Mohon tunggu...
Andreanus Sukanto
Andreanus Sukanto Mohon Tunggu... -

opini bukan fakta tapi opini yang baik berdasarkan fakta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengena(L)/(Ng) P.K. Ojong

12 Agustus 2014   23:54 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:42 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Beberapa hari lalu, tepatnya hari Jumat tanggal 8 Agustus 2014, saya yang berniat melepas lelah setelah seharian bergumul dengan macetnya ibu kota, berkunjung ke toko buku gramedia di salah satu mall di jakarta barat. Awalnya niat saya hanya untuk membunuh waktu menunggu mulainya film Dawn Of The Planet Of The Apes, malah jadi keasikan melihat-lihat buku yang dijajakan di toko. setelah memilih-milih hampir satu jam (tanda akan dimulainya Planet of the apes), akhirnya saya mengambil salah satu buku milik paulo coelho yg menarik minat saya dan buru-buru saya ke kasir untuk membayar. sampai dikasir, saya melihat buku yang dipajang di belakang kasir tersebut yang berjudul Hidup Sederhana, Berhati Mulia, dengan nama P.K. Ojong di cetak merah. Karena tertarik dengan buku karangan Helen Iswara Tersebut, saya membelinya tanpa melihat resensi, jenis buku, maupun harga dari buku tersebut.

PK. Ojong, pertama kali saya tahu tentang Beliau adalah dari buku Perang Pasifik dan Perang Eropa yang dimiliki kakak saya. saya cukup tertarik dengan buku yang konon merupakan kumpulan artikel mengenai Perang Dunia II yang diterbitkan oleh majalah Star Weekly. tata bahasanya, cara penggambaran suasana di medan perang maupun politik yang mudah ditangkap oleh saya yang waktu itu masih duduk di bangku SMA. Dari sana saya mulai tertarik dengan beliau, dan mulai mengetahui fakta yang populer seperti bahwa dia adalah Pendiri Harian Kompas, namun hanya sampai disitu.

Buku Hidup Sederhana, Berhati Mulia merupakan Jendela bagi saya untuk mengetahui sosok Pendiri Kompas ini. dari mulai pengalaman masa kecilnya dan kehidupan keluarganya yang merupakan cerminan gaya kehidupan masyarakat Tiong Hoa. Bagaimana gigihnya ia dalam mengejar pendidikan, hingga bagaimana karirnya yang walaupun penuh hambatan dan tantangan dimasanya, ia tetap dapat survive dan menelurkan produk-produk yang dapat kita nikmati hingga sekarang, yang bagi saya paling besar merupakan koran kompas.

Terlalu Banyak yang dapat dipelajari dari pak Ojong, namun salah satu yang ingin saya tulis adalah mengenai caranya dalam mengelola perusahaan. bagaimana beliau lebih mementingkan membesarkan perusahaan terlebih dahulu sebelum mencari keuntungan pribadi. dan pemikiran yang paling membuat saya berkesan adalah menurut saya beliau adalah seorang yang sangat visioner. Beliau selalu terlebih dahulu memikirkan hal-hal kedepan agar keberlangsungan perusahaannya dapat terjaga. kriteria beliau dalam memilih pemimpin bukan berdasarkan Gelar orang tersebut, bukan berdasarkan keturunan orang tersebut, tapi berdasarkan watak, karakter dan kemampuan. Beliau juga berpendapat bahwa perusahaan dapat survive apabila stakeholder dari perusahaan tersebut adalah pegawainya. beliau juga sangat memperhatikan pegawai-pegawai perusahaannya, dimana beliau berani memberi gaji dan tunjangan yang cukup tinggi pada jamannya agar dapat mensejahterahkan karyawan dan keluarga karyawan tersebut.

Bagaimana hasil dari pemikiran beliau mengenai pengelolaan perusahaan tersebut? kita bisa lihat dari bagaimana besarnya Kompas Gramedia group yang beliau dirikan yang bertahan hingga sekarang dan menjadi salah satu media yang dipercaya oleh publik. Hal ini menunjukkan bahwa pemikiran beliau bukan omong kosong yang tidap dapat diterapkan, tapi merupakan win-win solution bagi pegawai maupun perusahaan. kuncinya mungkin terdapat pada Kejujuran, Integritas, Kedisiplinan, dan Profesionalisme. hal-hal ini yang wajib dipegang oleh perusahaan terutama media, mengingat persaingan media semakin berat dengan tantangan kualitas media yang semakin buruk akibat tidak lagi independen, maupun kemajuan teknologi yang menyebabkan banyak twist yang menyebabkan masyarakat sulit membedakan fakta dan opini yang berkualitas.

hal-hal yang saya tulis ini hanya sebagian kecil dari kualitas yang dimiliki bapak P.K. Ojong, yang terlalu banyak untuk saya jabarkan semuanya, akhir kata saya hanya ingin mengucapkan Terima Kasih bapak P.K. Ojong, terima kasih atas semuanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun