Mohon tunggu...
Syifa Zetha
Syifa Zetha Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa Psikologi

Psychology

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pavlov's Dog Experiment: Teori, Eksperimen, dan Aplikasinya di Dunia Modern

13 Oktober 2024   20:08 Diperbarui: 13 Oktober 2024   20:17 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pavlov's Dog Experiment adalah salah satu eksperimen paling terkenal dalam psikologi yang diperkenalkan oleh ilmuwan Rusia, Ivan Pavlov, pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Eksperimen ini membuka jalan bagi pemahaman tentang kondisioning klasik, sebuah konsep fundamental dalam psikologi.

1. Latar Belakang Eksperimen

Ivan Pavlov awalnya bukan seorang psikolog, melainkan seorang fisiolog yang tertarik pada proses pencernaan. Ketika ia meneliti anjing, ia menyadari bahwa anjingnya mulai mengeluarkan air liur setiap kali melihat asistennya yang biasa memberinya makan, bahkan sebelum makanan diberikan. Fenomena ini memicu rasa penasaran Pavlov, dan ia memutuskan untuk menyelidiki lebih lanjut.

Dalam eksperimen klasiknya, Pavlov melakukan langkah-langkah berikut:

Anjing awalnya dipaparkan dengan makanan, yang merupakan rangsangan tanpa syarat (unconditioned stimulus). Ketika makanan diberikan, anjing akan mengeluarkan air liur, yang merupakan respon tanpa syarat (unconditioned response).

Pavlov kemudian memperkenalkan lonceng sebagai rangsangan netral (neutral stimulus). Lonceng ini awalnya tidak menghasilkan respon apa pun dari anjing.

Selama beberapa kali, Pavlov membunyikan lonceng setiap kali sebelum memberikan makanan. Setelah beberapa pengulangan, anjing mulai mengaitkan bunyi lonceng dengan makanan.

Akhirnya, anjing mulai mengeluarkan air liur hanya dengan mendengar bunyi lonceng, bahkan ketika makanan tidak diberikan. Dalam hal ini, lonceng telah menjadi rangsangan terkondisi (conditioned stimulus), dan air liur anjing menjadi respon terkondisi (conditioned response).

2. Teori Kondisioning Klasik

Eksperimen ini mengarah pada teori kondisioning klasik atau kondisioning respon, di mana makhluk hidup bisa belajar mengaitkan dua stimulus yang sebelumnya tidak berhubungan. Dalam kasus ini, anjing belajar mengaitkan bunyi lonceng dengan datangnya makanan, sehingga bunyi itu sendiri bisa memicu respon air liur.

Prinsip dasar dari kondisioning klasik adalah:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun