Mohon tunggu...
syifa sabrina
syifa sabrina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Mahasiswa aktif Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ralf Dahrendorf: Mengkaji tentang Teori Konflik Fungsionalisme Struktural

23 September 2022   05:00 Diperbarui: 23 September 2022   05:03 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dikota Hamburg, Jerman merupakan kota kelahiran dari seorang sosiolog yaitu Ralf Dahrendorf,  tepatnya pada tahun 1929. Lord  Dahrendorf adalah sebutannya saat menjadi anggota House Of Lords pada tahun 1993. 

Beliau mulai belajar sosiologi mulai tahun 1967 tepatnya di London, Inggris,  bahkan sampai kiprah keilmuannya banyak dilakukan di Inggris. Sebelum mempelajari sosiologi sekitar tahun 1947-1952, Dahrendorf juga mempelajari tentang psikologi, filsafat, dan sastra klasik. Dan pada tahun 1967 Dahrendorf mulai memasuki dunia politik, beliau menjadi anggota parlemen dan seorang menteri yang bertempat di Jerman.

Sebagai salah satu sosiologi dan juga seorang tokoh pengkritik Dahrendorf mempunyai perspektif yang sangat kuat yaiti pada kajian teori konflik, fungsionalisme struktural. Kritik yang dilahirkan Dahrendorf merupakan Kritik penting terhadap pendekatan didalam sosiologi. 

Dari pemahaman saya fungsionalisme struktural merupakan suatu sistem keteraturan serta perubahan-perubahab yang terjadi di masyarakat, yang dimana fungsionalisme struktural menolak pernyataan bahwa konflik adalah aspek struktural yang berhubungan dengan kehidupan sosial.

Dalam berproses Ralf Dahrendorf banyak di pengaruh ilmuan-ilmuan besar seperti Karl Marx, Talcott Parsons, dan Marx Webber, dari salah satu ilmuan tersebut teori Karl Marx  sebagian besar hampir sama dengan gagasan Dahrendorf. 

Dari teorinya tersebut Dahrendorf menjelaskan bahwa masyarakat mempunyai dua sisi, yaitu konflik dan konsensus. Karena menurut Dahrendorf mengakui bahwa masyarakat tidak akan ada konflik jika tidak ada konsesus sebelumnya karena kedua hal tersebut mempunyai hubungan satu sama lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun