperti biasa. Gak lama setelah itu, datanglah dia, ya Angga. Dengan mengenakan baju putih dan kopiah hitam gak lupa dengan Juz’amma ditangan. Ya terlihat keren dilihat bagi anak seumuran kami J.

“Nanda, abi belum datang ya?”

“Iya Ga, dari tadi cuma kita berdua disini”.

“Yang lain kemana ya, kok makin sedikit?”.

“Gw juga gak tau Ga,” jawab Nanda lagi.

“Oh ya, nama lo siapa?”, tanya Angga ke gw.

“Maksud lo gw?”, tanya gw balik.

“Iya, siapa lagi, disini kan cuma lo berdua. Kita udah sering ngaji bareng, tapi gw belum kenal sama lo. Kalau yang lain gw udah tau,” sambil senyum kearah gw.

“Oya, kenalin gw Manda,” sambil senyum balik.

“Oh, gw Angga. Gw udah lumayan lama ikut ngaji”, jawab dia kembali tersenyum.

Percakapan berakhir. Ya, Cuma kami bertiga yang ada dimesjid untuk ikut ngaji. Tapi abi juga belum datang. Sudah dua jam lebih kami menunggu. Lagipula kami bertiga juga gak punya hp, gimana mau hubungi abi. Maklum zaman dulu, anak SD belum dikasih hp, karena hp dulu gak terlalu penting. Dimesjid banyak orang yang lagi bersih-bersih, karpet shalat ternyata mau diganti. Hmm, daripada kami bertiga diam gak tau mau ngapain, akhirnya kami bermain kejar-kejaran, layaknya anak-anak pada umumnya.

Tiba-tiba ada yang datang, kami pikir itu abi, ternyata salah satu teman kami, Iqbal. Padahal udah lewat dari jadwal pengajian sebelumnya, tapi dia tetap datang.

“Iqbal, kenapa lo baru datang sekarang?”, tanya Angga.

“Haha, gw kesiangan Ga, ini aja gw ogah-ogahan, tapi disuruh sama bokap, mau gak mau deh. Oya, abi mana?”

“Itu dia yang mau gw bilang, kayaknya abi gak datang, udah dua jam lebih disini, tapi abi gak muncul-muncul.”

“Ya ampun, tau gitu gw langsung pulang.”

“Haha, udah gak apa-apa, mending lo ikutan kita main, daripada suntuk, ya kan?”, jawab Angga.

Ya, kami bermain dengan senangnya, ditambah lagi langit mulai mendung. Kami tetap bermain mengelilingi mesjid. Capek juga main kejar-kejaran, kami beristirahat, sambil ngobrol-ngobrol. Mata gw liat keatas, ternyata banyak sarang burung, selain itu banyak burung juga berterbangan. Pantas aja banyak pegawai yang sedang bersihin mesjid. Kami mulai lagi permainan, tapi dengan bermain sisa-sisa potongan karpet baru yang tidak dipakai. Ya, para pegawai yang ada dimesjid sedang mangganti karpet baru, makanya kami ambil potongan karpet baru yang sudah tidak terpakai. Terlalu sulit memanggil dengan nama Angga, jadi kami semua memanggil Aga. Aga mengambil potongan karpet yang berwarna pink, kemudian dia pasang dipinggang seolah-olah itu sebagai sabuk. Waktu itu, lagi jamannya Smack Down, hingga Aga berlagak layaknya orang yang ada di Smack Down, seingat gw namanya Rocky. Dengan ciri khasnya Rocky, mulailah ia bergaya dengan PDnya. Kami semua tertawa, karena Iqbal mulai ikut-ikutan. Mereka berdua berdiri diatas gulungan karpet hijau yang sudah lama dan bergaya J. Lucu rasanya mengingat hal itu. Tepat diatas kepala mereka, ada lampu gantung yang ternyata juga berisi sarang-sarang burung. Bahkan didalamnya ada telur burung yang belum menetas. Sedang asyik kami bermain, tiba-tiba salah satu pekerja menegur kami agar jangan bermain-main didalam mesjid. Kami semua langsung kabur dan bersembunyi dibelakang mesjid.

“Hmm, abang-abang itu kenapa marah ya, padahal kita cuma main karpet yang gak dipakai lagi,” gerutu Nanda.

“Mungkin karena kita terlalu rame kali Nan, takut kalo kita ngerusak barang-barang yang ada dimesjid ini,” timpal gw.

“Udah, ngapain juga dipikirin. Wajar kali kita main, mau pulang gimana caranya coba, hp gak punya. Mending kita main sampai waktunya dijemput,” kata Aga.

“Hahaha, dasar anak cewek, baru ditegur aja udah sensi,” sahut Iqbal.

“Yee, siapa yang sensi Bal, cuma gak gitu juga kali negurnya, serasa ini mesjid punya dia,” balas Nanda dengan menjulur lidah.

“Eitz, kalian ini apa-apaan, gak ingat kita kesini mau ngapain?,” kembali Aga menimpali.

“Iya, iya, maafin gw Nan, maksud gw bercanda tadi,” jawab Iqbal.

Dengan acuhnya Nanda cuma mengangguk.

“Oya, biasanya kalau kalian pulang sekolah ngapain?,” tanya Aga sama kami semua.

“Gw habis pulang sekolah langsung cari makan terus duduk deh depan tv, sambil nonton telenovela kesayangan, hehehe,” jawab Nanda.

“Hmm, biar gw tebak, pasti lo nonton Amigos kan?,” kata Aga.

“Kok lo tau, pasti lo juga nonton ya. Hayoo, anak cowok juga suka nonton telenovela rupanya, hahaha,” kata Nanda sambil terbahak-bahak.

“Emang bener, lagi pula tuh film ngajarin baik buat kita, tapi kalau telenovela yang lain gw gak suka. Di Amigos itu, ngajarin kita gimana berartinya seorang teman dalam kehidupan, apalagi kalau udah nyanyi, wuih seru abis,” jawab Aga lagi.

“Bener-bener, cuma itu telenovela satu-satunya yang paling keren,” sahut gw spontan.

“Loh, ternyata lo juga suka nonton, gw kira nggak, habis dari tadi lo diam aja, nggak banyak omong,” kembali Aga mengomentari.

Dalam hati gw cuma bisa bilang, belum tau sih aslinya gw yang kayak apa, hmm.

continue...:))

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun