Studi Budidaya Mentimun di Desa Triwarno, Kecamatan Banyuurip, Kabupaten Purworejo: Teknik dan Tantangan yang Dihadapi Petani
Pendahuluan
Mentimun (Cucumis sativus) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang banyak diminati, baik di pasar domestik maupun internasional. Keunggulan utama dari tanaman ini adalah masa panennya yang relatif cepat. Artikel ini menyajikan hasil wawancara dengan dua petani mentimun di Desa Triwarno, Kecamatan Banyuurip, Kabupaten Purworejo, yaitu Bapak Sugiyarno dan Ibu Anisa Rahmayanti. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana mereka membudidayakan mentimun, faktor yang mempengaruhi pertumbuhannya, serta tantangan yang dihadapi selama proses budidaya.
Metode
Penelitian ini dilakukan dengan metode wawancara langsung terhadap dua narasumber yang merupakan petani mentimun di Desa Triwarno. Wawancara ini mengungkap berbagai informasi penting mengenai cara budidaya, kendala yang dihadapi, serta upaya yang dilakukan petani untuk mengatasi masalah dalam budidaya mentimun.
Hasil Wawancara
1. Tanaman Apa yang Dibudidayakan?
  Petani di Desa Triwarno, seperti Bapak Sugiyarno dan Ibu Anisa Rahmayanti, memilih untuk membudidayakan mentimun jenis Yatavi. Mereka memilih jenis ini karena memiliki masa panen yang cepat, yaitu sekitar tiga bulan, lebih singkat dibandingkan jenis mentimun lainnya. Kecepatan panen ini membuat mereka bisa segera memanen dan menjual hasilnya, yang tentu saja menguntungkan secara ekonomi.
2. Bagaimana Cara Memperbanyak Tanaman Mentimun?