Perencanaan karangan mencakup semua tahapan persiapan penulisan. Dimana kegiatan menulis tidak dilakukan secara acak melainkan terencana. Dengan demikian penulis benar - benar siap untuk mengungkapkan pemikiranya dalam bentuk tulisan.
Tahapan dalam perencanaan karangan
- Prapenulisan
- Penulisan
- Pascapenulisan
1. Prapenulisan
Prapenulisan adalah tahap persiapan untuk menulis. Tompkins dan Hoskison (2002:17) mengatakan prapenulisan ini adalah tahap awal. Hal - hal yang perlu dilakukan pada tahap prapenulisan adalah: (1) memilih topik, (2) tujuan, bentuk (3) identifikasi dan menyusun ide. Tahap prapenulisan sangat penting dan menentukan tahap - tahap penulisan berikutnya. Penulis bersiap untuk menulis dan memikirkan tujuan penulisam. Misalnya, apakah mahasiswa menulis untuk menghibur, menginformasikan, menjelaskan, mendemonstrasikan atau meyakinkan. Untuk membantu penulis merumuskan tujuan tersebut, ia dapat bertanya pada dirinya sendiri: Apa tujuan saya menulis topik ini? Mengapa saya menulis tentang topik ini? Dalam konteks apa saya menulis? Pertanyaan - pernyataan di atas sangat membantu penulis untuk menentukan tujuan tulisan mereka. Pada langkah selanjutnya, penulis memperhatikan sasaran penulisan (pembaca). Penulis merencanakan, apakh menulis untuk diri sendiri atau orang lain. Penulis memperhatikan, siapa yang membaca, bagaimana tingkat pendidikannya dan apa kebutuhannya? Selain itu, penulis harus mempertimbangkan bentuk atau struktur teks yang akan ditulis agar pembaca dapat dengan mudah memahami isi teks. Setelah memilih topik, tentukan tujuan (gaya diskusi) dengan memikirkan pembaca, langkah selanjutnya adalah mengatur ide - ide tulisan dengan cara yang koheren. Penulis perlu mengatur ide untuk menulis bentuk kerangka karangan. Kerangka karangan digunakan seorang penulis untuk mempersiapkan diri menulis sebagai tahap terakhir prapenulisan.
Kerangka karangan adalah rencana kerja yang berisi garis besar karangan yang akan ditulis. Artinya, kerangka karangan merupakan pedoman bagi seseorang dalam menulis saat mengembangkan karangan. Kerangka karangan dapat membantu sebagai panduan penulis mengumpulkan dan memilih bahan tulisan yang sesuai. Selain itu, kerangka karangan memfasilitasi pengembangan karangan yang terkontrol, terorganisir, dan koheren. Kerangka karangan terdiri dari pengantar atau pendahuluan (termasuk mengapa dan untuk apa menulis dari topik tertentu yang akan ditulis dan juga apa yang disajikan) dan penutup. Bagian pendahuluan berfungsi sebagai pengantar, mengenalkan sekaligus menggiring pembaca terhadap pokok tulisan kita. Bagian isi menyajikan topik atau ide utama karangan. Bagian di akhir karangan berfungsi mengembalikan pembaca pada ide - ide inti karangan melalui ringkasan atau gagasan utama karangan/ penekanan ide - ide penting.
2. Penulisan
Setelah kerangka karangan disusun,, penulis siap untuk melakukan kegiatan menulis. Kegiatan menulis ialah mengungkapkan fakta, gagasan, sikap, pemikiran, argumentasi, perasaan secara jelas dan efektif bagi pembaca. Penulis menuangkan idenya poin demi poin ke dalam tulisan. Penulis fokus menuangkan ide dan memperhatikan aspek teknis penulisan seperti struktur, ejaan, dan tanda baca. Penulis mengungkapkan pemikiran dan gagasannya dengan memperhatikan bahasa dalam karangannya. Bagian isi karangan menyajikan topik atau gagasan utama tulisan. Gagasan utama tulisan bisa dijelaskan dengan ilustrasi, informasi, bukti, argumen dan alasan. Itu sebabnya penulis dituntut pada multiple competence terhadap bahasa dan gagasan/ idenya. Masalah yang sering dihadapi penulis saat menulis adalah muncul ide - ide baru. Sebaiknya penulis melanjutkan karangannya secara utuh sesuai dengan kerangka karangannya. Untuk koreksi atau penambahan ide baru dapat dilakukan setelah menulis karangan. Agar kita tidak lupa, penulis dapat menambahkan ide baru itu dengan mencatatnya di kerangka karangan atau di bagian lain yang diinginkan. Penulis dapat menambah dan memperbaiki ide setelah mereka selesai menulis atau pada tahap penyuntingan. Selama fase penulisan, setiap poin yang direncanakan dikembangkan langkah demi langkah dengan memperhatikan jenis informasi yang disajikan, pola pengembangan, pembahasan, dll. Setelah fase ini selesai, penulis membaca, merevisi, dan mengoreksi kembali karangannya.
3. Pascapenulisan
Pascapenulisan adalah fase penyempurnaan tulisan kasar dari teks yang telah kita buat. Kegiatan ini meliputi penyuntingan dan merevisi. Tompkins dan Hosskisson (1995: 57) menyatakan bahwa penyuntingan adalah pemeriksaan dan perbaikan unsur mekanik karangan seperti ejaan, puntuasi, diksi, pengkalimatan, pengalineaan, gaya bahasa, dan konvensi penulisan lainnya. Adapun revisi lebih mengarah pada perbaikan dan pemeriksaan substansi isi tulisan. Berdasarkan pendapat ahli di atas, penyuntingan merupakan kegiatan yang berfungsi untuk merevisi atau menyempurnakan tulisan. Penyuntingan karangan mencakup perbaikan pada unsur mekanik dan substansi isi. Fokus pada fase ini adalah melakukan perubahan pada pada aspek mekanik karangan. Penulis mengoreksi karangannya untuk ejaan dan tanda baca atau kesalahan bahasa lainnya. Tujuan dari penyuntingan adalah untuk membuat tulisan menjadi lebih mudah dan menyenangkan ketika dibaca orang lain. Pada tahap penyuntingan, penulis melakukan kegiatan (a) memfokuskan karangan, (b) membaca cepat untuk penentuan kesalahan, dan (c) koreksi kesalahan. Mahasiswa menjadi penyunting yang baik ketika berkonsentrasi pada karangan. Mahasiswa dapat melakukan penyuntingan karangannya sendiri atau karangan temannya. Selama penyuntingan, mahasiswa membaca karangan untuk menentukan dan menandai kemungkinan bagian - bagian tulisan yang salah. Dosen dapat memberikan contoh menyunting karangan yang baik. Misalnya, dosen membaca karangan mahasiswa untuk mengidentifikasi bagian karangan yang salah atau tidak lengkap. Mahasiswa dapat melihat dan meniru contoh proses penyuntingan yang dilakukan oleh dosen. Mahasiswa kemudian membaca dan menandai bagian yang salah untuk menentukan sifat kesalahan dalam karangannya. Setelah membaca dan mengidentifikasikesalahan dalam karangan, mahasiswa kemudia memperbaikinya sendiri atau dengan bantuan orang lain. Beberapa kesalahan mungkin ada yang mudah diperbaiki, ada yang perlu dicari dikamus atau ada yang butuh bantuan langsung dari dosen. Disinilah pembelajaran tata tulis, termasuk ejaan, tanda baca, dan penggunaan struktur atau istilah menjadi bermakna. Mahasiswa sangat menerima saran dan koreksi dari dosen atau sesama mahasiswa. Merevisi karangan merupakan kegiatan yang menitikberatkan pada penambahan, pengurangan, dan penghapusan dengan penyusunan ulang isi karangan sesuai dengan kebutuhan pembaca. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini ialah (1) membaca ulang seluruh draf, (2) sharing atau berbagi pengalaman dari draf kasar karangan tersebut dengan teman, dan (3)mengubah atau revisi tulisandengan memperhatikan reaksi, komentar, masukan dari teman ataupun dosen. Setelah itu, penulis membaca kembali tulisan kasarnya. Ketika membaca ulang, dalam hal inilah penulis melakukan perubahan dengan menambahkan, mengurangi, menghapus atau memindahkanbagian - bagian tertentu dalam draf karangan. Penulis dapat menandai bagian yang akan diubahdengan memberikan karakter tertentu atau menggarisbawahi.
Sekian, Terima Kasih^^
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H