Mohon tunggu...
Syiva AuliaRahmah
Syiva AuliaRahmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Memiliki kepribadian yanghobinya menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dumadine Dusun Serdadi

12 November 2023   02:12 Diperbarui: 12 November 2023   02:15 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hatta, kakak beradik saudagar kaya di suatu tempat yaitu keluarga yang memiliki kekayan yang berlimpah. Putra Mangkubumi dan Raden Seno Gumilang, mereka berdua memiliki kepribadian yang sangat berbeda namun selalu terlihat kompak dalam kehidupan sehari-hari. Keluarga yang mampu mencukupi kebutuhannya. Putra Mangkubumi yang merupakan putra sulung dari Nyai Rastinah dan Raden Mas Sutomo. Putra Mangkubumi sangat penurut terhadap orang tua dan keluarganya oleh karena itu hidupnya selalui mulia dan selalu berkecukupan. Sedangkan Raden Seno Gumilang memiliki watak yang selalu iri terhadap kakaknya hingga pada akhirnya hidupnya selalu merasa kurang dan tidak pernah bersyukur. Akan tetapi keluarga mereka tetap harmonis dan bahagia sekali.

Pada suatu hari dua saudara melakukan suatu aktivitas yang dapat menghasilkan sesuatu namun mereka berpikir keras untuk usaha yang sudah dirintisnya. Seperti biasanya Raden Seno Gumilang selalu merasa tersaingi dan ingin lebih unggul dari kakaknya, namun hal tersebut tidak menjadikan Putra Mangkubumi diam dan tidak berkarya. Dengan hal tersebut mampu membuat Putra Mangkubumi semakin berkarya dan lebih unggul dari adiknya yaitu Raden Seno Gumilang. Pekerjaan yang mereka geluti adalah konveksi atau menghasilkan sebuah pakaian yang akan digunakan dan kemudian dijual kembali. Melalui kegiatan ini banyak sekali produk-produk.

Putra Mangkubumi dan Raden Seno Gumilang bekerja sama untuk menghasilkan lebih banyak produk-produk lagi seperti pakaian, kaos, kolor, celana, dan lain sebagainya. Ternyata perbedaan itu tidak menjadikan kakak beradik ini tidak bisa kompak dalam hal pekerjaan, justru mereka semakin kompak dalam menghasilkan barang. Di rumah yang cukup megah itu, mereka memproduksi hasil konveksi dengan sebuah-sebuah inovasi yang ada. Pada akhirnya kefokusan dan kerjasama yang menjadi tolak ukur utama dalam sebuah pekerjaan agar menghasilkan barang yang lebih berkualitas.

Pada suatu malam, pasang surut yang terjadi dan hambatan sudah menjadi lumrah dalam sebuah pekerjaan, kedua kakak beradik ini mendapatkan pesanan yang begitu banyak dan harus selesai pada satu malam saja dengan model yang berbeda-beda dan lebih baru lagi. Yang semula mereka bepikir beribu-ribu kali untuk menerima pekerjaan tersebut karena resiko yang besar dan kemudian dengan kekuatan hati yang kompak akhirnya diterima dengan modal nekad. Hingga pada akhirnya pesanan tersebut dapat terselesaikan dalam waktu hanya semalam saja. Daerah ini hanya mengandalkan keluarga saudagar kaya tersebut namun belum diberi nama pula daerah ini sehingga orang-orang awam susah untuk menyebutnya.

Pada akhirnya daerah ini diberikan nama Dusun Serdadi karena mayoritas masyarakatnya yang bermata pencaharian sebagai penjahit selain itu hal apa pun yang dilakukan oleh masyarakat di daerah ini langsung jadi yang dalam istilah bahasa Jawa yaitu “SERDADI” yang artinya Sak ser-an dadi. Yang dimaksud dengan Sak ser-an dadi yaitu pekerjaan yang dilakukan oleh masyarakat di dusun ini langsung jadi tanpa ada hambatan apapun sehingga daerah ini dinamakan dengan Sedadi. Dusun ini terletak di tengah-tengah daerah Kecamatan Comal, Kabupaten Pemalang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun