Mohon tunggu...
Silivester Kiik
Silivester Kiik Mohon Tunggu... Guru - Founder Sahabat Pena Likurai

Hidup hanya sepenggal cerita tentang perjuangan, sekelumit jejak-jejak kaki di bumi, aku, kamu, dan mimpi kita.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Berceloteh dalam Kepalsuan Suara Masa Depan

12 Februari 2019   18:00 Diperbarui: 12 Februari 2019   18:10 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.pinterest.com/simplysuzy

"Mungkin saja sahabat adalah obat mujarab yang ampuh. Sebab mendatangkan ribuan cahaya sekali kedipan manja menjamu. Lalu perlahan merangkul dengan damai. Biar kita sama-sama melangkah dengan pasti menuju kegelapan malam".

Berapi-api setiap lontaran kata saling mengadu 

Guna menggapai puja puji sebuah amanah 

Wajah terombang-ambing penuh rekayasa 

Sebab sang pengingat semakin mendekatkan diri pada lorong penyesalan

...

Saling sibuk menjatuhkan martabat sesama

Hingga lupa akan dirinya juga terjebak pada kekosongan yang sama

Berhenti sejenak mengenang kisah para penyumbang suara kemenangan

Sambil membawa segelas pemuas dahaga biar tuntas tentang celoteh hari ini

...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun