Dalam berkomunikasi, terutama dalam komunikasi tertulis, kita tidak bisa melupakan keberadaan wacana. Wacana, menurut pendapat Foucault (1972:48-49) merupakan "rangkaian ujaran yang utuh pada suatu tindak komunikasi yang teratur dan sistematis yang mengandung gagasan, konsep, atau efek yang terbentuk pada konteks tertentu". Wacana mempunyai kedudukan yang lebih luas daripada klausa dan kalimat karena wacana mengandung gagasan atau konsep dari sebuah teks. Tiap-tiap tindak komunikasi adalah bagian dari wacana karena melibatkan penyampai pesan, penerima pesan, dan pesan atau makna yang utuh yang ingin disampaikan (Rohana dan Syamsuddin, 2015:3). Ilmu linguistik adalah ilmu yang memiliki objek kajian khusus yaitu bahasa. Ilmu linguistik terbagi menjadi berbagai macam sub disiplin ilmu, salah satunya yaitu analisis wacana. Sebagai bagian dari linguistik, analisis wacana adalah ilmu yang berusaha menganalisis makna dalam wacana yang disampaikan oleh penyampai pesan yang dihubungkan dengan konteksnya. Seperti yang disampaikan oleh Rohana dan Syamsuddin (2015:11) bahwa analisis wacana merupakan ilmu yang membahas mengenai tafsiran sebuah teks untuk mengetahui apa maksud sebenarnya dari si penyampai pesan, mengapa harus disampaikan, serta bagaimana pesan itu terbentuk dan apa motif di balik teks yang dimaksud.
Analisis wacana, sebagai bagian dari ilmu linguistik, tentu memiliki objek-objek yang menjadi kajian atau yang diteliti secara khusus. Analisis dari objek penelitian merupakan tujuan dari eksistensi ilmu-ilmu yang bersangkutan. Seperti halnya ilmu-ilmu lainnya, analisis wacana memiliki beberapa objek penelitian. Namun yang menjadi objek penelitian secara umum dari ilmu ini adalah bahasa dan wacana. Analisis wacana memiliki fokus kajian meneliti struktur bahasa yang digunakan dalam komunikasi, baik yang berbentuk lisan maupun tulisan.
Secara khusus, analisis wacana membahas tentang kegunaan bahasa sehari-hari, baik yang berbentuk lisan maupun tertulis. Sehingga dapat dikatakan bahwa objek dari kajian analisis wacana adalah unit bahasa di atas kalimat atau ujaran yang mengandung kesatuan dan konteks. Sebagai contoh di kehidupan sehari-hari terdapat penggunaan bahasa dalam naskah pidato, rekaman wawancara yang ditranskrip, percakapan secara langsung, notulensi rapat, debat, ceramah, dan sebagainya (Purbani, 2005:1).
Tulisan ini ditulis bersama dengan Dr. Muhammad Rohmadi, M. Hum.
Referensi:
Purbani, W. (2005). Analisis wacana/discourse analysis. Lokakarya Penelitian.
Rohana, & Syamsuddin. (2015). Buku Analisis Wacana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H