Mohon tunggu...
Syifa Nadira
Syifa Nadira Mohon Tunggu... Mahasiswa - A student in Trisakti School of Management

Loves to talk about music and movies, sometimes about how we achieved great things in life more often than not

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Gaya Kepemimpinan Anies Baswedan: Kenapa Disukai Banget Gen-Z?

25 Agustus 2024   13:11 Diperbarui: 25 Agustus 2024   13:11 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/Spt)

"Leadership is about change rather than stability (Daft 2023)"

Menurut buku The Leadership Experience yang ditulis oleh Richard L. Daft, leadership adalah hubungan pengaruh antara pemimpin dan pengikut yang berusaha untuk membuat perubahan dan hasil nyata yang mencerminkan tujuan bersama mereka.  Kata "perubahan" bukanlah hal asing di telinga kita, terutama hal tersebut merupakan tagline yang diusung oleh salah satu kandidat Calon Presiden pada pemilihan umum 2024 kemarin; Anies Rasyid Baswedan.

Selain pernah menjabat menjadi seorang Gubernur DKI Jakarta serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, sosok Anies Baswedan juga diakui di kancah Internasional. Terbukti dari penghargaan-penghargaan yang pernah beliau dapatkan, beberapa contohnya adalah Lee Kuan Yew Exchange Fellow ke-72 Tahun 2022; orang Indonesia kelima yang mendapat penghargaan tersebut dan dipilih karena rekam jejak dan potensi besarnya untuk kontribusi dalam pembangunan Indonesia, 21 Heroes 2021 dari Transformative Urban Mobility Initiative 2021; dinobatkan menjadi tokoh perubahan penting dalam transportasi perkotaan, bersanding dengan pendiri SpaceX dan Tesla, Elon Musk, serta World's 20 Future Figure dari Majalah Foresight 2010; 20 orang yang diprediksi akan mengubah dunia dalam 20 tahun mendatang, bersanding dengan tokoh-tokoh dunia seperti Vladimir Putin dan Hugo Chavez. 

Banyak masyarakat; dari kalangan muda hingga tua yang menyukai gaya kepemimpinan Anies, terutama dari kalangan Gen-Z. Terbukti dari masih banyaknya dukungan nyata yang bisa dilihat melewati akun X: @humaniesproject, @olpproject, serta @aniesbubble. Dukungan yang masih mengalir ini bisa disebabkan karena gaya kepemimpinan yang dimilikinya. Anies terlihat sangat approachable, relatable, dan respectable lewat akun X-nya; @aniesbaswedan  maupun saat kampanye Pemilu 2024 berlangsung lewat Desak Anies.

Anies yang menyewa artist dan tidak menggunakan AI untuk menggambarkan artwork; menunjukkan beliau menghargai para seniman.

Anies yang setuju untuk tidak "glorfy" dirinya karena tidak ada pemimpin yang sempurna.

Gaya kepemimpinan yang dimiliki Anies sendiri ialah Demokratis danbeliau juga memiliki ethical leadership. Demokratis menurut Richard L. Daft adalah Pemimpin yang mendelegasikan wewenang kepada orang lain, mendorong partisipasi, dan mengandalkan pengetahuan bawahan untuk membuat keputusan dan menyelesaikan tugas, serta ethical leadership adalah demonstrasi perilaku yang etis melalui tindakan pribadi dan hubungan dengan orang lain, serta mendorong perilaku ini di antara para pengikut melalui komunikasi dua arah, penguatan, dan pengambilan keputusan. Salah satu cara utama pemimpin berkontribusi pada organisasi yang etis adalah dengan berani bicara saat melihat tindakan yang menurut mereka salah.


"Berani bicara saat melihat tindakan yang menurut mereka salah" dapat dilihat dalam video di mana Anies mengritik rancangan anggaran yang sangat besar pada Pembahasan Rancangan KUA-PPAS dan RAPBD TA 2020 ketika beliau menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2019.

Salah satu teori yang dikembangkan oleh Hersey and Blanchard; yaitu Situational Theory yang memfokuskan karakteristik followers sebagai elemen penting dalam suatu situasi dan dapat memengaruhi perilaku leader tersebut. Salah satu gaya kepemimpinan dalam teori ini adalah Selling Style; berdasarkan pada perhatian yang tinggi terhadap hubungan dan tugas. Dengan pendekatan ini, pemimpin menjelaskan keputusan dan memberikan kesempatan untuk klarifikasi.

Anies sering membuka diskusi dengan masyarakat, yang membuka jalan kepada kita untuk menyuarakan pendapat maupun kritikan terhadap program-programnya. Selain lewat kampanye Desak Anies di mana masyarakat bebas untuk mengutarakan opininya, Anies juga pernah membuka diskusi ke Balai Kota pada Februari 2018 perihal program Jaklingko-nya ketika beliau menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Dimulai pada menit ke 1:20, Anies menjelaskan konsep awal Jaklingko dan cara merealisasikan program ini kepada operator-operator kendaraan umum di DKI Jakarta. Anies juga mengajak mereka untuk bergabung dalam perubahan dalam sistem transportasi publik di DKI Jakarta.

Dalam dunia kepemimpinan yang terus berkembang, perubahan adalah kunci utama, dan Anies Rasyid Baswedan telah menunjukkan bagaimana kepemimpinan yang demokratis dan etis dapat mendorong perubahan yang positif. Dengan membuka diri terhadap kritik, mendengarkan suara masyarakat, dan berani berbicara ketika melihat ketidakadilan, Anies mencerminkan nilai-nilai kepemimpinan yang inklusif dan berintegritas. 

Keberhasilan Anies di tingkat nasional dan internasional, serta dukungan dari berbagai kalangan, terutama generasi muda, menegaskan bahwa pendekatan kepemimpinan yang mengedepankan partisipasi dan etika tetap relevan dan dibutuhkan. Pada akhirnya, kepemimpinan bukan hanya soal stabilitas, tetapi tentang keberanian untuk mengubah dan menghadirkan hasil nyata yang bermanfaat bagi banyak orang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun