part time semakin menjadi tren di kalangan mahasiswa, menandakan bahwa fenomena ini bukan sekadar sebuah gejala sementara. Menjalani pekerjaan paruh waktu seiring dengan menempuh pendidikan di perguruan tinggi menjadi sebuah pencapaian yang patut diakui sebagai prestasi luar biasa. Tren ini mencerminkan pergeseran paradigma di kalangan mahasiswa yang tidak hanya menempatkan fokus pada aspek akademis dalam kehidupan kampus mereka, tetapi juga berusaha menggali pengalaman dan mendapatkan penghasilan tambahan melalui keterlibatan aktif dalam pekerjaan part time.
Pekerjaan paruh waktu atau sering disebutDilansir dari The Economic Times, sebuah penelitian menyatakan bahwa hampir 50 persen dari generasi Z yang menjadi subjek survei merasa khawatir mengenai tingginya biaya hidup, terutama terkait dengan isu pengangguran dan keberlanjutan hidup yang bergantung pada pendapatan bulanan.
Salsabila Damar Mulya, seorang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta, mengatakan bahwa melalui pekerjaan part time ia berhasil meraih sejumlah pengalaman berharga. Selain itu, ia juga memperoleh pembelajaran mengenai cara manajemen waktu yang efektif. Dengan menjalani pekerjaan part time ini, Salsa mengungkapkan bahwa ia bisa memperoleh pendapatan 70 ribu rupiah perhari. Pengalamannya ini memberikan gambaran betapa pekerjaan part time mampu memberikan penghasilan tambahan bagi mahasiswa seperti Salsa.
"Kalo aku biasanya kerja dalam seminggu bisa dua sampai tiga kali, nah perharinya aku dibayar 70 ribu. Lumayan banget buat nambahin uang jajan," ungkapnya pada rabu (3/1/2024).
Bukan hanya mahasiswa yang mendapatkan manfaat dari pekerjaan paruh waktu. Beberapa perusahaan juga mendapati bantuan yang signifikan dari tenaga kerja paruh waktu ini. Pasalnya, pekerja paruh waktu memiliki ketersediaan waktu yang fleksibel untuk membantu pekerja tetap agar dapat menyelesaikan tugas-tugas mereka dengan baik dan secara teratur.
"Dari segi cost, jika melihat dari pekerja part time dan full time, sudah pasti perusahaan akan mengeluarkan biaya yang lebih rendah untuk membayar pekerja part time dibandingkan dengan pekerja full time yang memiliki biaya tetap," kata Adjiz Suhardiman, Supervisor Starbucks Daan Mogot, saat diwawancarai pada Selasa (26/12/2023).
Adjiz menekankan bahwa tren perusahaan mengandalkan pekerja paruh waktu semakin terlihat, khususnya saat merayakan peristiwa-peristiwa besar seperti Natal, Idul Fitri, dan hari libur nasional. Strategi ini terbukti efektif menghadapi peningkatan permintaan layanan atau produk yang cenderung tinggi selama periode tersebut. Adjiz menyoroti bahwa peran pekerja paruh waktu semakin krusial dalam mendukung kinerja dan kelancaran operasional perusahaan pada saat-saat krusial tersebut.
"Soalnya kalau pas hari hari besar kita mempekerjakan pegawai full time akan lebih besar pengeluarannya, karena pegawai full time punya biaya tertentu," jelasnya lagi.
Walaupun part time job memberikan manfaat finansial, realitasnya juga menampilkan berbagai rintangan. Beban kerja yang tinggi bisa memengaruhi hasil akademis, dan mahasiswa dituntut untuk menyeimbangkan kedua aspek ini. Bekerja sambil kuliah bukan sekadar soal mendapat pendapatan tambahan, melainkan juga mengenai pengembangan kemampuan, ketekunan dalam menghadapi tantangan, serta perluasan jaringan sosial.
Salsa merupakan contoh yang nyata, seorang mahasiswa yang berhasil mengelola dua peran sebagai pekerja paruh waktu. Dia membagikan pengalamannya yang berharga tentang cara agar tetap fokus pada studi sambil memperoleh manfaat dari pekerjaannya untuk proses pembelajaran dan pertumbuhan pribadi.
Salsa sering mendapati dirinya dalam keadaan di mana ia harus bekerja, sementara tugas kuliahnya belum terselesaikan.