Mohon tunggu...
Syifa Qurrotu
Syifa Qurrotu Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswi

Mahasiswi Prodi Akuntansi Universitas Pelita Bangsa

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Sang Gabo dan NovelNya "Seratus Tahun Kesunyian"!

4 Desember 2024   17:24 Diperbarui: 4 Desember 2024   17:41 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gabriel Garcia Marquez

Ya, Gabo nama akrab yang telah dikenal public pembaca di Indonesia, nama lengkap nya Gabriel Garcia Marquez, ia merupakan seorang novelis terkenal di Kolombia. Lahir di kota Aratacata pada 6 Maret 1927. Kota Aratacata adalah kota yang sangat spesial bagi Gabo karena berkat kota kecil ini lah yang membuatnya menciptakan imajinasi tentang dunia Amerika Latin yang ideal. Mulanya karena pada tahun 1950, Ia menemani ibunya ke Aratacata. Kemudian ia meninggal pada 17 April 2014 dengan umurnya yang pada saat itu berusia 87 tahun.

Gabo pada awalnya adalah seorang pelajar ilmu hukum, bersekolah di Jesuit Collage, namun ia melepas studinya ketika ia mendalami profesi jurnalis nya. Dengan menjadi seorang wartawan El Espectador, sebuah surat kabar kota Bogota. Kemudian pada tahun 1954, ia dikirim ke Roma sebagai koresponden asing. Sejak saat itu Gabo lebih banyak menghabiskan hidupnya di luar negeri, seperti Roma, Paris, Bacelona, New York, dan Meksiko,

Membicarakan tentang karyanya, yang paling terkenal adalah One Hundred Years of Solitude (seratus tahun kesunyian) bahasa Spanyol nya : Cien aos de soledad, diterbitkan pertama kali pada tahun 1967. Novel dengan genre Realisme magis, fantasi tinggi, keluaga dan fiksi yang epic ini sudah terjual lebih dari 50 juta eksemplar dan diterjemahkan ke dalam lebih dari 40 bahasa. Bahkan saat ini sedang dalam proses penayangan di Netflix yang akan dirilis pada 11 Desember nanti, yang akan disutradarai oleh Alex Garcia Lopez.

Seratus tahun kesunyian bercerita tentang keluarga Buendia yang selama tujuh generasi tinggal di desa fiktif Macondo. Menceritakan siklus kehidupan keluarga yang didalamnya terdapat cinta, pengkhianatan, dan takdir yang selalu berulang. Novel ini memiliki tema waktu, takdir, kesepian dan siklus Sejarah. Tokoh-tokohnya sering menghadapi kutukan kesepian yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Berakhirnya kutukan tersebut dengan kehancuran Macondo dan kepunahan keluarga Buendia. Oleh generasi terakhir, tokoh tersebut menemukan manuskrip yang telah lama disimpan oleh peramal yang bernama Melquiades, yang ia sadari bahwa manuskrip tersebut meramalkan Sejarah keluarga Buendia dan kemusnahannya.

Novel ini tidak hanya menceritakan tentang kisah keluarga Buendia dan desa Macondo, tetapi juga menjadi simbol sejarah, budaya, dan perjuangan masyarakat Amerika Latin. Novel ini juga unggul dalam penggunaan Bahasa Spanyol yang indah. Selain itu novel ini mengantarkan Gabo sebagai penerima Romulo Gallegos Award di tahun 1972 dan menghadiahi Gabo sebagai peraih Nobel Sastra karena cerita-cerita pendek dan novelnya di tahun 1982.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun