Mohon tunggu...
Syifa Nadira
Syifa Nadira Mohon Tunggu... Mahasiswa - A student in Trisakti School of Management

Loves to talk about music and movies, sometimes about how we achieved great things in life more often than not

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Gaya Kepemimpinan Anies Baswedan: Kenapa Disukai Banget Gen-Z?

25 Agustus 2024   13:11 Diperbarui: 25 Agustus 2024   13:11 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/Spt)


"Berani bicara saat melihat tindakan yang menurut mereka salah" dapat dilihat dalam video di mana Anies mengritik rancangan anggaran yang sangat besar pada Pembahasan Rancangan KUA-PPAS dan RAPBD TA 2020 ketika beliau menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2019.

Salah satu teori yang dikembangkan oleh Hersey and Blanchard; yaitu Situational Theory yang memfokuskan karakteristik followers sebagai elemen penting dalam suatu situasi dan dapat memengaruhi perilaku leader tersebut. Salah satu gaya kepemimpinan dalam teori ini adalah Selling Style; berdasarkan pada perhatian yang tinggi terhadap hubungan dan tugas. Dengan pendekatan ini, pemimpin menjelaskan keputusan dan memberikan kesempatan untuk klarifikasi.

Anies sering membuka diskusi dengan masyarakat, yang membuka jalan kepada kita untuk menyuarakan pendapat maupun kritikan terhadap program-programnya. Selain lewat kampanye Desak Anies di mana masyarakat bebas untuk mengutarakan opininya, Anies juga pernah membuka diskusi ke Balai Kota pada Februari 2018 perihal program Jaklingko-nya ketika beliau menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Dimulai pada menit ke 1:20, Anies menjelaskan konsep awal Jaklingko dan cara merealisasikan program ini kepada operator-operator kendaraan umum di DKI Jakarta. Anies juga mengajak mereka untuk bergabung dalam perubahan dalam sistem transportasi publik di DKI Jakarta.

Dalam dunia kepemimpinan yang terus berkembang, perubahan adalah kunci utama, dan Anies Rasyid Baswedan telah menunjukkan bagaimana kepemimpinan yang demokratis dan etis dapat mendorong perubahan yang positif. Dengan membuka diri terhadap kritik, mendengarkan suara masyarakat, dan berani berbicara ketika melihat ketidakadilan, Anies mencerminkan nilai-nilai kepemimpinan yang inklusif dan berintegritas. 

Keberhasilan Anies di tingkat nasional dan internasional, serta dukungan dari berbagai kalangan, terutama generasi muda, menegaskan bahwa pendekatan kepemimpinan yang mengedepankan partisipasi dan etika tetap relevan dan dibutuhkan. Pada akhirnya, kepemimpinan bukan hanya soal stabilitas, tetapi tentang keberanian untuk mengubah dan menghadirkan hasil nyata yang bermanfaat bagi banyak orang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun