Mohon tunggu...
Syifa Nihaya
Syifa Nihaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi Fotografi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perubahan Sosial Selama Pandemi Covid-19 dan Kaitannya Terhadap Teori Struktural Fungsional Talcott Parsons

25 November 2022   08:02 Diperbarui: 25 November 2022   08:04 812
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penyebaran Covid-19 yang cepat membuat pemerintah dan masyarakat Indonesia diharuskan untuk keluar dari zona nyaman dan segera memikirkan cara agar dapat cepat beradaptasi pada kondisi yang sedang kritis. Banyak perubahan yang terjadi akibat pandemi Covid-19. Pemerintah berupaya untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 dengan berbagai cara. Dimulai dari memperketat protokol kesehatan seperti rajin mencuci tangan, social distancing, pembatasan sosial berskala besar, dan sebagainya. Dampak dari pandemi Covid-19 menyerang berbagai sektor yakni sektor ekonomi, sektor pendidikan, sektor politik, dan sebagainya.

Pandemi Covid-19 memaksa masyarakat untuk lebih melek teknologi. Hal tersebut dikarenakan diberlakukannya pembatasan sosial sekala besar yang menyebabkan kegiatan sekolah, kerja, bahkan berbelanja dilakukan secara daring supaya menghindari penyebaran Covid-19. Dalam mencapai keberhasilan untuk melawan persebaran Covid-19, tentunya diperlukan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat.

Permasalahan ini berkaitan dengan teori struktural fungsional oleh Talcott Parsons. Menurut Parsons  (dalam Prasetya et al., 2021) masyarakat merupakan sebuah sistem sosial yang terdiri dari elemen-elemen yang saling berkaitan antara satu dengan yang lain dan saling menyatu dalam keseimbangan. Adapun menurut Parsons (dalam Hafinda & Zuhilmi, 2021) konsep perubahan sosial bersifat secara perlahan-lahan untuk dapat beradaptasi sehingga terjadi keseimbangan.

Talcott Parsons terkenal dengan skema AGIL. AGIL adalah empat sistem yang terdiri dari sistem adaptasi (Adaptation), pencapaian tujuan (Goal attainment), integrasi (Intergration), dan pemeliharaan pola (Latency). Menurut Parsons (dalam Sumandiyar & Nur, 2020) AGIL suatu fungsi merupakan sebuah sekumpulan aktivitas yang ditujukan untuk memenuhi satu atau beberapa kebutuhan sistem. Supaya tetap dapat menjalankan kelangsungan hidup, maka sistem harus menjalankan ke empat elemen tersebut.

Perubahan sosial akibat pandemi Covid-19 apabila dikaitkan dengan skema AGIL adalah sebagai berikut:

  • Adaptasi (Adaptation)

Masyarakat harus mampu untuk beradaptasi dengan peraturan baru yang dibuat oleh pemerintah untuk memutus rantai penyebaran Covid-19. Contohnya, memakai masker saat keluar rumah, membersihkan diri setelah berpergian, serta menghindari kerumunan. Adapun contoh lainnya, peraturan mengenai pembatasan sosial berskala besar tentunya membuat pelanggan pedagang menjadi berkurang sehingga keuntungan yang didapat sangat kecil. Supaya tetap bisa bertahan, maka pedagang tersebut diharuskan untuk melakukan digitalisasi dengan cara mendaftarkan tokonya pada platform belanja online.

  • Pencapaian tujuan (Goal attainment)

Saat pandemi Covid-19, tentunya yang menjadi tujuan utama adalah memutus persebaran Covid-19. Oleh karena itu, pemerintah membuat kebijakan seperti dilakukannya pembatasan sosial berskala besar, sekolah daring, work from home, memperketat protokol kesehatan, dan mengadakan vaksin. Dalam mewujudkan tujuan tersebut, maka diperlukan kerjasama antara pemerintah dengan masyarakat.

  • Integrasi (Intergration)

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa untuk mencapai sebuah tujuan, maka diperlukan kerjasama antara pihak satu dengan pihak yang lain. Dalam persoalan ini, butuh adanya solidaritas dan kesatuan dari pemerintah, masyarakat, lembaga kesehatan, pelaku ekonomi, dan sebagainya.

  • Pemeliharaan pola (Latency)

Supaya pola yang telah terbentuk tetap terpelihara, maka diperlukan adanya sosialisasi mengenai pengetahuan mengenai Covid-19, protokol kesehatan yang berlaku, cara pencegahan Covid-19, serta mempertahankan kedisiplinan dalam mematuhi prokes.

Oleh karena itu, untuk dapat memutus rantai persebaran Covid-19, Maka keempat fungsi tersebut harus bersatu dan menjalankan fungsinya masing-masing.

 

DAFTAR PUSTAKA

Hafinda, T., & Zuhilmi. (2021). Perubahan Sosial Dalam Perspektif Sosiologi Talcott Parsons: Sekolahnya Manusia Era New Normal. PROCEEDING: Dirundeng International Conference On Islamic Studies, 387--402.

Prasetya, A., Nurdin, M. F., & Gunawan, W. (2021). Perubahan Sosial Masyarakat dalam Perspektif Sosiologi Talcott Parsons di Era New Normal. Sosietas, 11(1), 929--939. https://doi.org/10.17509/sosietas.v11i1.36088

Sumandiyar, A., & Nur, H. (2020). Membangun Hubungan Sosial Masyarakat di Tengah Pandemi Covid-19 di Kota Makassar. Prosiding Nasional Covid-19, 74--81.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun