Mohon tunggu...
Syifa SafiraPutri
Syifa SafiraPutri Mohon Tunggu... Freelancer - seorang istri nyambi jadi mahasiswi

mulai ngeblog lagi nih

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kata Mereka tentang Covid-19

20 Maret 2020   23:33 Diperbarui: 20 Maret 2020   23:39 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Siapa yang tidak terkejut pada tangga 2 Maret 2020 Presiden Joko Widodo di temani Menteri Kesehatan mengumumkan 2 orang Indonesia tertular Covid-19 atau yang lebih dikenal dengan infeksi virus corona? Virus yang berasal dari Wuhan, China ini mulai masif menyebar pada Desember 2019.

Penyebarannya infeksi virus ini begitu cepat. Pada tanggal 12 Maret 2020, WHO menyatakan infeksi ini sebagai Epidemi sehingga para pimpinan daerah bergegas cepat untuk menyelamatkan warganya.

Salah satu langkah diambil adalah mengintruksikan masyarakat setempat untuk menghindari keramaian (social distancing) dengan cara mengalihkan aktifitas sekolah ke rumah, menyurukan perusahaan agar pekerjaan pegawai ke rumahnya masing masing, dan lain sebagainya.

Model pembelajaran online yang diterapkan oleh beberapa sekolah dan kampus ini disambut berbeda-beda oleh masyarakat. "Dalam simtem pembelajaran, kita tidak hanya transfer Knowledge atau ilmu pengetahuan, tapi disitu harus ada nilai keteladaan", ujar Fathia Mahasiwa S1 Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam STDIDI Al-Hikmah.

STDIDI Al-Hikmah merupakan salah satu kampus yang menerapkan pembelajaran via online guna membatasi interaksi mahasiwa untuk mengurangi resiko penyebaran infeksi virus corona melalui aplikasi WhatsApp Group, Zoom dan Google Classroom.

Lalu bagaimana dengan pendapat lainnya dalam menyikapi kebijakan ini?

"Dibalik segala keburukan yang dibwawa oleh Si Corona, ternyata corona juga bisa memberikan hal positif juga untuk diri kita", ujar Wiwit. Dia berpendapat dengan adanya ancaman penyebaran infeksi virus corona ini sekan memaksa masyarakat untuk berdisplin dalam menjaga kebersihan.

Albi, mahasiswi asal Tebet berpendapat, "Jadi muhasabah nikmatnya ukhuwah, bertatap wajah dengan teman-teman saat kuliah,ngaji, syuro... rindu kalian yang berkumpul karena Allah".

Hal serupa disampaikan Nada, akhwat berkacamata asal Lampung, "Kita dikasih waktu untuk memperbaiki ibadah-ibadah yang sempat lalai, maka inilah saatnya untuk mendekat kepada-Nya." Secara garis besar pendapat dari mahasiswi semester 6B akhwat ini tentang makna mensyukuri nikmat dan muhasabah.

Setelah membaca berbagai pendapat mengenai corona ini, lalu bagaimana upaya kita mencegahnya?

  • Selalu menjaga kebersihan. Cuci tangan menggunakan sabun. Selalu membawa dan memakai hand sanitizer dimanapun dan kapanpun.
  • Saat bersin dan batuk tutup menggunakan lengan atau tisu. Lalu langsung buang tisu bekas bersin.
  • Social Distancing. Menjaga jarak minimal 1 meter terhadap orang lain.
  • Hindari keramaian. Keluar rumah hanya untuk keperluan mendesak.
  • Setelah berpergian, langsung mencuci baju yang dipakai. Dan bergegas mandi.
  • Menggunakan masker jika terpaksa berpergian.
  • Apabila sesak nafas, suhu badan panas, batuk segera berobat.
  • Saling mengingatkan dan jangan lupa berdoa agar situasi seperti ini segera reda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun