Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi semakin berkembang dengan pesat. Teknologi mendorong segala perubahan dalam segala hal. Kemampuan teknologi internet yang luar biasa ini melahirkan platform dan menjadikan posisi internet menjadi semakin penting. Kemampuan teknologi digital telah menciptakan berbagai kemungkinan baru dalam industri media. Pada dasarnya teknologi media digital merupakan perkembangan mutakhir dari teknologi berbasis internet yang memudahkan semua orang untuk dapat bekomunikasi, berpartisipasi, saling berbagi dan membentuk sebuah jaringan secara online. Berdasarkan pengertian media, dapat diartikan bahwa semua orang memiliki kebebasan dalam menyampaikan pendapat, saling melempar komentar, menyebar berbagai informasi dan lainnya. Media sosial tidak memiliki pengawas yang akan mengawasi berbagai macam media social dalam melakukan interaksi. Adanya fenomena konvergensi media merupakan konsekuensi dari kemajuan teknologi, menyelaraskan semua platform media baik media online atau media cetak menjadi satu. Konvergensi media juga berarti suatu usaha untuk menggabungkan media konvensional dan media baru untuk menyebarkan berita, informasi dan hiburan (Lawson-Borders, 2006).
Perspektif ekologi media mengacu pada pemahaman hubungan yang kompleks antara media, lingkungan, dan Masyarakat. Konsep ini menekankan pentingnya memahami dampak ekologis dari produksi, distribusi, dan konsumsi media. Bicara media dan pembentukkan opini publik, menurut Shoemaker dan Reese, ada lima faktor yang biasanya membentuk hirarki pengaruh dalam media. Dalam subbab ini, penulis hanya akan menyebutkan empat faktor saja yang terkait dengan penggunaan media dan kaitannya dengan opini publik. Pertama, rutinitas media yang terkait dengan ritme kerja dan publikasi informasi. Media-media konvensional, seperti televisi, koran, majalah, tabloid, dan lain-lain memiliki tantangan baru dengan semakin dinamisnya "media baru" (new media). Akses situs jejaring sosial (medsos), seperti Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, dan sebagainya, serta blog-blog website yang interaktif memunculkan jurnalisme masyarakat (citizen journalism) yang kian interaktif dengan para pencari dan pengguna informasi. Opini publik akan terbentuk melalui media-media baru ini. Masyarakat akan cenderung memilih media sosial sebagai saluran aspirasinya, termasuk saluran diseminasinya, daripada media konvensional karena media sosial relatif tanpa batas atau restriksi sama sekali (Shoemaker dan Reese, 1996:121).
A. Peran Media
Media massa merupakan sarana komunikasi massa yang berperan sebagai komunikator serta agent of change yaitu sebagai pelopor berubahan dalam lingkungan public yang dapat mempengaruhi khalayak melalui pesan berupa informasi, hiburan, Pendidikan maupun pesan-pesan lainnya yang dapat dijangkau oleh Masyarakat secara luas. Jika dilihat secara menyeluruh, McQuail membagi menjadi 6 (enam) perspektif dalam melihat peran media massa dalam kehidupan social terutama dalam Masyarakat modern, antara lain:
1. Melihat media massa sebagai window on event and experience. Media dipandang sebagai jendela yang memungkinkan khalayak dalam melihat apa yang sedang terjadi di luar san a, atau media merupakan sarana informasi untuk mengetahui berbagai peristiwa.
2. Media sering dianggap sebagai a mirror of event in socity and the world, impling a faithful reflection. Cermin berbagai peristiwa yang ada di masyarakat dan dunia, yang merefleksikan apa adanya, karenanya para pengelola media sering merasa tidak bersalah jika media penuh dengan kekerasan, konflik, pornografi dan berbagai keburukan lain.
3. Memandang media massa sebagai filter, atau gatekeeper yang menyeleksi berbagai hal untuk diberi perhatian atau tidak. Televisi senantiasa memilih isu, informasi atau bentuk content yang lain berdasarkan standar para pengelolanya.
4. Media massa sering dipandang sebagai guide, penunjuk jalan atau interpreter, yang menerjemahkan dan menunjukkan arah atas berbagai ketidakpastian, atau alternatif yang beragam.
5. Melihat media massa sebagai forum untuk mempresentasikan berbagai informasi dan ide-ide kepada khalayak, sehingga memungkinkan tejadinya tanggapan dan umpan balik.Â
6. Media massa sebagai interlocutor, yang tidak hanya sekedar tempat berlalu lalangnya informasi, tetapi juga partner komunikasi yang memungkinkan terjadinya komunikasi interaktif.
Tidak jauh berbeda dengan peran media massa itu sendiri, perspektif dalam melihat peran media menurut McQuail di atas pada dasarnya ingin menunjukan bahwa peran media dalam kehidupan sosial bukan hanya sebagai sarana hiburan atau pelepas ketegangan, melainkan isi dan informasi yang disajikan mempunyai peran yang signifikan dalam proses sosial. Peran yang signifikan ini seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa media massa berperan mempengaruhi masyarakat melalui beberapa konten, salah satunya adalah pendidikan.