Mohon tunggu...
Syifa Soraya
Syifa Soraya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Seorang mahasiswi prodi tadris biologi di IAIN Syekh Nurjati Cirebon, dengan hobi menulis semoga bisa menghantarkan saya pada gerbang kesuksesan.

Selanjutnya

Tutup

Love

Benarkah Ternyata Gen Dapat Mempengaruhi Faktor Perselingkuhan??

22 Juni 2023   00:58 Diperbarui: 22 Juni 2023   01:01 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Kasus perselingkuhan di Indonesia sudah tidak asing lagi, tercatat pada data statistik di Indonesia pada tahun 2022, jumlah kasus perceraian di Indonesia mencapai 516.334 kasus. Data ini mengalami peningkatan 15,31% dibandingkan 2021 yang mencapai 447.743 kasus. Data tahun 2022 ini bahkan mencapai angka tertinggi dalam enam tahun terakhir. Akibat maraknya kasus perselingkuhan ini banyak pihak yang dirugikan karena dampaknya, entah keluarganya bahkan orang umum yang mengetahui kasusnya. 

Dari dua tahun terakhir ini, tercatat maraknya kasus perselingkuhan pasangan selebriti yang tengah gencar viral di berbagai media masa. Dan tak lupu juga kasus perselingkuhan terjadi dalam satu rumpun keluarga. Rata-rata yang berselingkuh adalah pria, menurut Labrecque & Whisman, 2017; Peterson, 2005 dalam buletin psikologi hasil penelitian membuktikan bahwa pria lebih cenderung tidak setia daripada wanita. Secara khusus, laki-laki dianggap termotivasi untuk mencari banyak pasangan sebagai upaya memaksimalkan umur genetis mereka, sedangkan wanita dianggap lebih berorientasi pada hubungan dengan pasangan tunggal karena investasi mereka yang lebih besar dalam proses berkembang biak yaitu dimulai dari pembuahan internal, kehamilan 9 bulan, dan laktasi sehingga wanita tidak perlu meningkatkan potensi reproduksinya (Albrecht et al., 2006; Li et al., 2002). Singkatnya, mungkin tidak ada keuntungan evolusi yang jelas bagi wanita untuk berselingkuh. 

Lantas  benarkah gen dapat mempengaruhi perselingkuhan?

Dilansir dari hellosehat dari hasil penelitian milik peneliti asal State University of New York (SUNY) Binghamton, orang-orang yang memiliki varian tertentu dari reseptor D4 polimorfisme (gen DRD4) lebih mungkin untuk berselingkuh dan "jajan seks" di luar rumah. Hal tersebut bisa terjadi sebab orang-orang yang memiliki gen DRD4 secara natural membutuhkan rangsangan yang lebih besar lagi untuk bisa mencapai kepuasan.

Lalu apa si sebenarnya D4 polimorfisme/gen DRD4 itu?

Reseptor D4 polimorfisme atau biasa disingkat gen DRD4 merupakan suatu gen yang merupakan hasil pewarisan dari orang tua, karena setiap orang terlahir membawa gen ini. Dilansir dari Times Indonesia Gen DRD4 berperan dalam produksi hormon dopamin. Hormon ini diproduksi oleh otak ketika suasana hati sedang gembira. Gen ini juga dikaitkan dengan kecanduan seseorang terhadap alkohol dan tantangan. Gen ini terletak pada kromosom 11 pada lokasi q22-q23. Namun perlu dicatat, bahwa yang menentukan bakat perselingkuhan itu adalah varian dan ukuran dari gen ini. Berdasarkan penelitian ada 4 dampak ketika manusia memiliki kelebihan gen ini, diantaranya:

  • Kecenderungan eksplorasi yang tinggi
  • Respon terhadap stimulus
  • Kecenderungan mencari pengalaman yang menarik, berisiko, atau penuh adrenalin
  • Dampak pada gangguan psikiatrik akibat kecanduan

Apakah ada gen lain juga yang mempengaruhi perselingkuhan seseorang?

Dikutip dari VT yang fyp bahwa gen lain yang mempengaruhi adalah gen arginin vasopresin atau AVP . Gen arginin vasopresin (AVP) merujuk pada gen yang mengkodekan prekursor hormon arginin vasopresin, yang terletak pada kromosom 20 pada lokasi q13.2.  Gen AVP memiliki variasi genetik yang dapat mempengaruhi ekspresi dan fungsi hormon vasopresin. Beberapa variasi genetik dalam AVP telah dikaitkan dengan perbedaan dalam respons sosial, perilaku sosial, dan risiko gangguan psikiatrik. Misalnya, variasi genetik dalam AVP telah dikaitkan dengan interaksi sosial yang lebih baik, kemampuan empati yang lebih tinggi, dan ikatan sosial yang lebih kuat. Beberapa penelitian juga telah menghubungkan variasi gen AVP dengan risiko gangguan autisme, depresi, dan kecanduan alkohol.

Dari kedua gen cheating tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor perselingkuhan dapat terjadi karena faktor gen, 63% perselingkuhan dari laki laki diturunkan secara genetik sedangkan pada wanita hanya 40%. Oleh sebab itu tidak heran jika banyak ditemukan kasus perselingkuhan pada laki-laki. Namun dapat digaris bawahi bahwa faktor penyebab perselingkuhan bukan hanya dilandasi oleh keturunan atau gen saja, bisa jadi karena faktor sosial, ekonomi dan lain sebagainya.

gimana sob, percaya gak nih?

referensi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun