Mohon tunggu...
Sihrien Tsalatsy
Sihrien Tsalatsy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

fulltime learner

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenal Sosok M. H. Thamrin, Pahlawan yang Memilih Jalur Perjuangan yang Tidak Biasa

12 Februari 2022   16:17 Diperbarui: 12 Februari 2022   16:19 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Warga Jakarta mungkin sudah familiar dengan pahlawan asal Betawi ini. Namanya diabadikan dalam berbagai tempat dan kesempatan; seperti nama penghargaan, sekolahan, universitas, proyek perbaikan, hingga pada jalan protokol utama di Jakarta. Namun semangat Thamrin seakan lenyap tak terbawa karena tidak banyak yang mengetahui kiprah perjuangannya.

Mohammad Husni Thamrin lahir dari keluarga yang berkecukupan. Ayahnya seorang wedana sementara ibunya berasal dari keluarga yang memiliki pengaruh agama yang kuat. Kakek Thamrin yang bernama Ort berasal dari Inggris yang membuat Thamrin memiliki darah Inggris dalam tubuhnya. Meskipun berasal dari keluarga yang berada, Thamrin bergaul dengan siapapun tanpa pandang bulu.

Jejak awal Thamrin dalam merintis karir politik bermula dari keikutsertaannya dalam berbagai organisasi. Ia pun mendirikan organisasi Kaoem Betawi sebagai wujud kecintaannya pada etnik sendiri. Thamrin mulai aktif memasuki dunia parlementer setelah sebelumnya menjabat sebagai wakil walikota yang dilanjutkan menjadi walikota Batavia. Kiprahnya menjadi dewan rakyat volksraad bergerak aktif dalam memperjuangkan nasib rakyat demi kesejahteraan masyarakat.

Mengingat volksraad adalah lembaga bentukan Belanda, hal itu membuat Thamrin dipandang sebelah mata oleh masyarakat sekelilingnya. Namun siapa sangka, langkah yang tidak biasa ini dengan bersikap kooperatif terhadap Belanda justru mampu membuat Thamrin berada di posisi yang strategis untuk bergerak demi kesejahteraan rakyatnya. Dalam sidang-sidang parlemen, Thamrin aktif menyuarakan perbaikan berbagai fasilitas untuk peningkatan kualitas hidup masyarakat, sebut saja perbaikan jalan kampung-kampung yang ada di Jakarta, pengadaan akses air bersih, penerangan jalan, hingga pembangunan pintu air manggarai yang manfaatnya masih bisa dirasakan bahkan hingga hari ini.

Thamrin juga giat memperjuangkan penggunaan bahasa Indonesia dalam sidang-sidang parlemen. Thamrin berpendapat, peraturan yang ada di undang-undang yang ditujukan untuk masyarakat menggunakan bahasa Belanda yang tidak dipahami oleh masyarakat itu sendiri, hal itu akan menimbulkan masalah yang seharusnya tidak terjadi. Thamrin pun menyuarakan penggunaan bahasa Indonesia dalam undang-undang yang dimulai dengan penggunaan bahasa Indonesia dalam setiap sidang.

Selain kelihaiannya dalam berpidato di depan anggota parlemen, Thamrin juga dikenal sebagai seorang yang dermawan. Ia rela mengeluarkan uang dalam jumlah besar untuk kepentingan pergerakan. Thamrin bahkan membeli sebuah rumah gedung yang diperuntukkan sebagai kantor sekretariat Permufakatan Perhimpunan-perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI). Gedung itu disebut Gedung Permufakatan Nasional dikarenakan di sanalah tempat terjadinya berbagai permufakatan serta kongres-kongres menuju kemerdekaan. Gedung yang kemudian menjadi Museum M. H. Thamrin ini juga sempat digunakan untuk merumuskan Sumpah Pemuda dan lahirnya lagu kebangsaan Indonesia, Indonesia Raya. Wah, sungguh investasi pahala yang sangat bermanfaat ya!

Tak hanya itu, Thamrin juga tak segan-segan mengeluarkan uang 2000 gulden untuk pembangunan lapangan sepak bola milik rakyat Indonesia. Bagi Thamrin, hal itu menjadi salah satu usaha untuk memupuk persatuan bangsa. Kelak, lapangan itu bernama lapangan Voetbalbond Indonesische Jacatra (VIJ) yang kemudian berganti nama menjadi Persija. Dalam organisasi inilah muncul cikal bakal terbentuknya PSSI. Lelaki yang semasa kecil sering disebut Mat Seni ini juga menghibahkan sebuah bangunan untuk tinggal bagi pemuda yang sedang menempuh pendidikan di Jakarta.

Zaman yang sudah berganti menyebabkan bentuk perjuangan untuk membela tanah air pun mengalami pergantian jua. Bukan lagi lewat peperangan, Thamrin berdiri tegap memperjuangkan kemerdekaan bangsanya melalui diplomasi dengan pembuktian nyata. Ia berpikir melampaui zamannya dengan tetap memposisikan diri sebagai rakyat jelata yang membutuhkan kesejahteraan serta perasaan bebas merdeka. Thamrin adalah satu dari sekian wakil rakyat yang menunjukkan dedikasi tingginya untuk kemaslahatan masyarakat. Dapat menjadi teladan yang tak lekang waktu, serta untuk segala golongan tanpa pandang bulu.

Thamrin menghembuskan napas terakhirnya pada tanggal 11 Januari 1941 setelah menderita penyakit malaria. Ia meninggal dalam keadaan menjadi tahanan rumah lantaran kecurigaan Belanda terhadapnya. Sosok yang akrab dengan presiden pertama Indonesia, Sukarno, ini dimakamkan di TPU Karet Bivak dengan diiringi lebih dari dua ratus ribu rakyat yang mengantarkan menuju tempat peristirahatan terakhirnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun