Mohon tunggu...
Syifa Wanda Nisrina
Syifa Wanda Nisrina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi- UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Dampak Perang Rusia-Ukraina terhadap Indonesia

9 Maret 2022   16:41 Diperbarui: 9 Maret 2022   16:57 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber: cnnindonesia.com)

Ketiga, dampak terhadap jalur perdagangan. Meskipun Rusia dan Ukraina bukanlah mitra dagang utama dari Negara Indonesia. Ukraina merupakan eksportir gandum ke Indonesia, terdapat 23 persen dari total ekspor Ukraina ke Indonesia.

Sementara itu, Indonesia juga mangandalkan impor produk berupa pupuk, baja, dan besi dari Negara Rusia. Josua menjelaskan proprosi impor pupuk dari Rusia sendiri sekitar 15 persen dari total impor produk pupuk Indonesia. Tak hanya itu, Josua juga mengatakan hal ini bisa juga berdampak kepada kenaikan inflasi, pasalnya bila ada gangguan dari sisi pasokan atau dari sisi produksi, tentunya ini akan berdampak ke kenaikan haraga komoditas tersebut.

Tapi, tahukah anda kira kira apa saja dampak dari perang tersebut kepada Negara tanah air kita, Indonesia?

  • Melambungnya harga gandum

Direktur Eksekutif Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhstria mengatakan, salah satu dampak dari perang Rusia-Ukraina terhadap Indonesia ialah kenaikan harga gandum.

Menurut beliau, dampak kenaikan harga gandum ini cepat atau lambat akan terkena ke para konsumen di Indonesia, mengingat bahan gandum merupakan bahan dasar dari produk mi instan atau terigu.

"kelangkaan gandum atau kenaikan harga karena konflik di Ukraina bisa meningkatkan harga produk turunan termasuk mi instan, tapi ini semua bergantung" ucap Bhima, yang dikutip dari kompas.com, sabtu (5/3/2002) siang.

"karena mi instan ini merupakan segmen masyarakt menengah ke bawah, yang artinya dalam situasi saat ini banyak yang belum siap menerima kenaikan harga" lanjutnya.

  • Fluktuasi nilai tukar

Bagi BUMN karya yang memiliki debt to equity rasio atau beban hutangnya juga besar harus berwaspada. Yakni, krisis di Ukraina menciptakan 2 faktor kunci yang salah satu nya adalah hal fluktuansi nilai tukar yang membuat beban utang luar negeri naik.. termauk di dalamnya ialah bunga pinjaman juga akan semakin mahal. Kedua, tren kenaikan suku unga akan lebih cepat jadi bunga pinjaman juga akan naik.

"jadi sudah rate bunga pinjamannya naik secara nominal karena fluktuasi nilai tukar terhadap dollar akhirnya juga membuat utang luar negerinya juga mengalami kenaikan, itu kondisi yang membuat BUMN yang debt equality ratio nya cukup tinggi atau beban utang terhadap modalnya cukup besar, ini akan kesulitan menghadapi krisis Ukraina" ujar Bhima Yudhistria.

Sementara itu, desakan dari para masyarakat juga kuat untuk bagaimana BUMN bisa berkonstribusi untuk tetap menjaga stabilitas harga. Kini, yang harus diperhatikan adalah risiko dari utang BUMN.

  • Meningkatnya harga pokok kebutuhan

Peningkatan harga pokok kebutuhan juga telah menjadi dampak dari peperangan kedua Negara ini. Bhima menambahkan bahwa dampak ekonomi Indonesia dari ketegangna Rusia-Ukraina akan paling terasa di sektor keuangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun