Mohon tunggu...
Syifa Susilawati
Syifa Susilawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pembelajar

Mahasiswi Sarjana - Sejarah Peradaban Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi "Syafaat Teduh"

29 Maret 2022   15:29 Diperbarui: 4 April 2022   15:04 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

karya Syifa Susilawati 

Di balik punggungan langit
aku tengah membayangkan jibril
Menyambut rombongan do'a yang kelelahan
Mencari tumpangan aamiin di waktu-waktu mustajab

Lalu di tengah kemacetan menuju stasiun langit
Sesosok lelaki yang suaranya menjelma kepakan burung merpati
Menundukkan keramaian, membelah sepi

Sepi dan tenang akhirnya akan menjadi
milik kita yang kehabisan tenaga
Dengan tengadah sepotong subuh yang berkali-kali
Menunggu harapan hidup di tengah kecamuk badai
dan keputusasaan ingatan menyeka dosa-dosa

Tangerang, 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun