Mohon tunggu...
Syifa Nuranjani
Syifa Nuranjani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah pribadi yang baik, bisa berdiskusi dengan tim.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bahasa Indonesia Dalam Kurikulum Merdeka : Perspektif Guru SD

13 Januari 2025   18:47 Diperbarui: 13 Januari 2025   18:47 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

BAHASA INDONESIA DALAM KURIKULUM MERDEKA : PERSPEKTIF GURU SD

Oleh : Syifa Nuranjani & Fadila Putri D.R

Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam dengan konten yang lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Penerapan Kurikulum Merdeka dalam pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa siswa dan mewujudkan profil pelajar Pancasila (Fatimah 2018).

Kurikulum Merdeka membuka jalan baru dalam pengajaran Bahasa Indonesia di tingkat Sekolah Dasar (SD), dengan menekankan inovasi dan kreativitas dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini, peran guru sangat krusial untuk menerapkan pendekatan yang lebih interaktif dan kontekstual. Meskipun tujuan dari perubahan kurikulum ini adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan, masih banyak guru yang terjebak dalam metode pengajaran konvensional, seperti hafalan dan pendekatan teoritis, yang membuat proses belajar menjadi kaku dan kurang menarik bagi siswa. Akibatnya, penguasaan materi Bahasa Indonesia di kalangan siswa cenderung rendah.

Inovasi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sangat penting dan dapat dilihat dalam empat aspek keterampilan berbahasa: menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Untuk meningkatkan keterampilan-keterampilan ini, para guru sebaiknya mengaplikasikan berbagai metode yang lebih menarik, seperti memanfaatkan teknologi digital dan mengadakan aktivitas praktis yang melibatkan siswa secara aktif.

Kurikulum Merdeka juga mengedepankan pengembangan Profil Pelajar Pancasila, di mana siswa diharapkan tidak hanya menguasai bahasa, tetapi juga memiliki karakter yang baik, kemampuan berpikir kritis, dan keterampilan berkolaborasi. Dengan demikian, pengajaran Bahasa Indonesia lebih dari sekadar transfer pengetahuan; ini juga merupakan proses pembentukan karakter dan keterampilan sosial siswa. Oleh karena itu, penting bagi para guru untuk terus berinovasi dan menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman serta memenuhi kebutuhan siswa, agar tujuan pendidikan dapat tercapai dengan efektif.

Kurikulum Merdeka Belajar menekankan pentingnya kebebasan berpikir bagi pendidik dan peserta didik. Program ini mendorong mereka untuk menelusuri pengetahuan dari lingkungan sekitar, bukan hanya bergantung pada buku atau modul. Tujuan utamanya adalah meningkatkan kualitas pembelajaran, sehingga siswa mampu berpikir secara mandiri dan kolaboratif. Dengan demikian, mereka diharapkan menjadi individu yang unggul, kritis, kreatif, inovatif, dan aktif di masa depan.

Konsep Merdeka Belajar sejalan dengan pemikiran progresif John Dewey, yang menekankan bahwa kebebasan dalam pendidikan sangat penting untuk mengembangkan potensi siswa secara optimal. Meskipun terdapat beberapa penelitian mengenai hubungan antara Merdeka Belajar dan pembelajaran Bahasa Indonesia, pengamatan di bidang ini masih tergolong sedikit. Oleh karena itu, artikel ini akan membahas pelaksanaan pengajaran Bahasa Indonesia dalam konteks Merdeka Belajar (Elviya  & Sukartiningsih, 2023)..

Strategi pembelajaran inkuiri pun menjadi sangat relevan karena melibatkan tahapan observasi, bertanya, investigasi, dan analisis yang mendorong siswa untuk berperan aktif dalam proses belajar. Dalam kerangka Kurikulum Merdeka, pembelajaran Bahasa Indonesia tidak hanya berfokus pada peningkatan kemampuan kognitif, tetapi juga keterampilan akademik dan pembentukan karakter sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila. Selain itu, tema-tema seperti gaya hidup berkelanjutan dan kearifan lokal diintegrasikan ke dalam kurikulum untuk membangun literasi budaya dan kewarganegaraan siswa.

Dengan demikian, Kurikulum Merdeka diharapkan mampu menciptakan individu yang tidak hanya mahir berbahasa, tetapi juga memiliki kesadaran sosial dan budaya yang tinggi.

Transformasi pendidikan dalam Kurikulum Merdeka membawa perubahan signifikan pada metode pembelajaran, kini beralih ke pendekatan yang berfokus pada peserta didik. Dalam konteks ini, model Project Based Learning (PjBL) menjadi salah satu metode utama, yang menjadikan siswa aktif terlibat dalam proyek-proyek yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Terdapat berbagai pendekatan inovatif yang dapat diterapkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun