Mohon tunggu...
Syifa Walidatilhasanah
Syifa Walidatilhasanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya pelajar mahasiswa Universitas Islam Negeri Prof K.H. Saifuddin Zuhri purwokerto prodi Hukum Tata Negara Ingin Memenuhi tugas Mata Kuliah Literasi.Membuat artikel,cerita pendek dan juga puisi.

Hobi saya menonton film drama korea maupun hollywood sambil tiduran makanan kesukaan saya puding di kasi susu coklat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Si Batu yang Tidak Suka Dipanggil Batu

12 Maret 2024   12:43 Diperbarui: 12 Maret 2024   13:05 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Anak pertama cenderung keras kepala apalagi anak pertama perempuan, Cenderung pekerja keras dan tanggung jawab. Anak pertama dan cucu pertama dari keluarga ibu,bukan kah itu sangat menarik ?? Ya tentu saja, Tetapi cucu ke 7 dari keluarga ayah. Si Batu ini sangat keras kepala dia tidak akan mudah percaya sama orang yang baru dia kenal si batu mempunyai sifat pesimis di sisi lain, si batu ini pernah bertanya kepada ibunya

" bu kenapa ya aku selalu tiak merasa cukup atas pencapaianku dan merasa tidak ada seseorang yang menyayangiku??" ibunya pun menjawab

" karena tidak semua orang mempunyai sifat dan karatkter seperti kamu ( si batu) "

"lalu sifat sepertiku itu sifat yg bagaimana bu bukankah aku orang baik"

"tidak semua yang kamu rasa baik bagimu tetapi buruk bagi orang lain nak"

Karena si batu ini keras kepala dan tidak mau mengerti apa perkataan ibunya itu ia pun sering merenung. pada suatu malam dia membaca buku yang berjudul" filosofi teras" karya Henry Manapiring setelah ia memcaba buku tersebut disitulah dia merasa ia sangat keras kepala kepada dirinya dan juga orang lain dari buku tersebut dia bisa mengambil makna bahwa perkataan marcus aulelius" sesuaikan diri anda dengan kehidupan yang telah di berikan kepada anda dan benar- benar mencintai orang-orang yang telah di takdirkan mengelilingi anda". 

ia tersadar bahwa kesalahan terfatal pada dirinya yaitu keras kepala pada dirinya dan orang lain yang mengakibatkan dirinya sering merasa tidak puas atas semua pencapaian dan yang ia milikise seperti saat ini. si batu pun sekarang lebih dewasa lagi dalam ucapan maupun bertindak dia menjadi remaja yang tidak mudah menyerah dan tidak pesimis lebih menerima kritikan dan masukan dari orang lain maupun orang terdekatnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun