Mohon tunggu...
Silivester Kiik
Silivester Kiik Mohon Tunggu... Guru - Founder Sahabat Pena Likurai

Hidup hanya sepenggal cerita tentang perjuangan, sekelumit jejak-jejak kaki di bumi, aku, kamu, dan mimpi kita.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Rembulan di Celah Matamu

6 Maret 2020   13:24 Diperbarui: 6 Maret 2020   13:59 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Picture: Gadis Berbusana Tradisional (@fin_seran)

kau (perempuanku) sepertiga malam mulai menuangkan sepi
gelas-gelas masih saja kosong
sebab ada yang retak (jatuh dari tangga keegoisan)
biarkan mereka saling mengadu cibiran
mungkin alkohol sedang menari-nari di kedua bibirnya

lihat celah di depan matamu
seberkas cahaya menempel dengan sebuah janji
bagai kitab tua yang tersaji untuk direnungkan
hingga perlahan membuai dalam sesak dadamu

angin malam bertopeng sesal
jangan tangkap gadisku
biarkan ia merana menuju jalan pulang
yang telah kusiapkan dengan sekuntum mawar
di pertigaan batas kota

--------

Batas Kota (Atambua), 05 Maret 2020
: untukmu yang hatinya sedang merindu rindu

Ilustrasi Picture: Gadis Berbusana Tradisional (@fin_seran)
Ilustrasi Picture: Gadis Berbusana Tradisional (@fin_seran)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun