Mohon tunggu...
Syifa Susilawati
Syifa Susilawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pembelajar

Mahasiswi Sarjana - Sejarah Peradaban Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi 'Kalut'

16 Juni 2022   07:01 Diperbarui: 16 Juni 2022   07:26 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: merdeka.com

oleh Syifa Susilawati

Di sembarang masa,
Hujan di langit berganti turun di mataku,
mengutuk basah menjadi aliran mustajab
Kacau sudah jiwaku yang lapang
Dipenuhi ribut hingga detak kedzaliman
menguntit do'a-do'aku

Seperti tiada maaf bagi senja
yang memilih gelap ketimbang menaiki
kereta siang yang deras oleh hujan
Padahal aku mau kita menari-nari
Menunggu matahari tenggelam,
merayakan gemuruh angin
di bawah pohon akasia,
sambil membaca masa depan.

Ciputat, 16 Juni 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun