Mohon tunggu...
Syihab Zaenal Musthofa
Syihab Zaenal Musthofa Mohon Tunggu... Lainnya - Wawasan Tentang Ekonomi, Politik dan Pemerintahan

Dalam menyampaikan informasi saya akan berusaha untuk memperhatikan validasi data, mengkaji secara rasional dan berbobot. Di laman ini teman-teman bisa membaca kajian yang didalamnya terdapat perpaduan antara data terkini sebagai representasi keadaan sosial sebenarnya dan berbagai landasan teori yang merupakan kerangka menuju kesimpulan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Apakah Pendidikan Berperan Memajukan SDM dan Memajukan Bangsa ?

3 Mei 2020   11:37 Diperbarui: 3 Mei 2020   23:44 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Oleh : Syihab Zaenal Musthofa 

Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Kalijaga

Indonesia terletak di garis khatulistiwa yang secara klimatologis ber-iklim tropis, karenanya Indonesia memiliki banyak hutan hujan tropis dan tanah yang subur sebagaimana negara-negara yang beriklim tropis lainnya. Hampir setengah dari luas Indonesia terbentang lautan, ini menjadi pembeda Indonesia dengan Negara tropis lainnya. Oleh karena geografis Indonesia yang demikian, nelayan dan petani serta buruh menjadi profesi terbesar di tanah Ibu Pertiwi.

Melimpahnya sumber daya alam bukan menjadi kunci dan penentu kemajuan serta terjaminnya suatu negara bisa menjadi yang terkuat di dunia. Banyak negara yang memiliki keterbatasan sumber daya alam namun saat ini bisa berpengaruh terhadap perekonomian bahkan peradaban dunia seperti halnya Singapura, Jepang, Inggris, dll. Era globalisasi dan digitalisasi terus berkembang pesat seiring sengitnya persaingan ekonomi global yang disaat bersamaan semua negara ingin menjadi pemenang di sektornya.

Oleh karena perputaran waktu yang terus berputar maju ke arah yang tidak kita sangka ini kita dituntut untuk bisa kompatibel di setiap detik pesatnya kemajuan zaman. Setiap negara tentu memiliki keunggulan dan keterbatasannya masing-masing, hal ini perlu masyarakat dunia pahami agar kemudian mereka tidak saling merendahkan satu sama lain dan meninggikan dirinya, karena hal itu dapat menganggu ketentraman antar negara. 

Kelebihan setiap negara ini yang harus disadari setiap bangsanya agar kemudian mereka sadar akan apa yang bisa dibangun dan dimajukan di negaranya. Sebagai bangsa yang kekayaan akan sumber daya alamnya tidak banyak dimiliki oleh negara lain, kita mesti memanfaatkan hal ini sebagai modal  bangsa Indonesia untuk bisa sadar akan perlunya membenahi diri dan berkibar di tiang tinggi peradaban dunia

Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia dalam kamus besar bahasa Indonesia yaitu : Sumber yang berarti "asal" dan "daya manusia" yang berarti potensi manusia yang dapat dikembangkan untuk proses produksi ("Arti kata sumber - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online," t.t.). Seiring berjalannya waktu, istilah terkini dari sumber daya manusia dapat kita kenal dengan Human Resources atau Human Capital yang secara bahasa yaitu potensi manusia (Human Resources)  dan modal manusia (Human Capital) yang berupa tenaga dan pikiran manusia. Secara garis besar istilah sumber daya manusia adalah potensi tenaga dan pikiran manusia baik yang terlihat dan dapat dikembangkan diberdayakan dalam rangka menuju suatu tujuan yang diinginkan.

Ketika Tuhan hendak menciptakan manusia, tentu saja telah dibekali dengan seperangkat alat deteksi dan pengembangan ilmu pengetahuan. Semua alat deteksi itu telah diciptakan pada diri manusia, berupa akal pikiran untuk mengkaji, dan melakukan riset di dunia; demikian juga mata hati dan perasaan untuk merespons, menanggapi, menilai, memilih, dan melahirkan keputusan yang tepat dan benar, yang berpangkal pada suara hati yang kecil yang dikenal dengan "dhamir", yakni suara halus yang tidak pernah salah dalam memutuskan sesuatu. 

Dengan seperangkat alat deteksi yang telah dikonstruksi Tuhan itulah manusia dapat memberdayakan dunia untuk kemaslahatan publik (Latif, 2016, hlm. 1). Manusia sebagai mahluk yang berakal dan memiliki intuisi di dunia ini diciptakan dengan maksud untuk menjadi pemimpin dan pengelola segala keadaan yang ada di bumi. Kemajuan serta kerusakan yang ada di bumi semua terjadi karena akibat dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia, perlu disadari oleh setiap orang akan perlunya melakukan yang terbaik dan mengurangi kerusakan di bumi selama hidupnya di dunia.

Manusia sebagai mahluk yang berakal tentu menjadi agent of change daripada kemajuan dan perkembangan suatu peradaban, karena sumber daya alam dapat diberdayakan apabila sumber daya manusianya dapat mendeteksi potensi dan mengembangkan sumber daya alam yang ada. 

Sumber daya alam bukan saja soal segala faktor produksi yang terhampar di muka bumi, akan tetapi juga berupa potensi yang bisa dimanfaatkan dari perkembangan kebutuhan manusia. Gejala sosial ini juga menjadi potensi yang memerlukan kepekaan untuk mendekteksinya dengan tepat sasaran, sehingga inovasi yang muncul merupakan inovasi yang tepat guna.

Sejarah Negara Memajukan Sumber Daya Manusia

Memajukan sumber daya manusia tentu bukan hal yang mudah untuk dilakukan, apalagi perputaran waktu yang berputar dengan cepat dan tidak dapat kita prediksi arah geraknya dengan tepat menyebabkan perlu waktu yang tidak sebentar seorang individu yang kita anggap sebagai sumber daya manusia yang maju ini untuk memperbanyak pengalamannya, menajamkan softskillsnya, mematangkan pengetahuannya, serta membetuk pola pikir yang kompatibel dengan gejala sosial terkini. 

Banyak negara adikuasa klasik maupun kontemporer memulai langkah untuk memajukan bangsa dan negaranya dengan memperbaiki dan memajukan kualitas sumber daya manusianya.

Daulah umayyah misalnya, negara ini pernah menjadi negara adikuasa disekitar tahun 316 H/929 M tepatnya pada periode pemerintahan Abdurrahman III. Pada priode pemerintahan Abdurrahman III, segala cabang ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan peradaban islam mengalami denyut perkembangan yang sangat mengesankan dan mengagumkan. 

Tidak dapat diragukan lagi, ia berhasil mengantarkan Daulah Umayyah di Andalusia ke gerbang puncak kebesaran dan kemegahan yang tiada tara pada masanya. Eropa dan dunia Barat pada masa itu masih terpuruk dalam keterbelakangan, kebodohan, dan kemunduran(Ismail, 2017, hlm. 282). Semua itu berawal dari sang pendiri Daulah Umayyah di Andalusia yang ia adalah pemimpin pertama di Daulah Umayyah ialah Abdurrahman I atau dikenal dengan julukan Abdurrahman ad-Dakhil.

Ia adalah arsitek pembangunan daulah, ia memulai awal pemerintahan dengan membagi wilayah administratif, menggencarkan pembangunan arsitektur dan setiap sudut yang berpengaruh terhadap kesejahteraan rakyat dan tidak lupa ia membangun gedung-gedung perguruan tinggi dan institusi-institusi pendidikan sebagai bentuk kepeduliannya terhadap pengembangan ilmu pengetahuan untuk daulah yang dipimpinnya.

Begitu juga Amerika Serikat yang beberapa kali melakukan perbaikan sistem negara yang tidak langsung berpengaruh terhadap human capital developmentnya. Pada    sekitar    awal    tahun    1990-an    Amerika    mengalami persoalan  degradasi  moral  yang  semakin  mengkhawatirkan.  

Oleh karena  itu,  pada  tahun  1992  para  ahli  pendidikan,  pemimpin remaja,   dan   sarjana   etika   yang   peduli   pada   persoalan   ini melakukan   pertemuan   di   Aspen,   Colorado   dan   menghasilkan deklarasi  Aspen,  yang  mengusulkan diberlakukannya  pendidikan karakter   di   Amerika. Hasil   pertemuan   itu   kemudian   dikenal dengan Aspen  Declaration  on  Character  Education.  

Mulai  waktu itu,  di  Amerika  Serikat  muncul  lebih  dari  empat  puluh  program pendidikan karakter. Setelah lebih satu decade pendidikan karakter mulai   dikembangkan   di   Amerika,   dengan   11   negara bagian mengembangkan  pendidikan  karakter  melalui  dukungan  legislasi, dan  8  negara  bagian  mendorong  pendidikan  karakter.  Diantara program  tersebut  adalah Character  Development  &  Leadership (CD&L), dan Character Education Partnership (CEP) (Sultoni, 2016).

Memajukan Sumber Daya Manusia Sebagai Tahap Awal Memajukan Bangsa

Menggerakkan segala aspek yang ada dalam suatu negara berkembang untuk menjadi negara maju bukan suatu hal yang mudah. Perlu kerja keras dan kegigihan serta kesadaran setiap insannya yang dibalik itu juga terdapat peran pemerintah yang mampu berinovasi untuk menarik perhatian rakyatnya agar supaya melangkah ke arah yang berorientasi pada kemajuan bangsa kemudian.

  • Membentuk kepribadian yang berkarakter dan bermoral

Sebagaimana sejarah perbaikan sistem di Negara Amerika Serikat yaitu perbaikan yang bergerak pada perbaikan karakter dengan menerapkan pendidikan karakter di Amerika Serikat, secara tidak langsung berpengaruh terhadap tingkah laku masyarakatnya dalam kehidupan sehari-hari dan tentunya hal itu juga akan membentuk pola pikir dan jalan intuisi yang lebih baik antar sesama, diri sendiri dan lingkungan. 

Tidak hanya itu, karakter dan moral bangsa yang maju juga dapat kita lihat di berbagai belahan dunia yang mana masyarakatnya memiliki kesadaran akan disiplin yang tinggi yaitu dengan mematuhi setiap peraturan serta peduli terhadap kebersihan dan keindahan lingkungannya. Banyak negara-negara tersebut juga menjadi negara adidaya dan memiliki pengaruh terhadap peradaban dunia serta perekonomian dunia.

 Karakter dan moral bangsa juga menjadi tolak ukur presepsi bangsa lain terhadap bangsa kita sendiri, dari presepsi itu kemudian terbentuk kesan baik atau buruk terhadap bangsa kita. Pembangunan karakter bangsa tidak hanya berasal dari pendidikan formal, namun juga harus didukung dengan berbagai aspek lain di suatu negara yang berkaitan langsung dengan kultur yang terbentuk di masyarakat. 

Kultur dan budaya yang terbentuk di masyarakat dapat dibentuk dan dipengaruhi oleh berbagai peraturan dan program serta inovasi pemerintah didukung dengan kultur dan budaya baik yang sudah ada di masyarakat yang mana hal-hal ini secara tidak langsung berpengaruh terhadap proses pembentukan dan pembangunan karakter dan moral bangsa dalam rangka memajukan kualitas sumber daya manusia pada umumnya.

  • Peranan tenaga terampil dan berpendidikan

Memajukan suatu negara tentu tidak dapat lepas dari pembangunan ekonomi yakni pertambahan nilai produksi dalam negeri yang diiringi dengan pembangunan segala aspek kehidupan di masyarakat. Tersedianya modal saja tidak cukup untuk memodernkan suatu perekonomian. Pelaksanaan pemodernan tersebut harus ada. 

Dengan kata lain, diperlukan berbagai golongan tenaga kerja-kerja yang terdidik-seperti ahli-ahli teknik di berbagai bidang, akuntan dan manajer-untuk melaksanakan proyek-proyek pembangunan. Disamping itu diperlukan tenaga trampil yang akan mengambil pengawas dan pelaksana dalam berbagai kegiatan industri (Sukirno, 2008, hlm. 439). 

Khususnya di era globalisasi saat ini yang sangat mengandalkan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan dan ketatnya persaingan perekonomian, kemajuan pengetahuan dan pendidikan menjadi hal yang sangat perlu untuk dikembangkan dan di majukan serta menjadi prioritas sebuah negara berkembang seperti Indonesia. 

Sektor perekonomian industri teknologi tentu memerlukan ilmu pasti tinggi yang didapat dari pendidikan-pendidikan tinggi dan berkualitas. Ilmu dan pegetahuan berkaitan erat dengan penalaran manusia, yang mana kemampuan penalaran menyebabkan manusia mampu mengembangkan pengetahuan yang merupakan rahasia kekuatan manusia itu sendiri (Latif, 2016, hlm. 70). 

Oleh karena ilmu dan pengetahuan, pendidikan tinggi dan pengalaman yang memadai dapat membentuk individu yang memiliki fleksibilitas berfikir untuk memecahkan masalah dan berinovasi disetiap perputaran waktu yang cepat.

Data BPS (Badan Pusat Statistik) Indonesia 2018 tentang penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja selama seminggu yang lalu menurut lapangan pekerjaan utama dan pendidikan tertinggi yang ditamatkan, 2018 (Pusat Statistik, 2019, hlm. 103) menunjukkan, jumlah pekerja di Indonesia yang berasal dari pendidikan tinggi hanya berkisar 12% dari jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 124 juta jiwa pada tahun 2018. 

Masih dari data BPS 2018 tentang persentase penduduk berumur 5 tahun ke atas menurut golongan umur, daerah tempat tinggal, dan partisipasi sekolah, 2018 (Pusat Statistik, 2019, hlm. 182), menunjukkan hampir 70% penduduk Indonesia yang berumur 5 tahun ke atas tidak lagi sekolah, khususnya presentase penduduk berumur 25 sampai 45 tahun ke atas menjajaki presentase tertinggi dengan rata-rata presentase sebesar 96% pada kisaran umur tersebut tidak lagi sekolah.

 Indeks pembangunan manusia di Indonesia menduduki kategori menengah yang mana kategori ini berada dibawah indeks pembangunan manusia dengan negara tetangga kita yaitu malaysia yang berada dalam kategori tinggi. Indeks pembangunan manusia adalah tolak ukur daripada perbandingan harapan hidup, melek huruf, pendidikan, dan standar kualitas hidup. 

Oleh karenanya perbaikan di bidang pendidikan tentu menjadi langkah awal daripada peningkatan indeks pembangunan manusia ( Human Development Index) di suatu negara, akan tetapi tentunya masih banyak cara lain yang bisa menjadi inovasi pemerintah dalam rangka meningkatkan indeks pembangunan manusia.

Data BPS yang telah di jelaskan diatas menunjukkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat terhadap pendidikan tentu masih belum bisa memajukan Indonesia dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia. 96% penduduk di usia 24 sampai 45 tahun ketas yang tidak lagi melanjutkan pendidikan menunjukkan masih banyaknya penduduk yang beranggapan bahwa pendidikan tinggi tidak terlalu penting dan tidak menjadi hal yang diperlukan karena begitu melonjaknya presentase tersebut dari presentase 28% usia 20-24 penduduk yang sekolah (Pusat Statistik, 2019, hlm. 182). 

Memang pendidikan tinggi dan pendidikan formal bukan menjadi titik mati daripada syarat pembangunan menusia dan peningkatan kualitas sumber daya manusia untuk memajukan bangsa, akan tetapi jika kita berkaca pada negara negara maju dan negara tetangga kita yang memiliki indeks pembangunan manusia yang tinggi banyak diantara mereka yang memiliki instansi pendidikan tinggi atau perguruan favorit yang berwawasan dan kualitasnya diakui dunia. 

Menurut hotcourses INDONESIA, 2019 misalnya, Harvard University menempati urutan ketiga universitas terbaik di dunia begitu juga University of Singapore menempati urutan ke-11  universitas terbaik di dunia. Seperti yang kita ketahui sebelumnya Harvard University dan University of Singapore berada di negara yang memiliki perekonomian yang berpengaruh di dunia serta indeks pembangunan dan kualitas hidup manusianya yang tinggi.

  • Menjaga ketentraman negara

Menjaga ketentraman negara bukan hanya soal menjaga stabilitas ekonomi dan politik serta perdamaian dalam negeri, akan tetapi negara yang damai dan tentram dapat membantu program-program nasional tercapai. Menghindarkan diri dari pergolakan politik dan ekonomi dan isu-isu sara menjadi hal yang diperlukan agar suatu negara dapat segera terbangun ke arah yang lebih baik, karena hal-hal seperti ini termasuk yang dapat menghambat proses perbaikan dan kemajuan suatu negara berkembang. 

Karena suatu negara yang terlalu sering dilanda oleh berbagai pergolakan dalam negeri seperti isu-isu sara dan politik dapat menghambat masyarakatnya mendapat wawasan yang lebih bermanfaat dan lebih bisa memberikan kemajuan. 

Pendidikan formal di dalam kelas tidak dapat terbantu jika wawasan yang terbentuk di luar kelas  tidak dapat membantu, wawasan diluar kelas dapat terbentuk oleh isu-isu yang berkembang dimasyarakat dan isu-isu yang berkembang di masyarakat muncul karena pergolakan nasional yang ada. 

Jika suatu negara terlalu sering dilanda oleh pergolakan yang dapat memunculkan isu-isu  yang dapat mengganggu kemajuan sumber daya manusia kita, maka masyarakat akan lebih difokuskan oleh pengetahuan tentang isu-isu dan pergolakan dalam negeri yang biasanya isu dan pergolakan suatu negara adalah isu dan pergolakan politik dan sara. 

Pergolakan politk dan sara banyak terjadi di negara yang menyandang status negara berkembang , oleh karenanya banyak negara berkembang saat ini sulit untuk membangun diri dan memajukan diri karena terlalu sering terjadi pergolakan di negaranya.

Kesimpulan

Sumber daya manusia secara umum ialah potensi tenaga dan pikiran manusia baik yang terlihat dan dapat dikembangkan serta diberdayakan dalam rangka menuju suatu tujuan yang diinginkan. Persoalan sumber daya manusia dipandang menjadi ujung tombak perubahan dan pergerakan arah bangsa karena segala kegiatan dan inisiatif serta inovasi peradaban dalam negeri muncul dari individu-individu yang ada dalam masyarakat bangsa itu sendiri. 

Program pemerintah di negara berkembang kebanyakan berorientasi pada bagaimana menghimpun dana yang berupa investasi ke dalam negeri agar dapat membuka lapangan pekerjaan. Akan tetapi jika modal yang ada tidak dapat dikelola oleh sumber daya manusia yang baik dan berkualitas akan menjadi serangan balik terhadap negara itu sendiri.

Pendidikan bukan hal yang menjadikan titik mati langkah suatu negara untuk memajukan kualitas sumber daya manusianya, dibalik itu juga terdapat masalah lain yang mendukung dibaliknya meskipun pendidikan adalah hal yang krusial jika diabaikan oleh suatu negara. Tingkat partisipasi pendidikan di Indonesia masih perlu ditingkatkan, yang mana motivasi partisipasi itu perlu didukung dengan berbagai program pemerintah dan kebijakan pemerintah yang memadai. 

Motivasi partisipasi dilatar belakangi oleh bermacam macam sebab, seperti halnya pendidikan yang tidak terjangkau, berkembangnya anggapan tentang tidak perlunya pendidikan tinggi, tuntuttan masalah perekonomian keluarga dll. Tidak hanya tentang motivasi partisipasi, kualitas dan fasilitas pendidikan dalam negeri perlu ditingkatkan agar dapat bersaing dengan kualitas pendidikan diberbagai negara yang terkemuka. 

Perlu kita ketahui sebelumnya bahwa negara-negara yang unggul dan terkemuka dibidang industri mesin dan teknologi, memiliki sumber daya manusia yang mempunyai pengetahuan dan ilmu yang tidak akan didapat jika tidak menempuh pendidikan formal, pelatihan ataupun sertifikasi. Dari pendidikan yang maju juga kemudian terbentuk serta terlatih sumber daya manusia yang memiliki fleksibilitas dalam berfikir dan kepekaan terhadap perkembangan kebutuhan manusia, yang mana ini dapat menciptakan trobosan dan inovasi yang revolusioner.  

Kualitas pendidikan dan moral serta karakter bangsa merupakan hal yang tidak bisa terpisahkan dan saling berkesinambungan serta saling terbangun satu sama lain. Akan tetapi tidak hanya dikaji, perlunya penerapan moral yang baik akan membentuk kultur dan budaya masyarakat yang berkualitas.

Menjaga pergolakan dalam negeri perlu disadari oleh setiap bangsa suatu negara, pergolakan yang terjadi di Indonesia banyak dipicu oleh politik dan sara. Tentunya pergolakan ini jangan terlalu berlarut-larut menjadi persoalan negara. 

Jika ini menjadi hal yang berlarut-larut maka masyarakat akan lebih sering mendapatkan wawasan tentang politik dan sara dan hanya mempersoalkan hal-hal tersebut yang pada akhirnya bangsa itu tidak terfokus pada bagaimana membentuk diri dan menambah ilmu pengetahuan yang berarti, yang dapat memajukan kualitas sumber daya manusia suatu bangsa. 

Kualitas sumber daya manusia merupakan hal yang sangat diperlukan untuk memajukan bangsa, karena setiap aspek peradaban bangsa dan negara dilakukan oleh manusia.

Memajukan bangsa yang dimaksud bukan tentang ide-ide yang memaksa negara berkembang untuk berubah menjadi negara maju, meskipun berpandangan ke arah itu. Yang dimaksud ialah bagaimana suatu negara bisa mengubah taraf kualitasnya ke arah yang lebih baik dengan membentuk idealisme yang kuat dan tidak terkapitalisasi oleh negara lain, yang mana hal itu dapat menyebabkan negara  semakin tertutup oleh peradaban bangsa dan negara lain.

DAFTAR PUSTAKA

Arti kata sumber - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online. (t.t.). Diambil 28 Oktober 2019, dari https://kbbi.web.id/sumber

 Ismail, F. (2017). SEJARAH & KEBUDAYAAN ISLAM Periode Klasik (Abad VII-XIIIM). Yogyakarta: IRCiSoD.

 Latif, M. (2016). Orientasi Ke Arah Pemahaman Filsafat Ilmu (ke-4). Jakarta: PRENADA MEDIA GROUP.

 Pusat Statistik, B. (2019). STATISTIK INDONESIA 2019. Badan Pusat Statistik, 738.

Sukirno, S. (2008). MAKROEKONOMI Teori Pengantar (ketiga). PT Raja Grafindo Persada.

 Sultoni, A. (2016). Pendidikan Karakter Dan Kemajuan Negara; JOIES: Journal of Islamic Education Studies, 1(1), 167--188.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun