Apa itu CBT UM UGM 2021? Bagaimana pengalaman mengikuti CBT UM UGM 2021?
Halo. Saya akan membahas tentang pengalaman mengikuti CBT UM UGM 2021 yang diadakan pada bulan Juni 2021 di Jogjakarta dan Jakarta. Sebelumnya, CBT UM UGM mempunyai nama UTUL UGM, singkatan dari Ujian Tulis Universitas Gadjah Mada.
CBT UM UGM singkatan dari Computer Based Test Ujian Mandiri Universitas Gadjah Mada.  Jalur seleksi mandiri tersebut menggunakan nilai UTBK dan nilai CBT UM UGM. CBT UM UGM dan UTBK sama—sama menggunakan Komputer. Jalur—Jalur tersebut mempunyai materi yang sama namun model soal yang berbeda.
Kelompok Ujian pada CBT UM UGM
- Sains dan Teknologi (Saintek)
- Sosial dan Humaniora (Soshum)
- Campuran (Saintek dan Soshum)Â
Web UGM secara resmi memberi informasi tentang pelaksanaan CBT UM UGM 2021 pada 2 Juni 2021. Pada laman tersebut terdapat informasi secara detail tentang pelaksanaan CBT UM UGM 2021.Â
Tahun sebelumnya, peserta CBT UM UGM (UTUL UGM) dapat memilih 3 prodi. Namun untuk 2021, peserta hanya boleh memilih 2 prodi.
Sebelum pandemi, Jalur seleksi mandiri tersebut diadakan di beberapa Kota Besar. Tapi setelah pandemi hanya diadakan di Jogjakarta dan Jakarta dengan biaya pendaftaran serta tanggal pelaksanaan yang berbeda. Â Peserta diperbolehkan memilih tempat pelaksanaan serta tanggal dan sesi.
Tahun 2021, biaya pendaftaran apabila pelaksanaan di Jogjakarta adalah Rp325.000,00/Prodi. Nah, sistem biaya pendaftaran yang berbeda tersebut sempat membuat panik. Saya bingung, saya mau mendaftar dua prodi atau satu saja. Namun setelah berbicara dengan Bapak, Bapak menyarankan untuk mendaftar 1 prodi saja.
Sebagai informasi, CBT UM UGM tidak ada UANG PANGKAL ya. Itulah mengapa saya tertarik untuk mendaftar dengan modal nekat yang sangat besar. Saya menyadari bahwa saya bukanlah anak yang pintar. Namun dengan semangat tinggi, saya bisa mendapatkan ‘Selamat’ dari Perguruan Tinggi yang terletak di Jogja tersebut.
Tidak bisa dipungkiri, UGM adalah salah satu Perguruan Tinggi dengan nama dan prestasi yang membanggakan. Sehingga sejak saya masih SMP, saya merasa rendah diri untuk mendaftar dan mempunyai cita-cita sekolah di Perguruan Tinggi dengan Jas almamater coklat muda tersebut.Â