Mohon tunggu...
Syifaniar Ramadhanny
Syifaniar Ramadhanny Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa- S1 Hubungan Internasional

hormat kepada angin

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hari-hari Filsafat, Berfilsafat Tiap Hari

24 Oktober 2022   13:16 Diperbarui: 24 Oktober 2022   13:23 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Terkadang, kita selalu bertanya-tanya. Apa sih filsafat itu? Apakah akan selalu dinilai penting untuk menanyakan sesuatu hal? Pertanyaan-pertanyaan itu, tak sedikit mengundang rasa keingintahuan kita sebagai manusia untuk mempelajari filsafat lebih dalam. Jika kita sedikit mengintip dari sejarahnya, kata filsafat diambil dari bahas arab falsafah. Secara etimologis filsafat berasal dari bahasa Yunani, filosofia, yang merupakan bentukan dari philos yang berarti teman dan Sophia yang berarti kebijaksanaan. Arti kebijaksanaan itu sendiri berarti kebenaran dalam perbuatan. Konon, kata Sophia diambil dari aliran awa periode Yunani. Sofisme, yang merupakan aliran pertama. Berdasarkan catatan sejarah, kata Philosophia pertama kali digunakan oleh Pythagoras pada 582-496 sebelum Masehi. Menurutnya, philosophia berarti pecinta kebijaksanan (lover of wisdom). Menariknya, kata Phytagoras, manusia ini lebih cocok dikatakan sebagai pencari dan pencita pengetahuan dan kebijaksanaan, yang mana pada akhirnya disebut filosof. Namun hal ini cenderung diabaikan oleh beberapa pihk. Terutama kaum sophist. Sophist menganggap diri mereka sebagai orang yang paling tahu dan bijaksana. Bahkan untuk merebut sebuah pengaruh dalam masyarakat, hanya butuh keihaian lidah dalam bertutur.

            Kembali lagi, filsafat berarti menanyakan sebab-sebab dari semua kejadian. Seiring dengan perkembangannya, sebagai manusia tentu kebingungan dalam menyerap arti dari fisafat itu sendiri. Mengingat para filsuf atau ahi filsafat mempunyai konsep yang berbeda-beda antara satu dengan lainnya. Dari sini kita dapat melihat bahwa filsafat itu erat hubungannya dengan sikap orang dan pandangan hidup manusia. Dalam kehidupannya manusia tentu melewati beberapa kerumitan dalam hidup. Filsafat ada untuk kita mengkaji lebih luas, entah untuk mempertanyakan akar dari masalah hingga mengupasnya satu persatu. Dalam menghadapi sebuh masalah, tidak cukup hanya memikirkannya saja, perlu dibarengi dengan analisis kritis sehingga dapat menghasilkan output yang cedas. Terdapat 3 hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat: kekaguman dan keingintahuan, Kesangsian dan keraguan, serta Kesadaran akan keterbatasan. Seperti ketika melihat seisi alam semesta ini dapat bekerja dengan sendirinya, hal itu memantik keingintahuan untuk menggali lebih dalam. Menimbulkan banyak pertanyaan. Menurut Plato, Mata kita memberi pengamatan bintang-bintang, matahari, dan langit. pengamatan ini memberi dorongan kepada kita untuk berfilsafat. Manusia juga cenderung merasakan keheranan alu diakhiri dengan keraguan, faktor itu disebabkan oleh panca indera manusia yang terbatas.

            Menerapkan filsafat dam kehidupan sehari-hari juga memengaruhi manusia dalm proes berpikir. Salah satu kelebihan manusia yang tidak dimiiki oleh makhluk hidup lain. Kemampuan manusia dalam berpikir manusia mendorong untuk mencapai sesuatu yang logis. Radikal, universal, komperehensif, rasional merupakan cara umum dalam berfilsafat. Berpikir rasional dalam bagian ini filsafat harus mengandung makna berpikir logis, sistematis dan kritis. Selain itu spekulatif. Bersepkulatif merupakan ciri awal dari kegiatan filsafat. Setelahnya ada bebas. Bebas baik dalam berpikir, ber-prasangka sosial , kultural, religius dan kepentingan politik (Tim, Pengantar Fisafat, 15-16). Dalam pengartian bebas, peran fisafat memang sesungguhnya adalah pembebas. Bukan hanya sekedar dobrakan untuk mengeluarkan dari mitos-mitos, tetapi juga menarik manusia keluar dari situ. Dengan filsafat manusia dapat terbantu untuk mencari tahu kebenaran dan memberikan sudut pandang tersendiri. Bonusnya, dapat memberikan pemahaman etika dan moral. Mengambil contoh dalam kehidupan sehari-hari, membuang sampah. Membuang sampah pada tempatnya termasuk berfilsafat dalam kehidupan sehari-hari, adanya kehendak dari akal manusia seolah-olah menyuruh kita ‘jangan membuang sampah sembarangan’ lalu memikirkan dampak apa yang akan terjadi. Dengan ini kemampuan manusia dalam kelebihan berpikir dapat dikatakan bila manusia itu  selalu melibatkan akal sehat nya untuk mencapai sesuatu yang logis.

            Berpikir filsafat dapat mengatasi kerumitan dalam hidup. Dengan kita mengathui arti sebenarnya dalam filsafat, maka kita dapat menggunakan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Tidak melulu permasalahan yang terjadi di hidup kita dapat diselesaikan dengan teknik pendekatan, politik teknis atau bahkan ekonomi teknis apabila masalah dapat diselesaikan dengan sendirinya. Manusia mengetahui bahwa jalan hidup tergantung dengan wawasan serta pengalamannya. Manusia perlu akan pengetahuan dalam hidupnya untuk melengkapi hidupnya. Jika dilihat dari pandangan filsafat, Pengetahuan sangat penting untuk menentukan sikap orang terhadap dirinya sendiri, maupun terhadap orang lain. Selain itu pula dalam berpikir kritis. Pola pikir yang sangat diperlukan bagi tiap individu, apabila ketika kita memutuskan untuk berkecimpung dalam lingkup akademik, kita akan dituntut untuk menanyakan semua hal, mempertanyakan sebab dari segala sebab dan menjawab dengan hasil sudut pandang sendiri maupun orang lain. Berfilsafat seakan menjadi tonggak untuk melakukan hal-hal sepele hingga yang berat dalam melakukan sesuatu, termasuk pertanyaan-pertanyaan sepele yang kita ajukan kepada diri sendiri hingga kesadaran dari diri sendiri untuk akan sesuatu. Selain itu yang dapat kita terapkan lagi adalah dalam menyaring berita-berita yang sering masuk ke lingkungan kita, terutama dalam memilah berita benar dan etis seolah menjadi pr tersendiri bagi kita, untuk itu sekali lagi kita perlu memiliki kemampuan dalam berpikir kritis. Kita peru menanyakan lebih jauh lagi, darimana asanl berita ini serta sumber terpercaya karena apabila satu kali salah dalam penyerapan dan tersebar begitu saja, dikhawatirkan nantinya akan berdampak pada masyarakat. Dengan ini kita mengetahui bahwa sesungguhnya ilmu filsafat tidak serumit yang kita kira, malahan sangat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.

           

            Masih bersangkutan dengan relevansi filsafat dalam kehidupan. Tentunya kita pernah sekali ungakapan orang seperti, “Kamu tuh, bisa nggak sih mikirin perasaanku dulu?!” atau “Jangan keras kepala dong, jadi orang!” satu sampai dua patah kata yang seperti itu sangat bisa membuat kita secara tidak sadar memikirkan omongan orang itu secara berlarut. Disituasi seperti ini manusia cenderung akan intropeksi terhadap diri sendiri. Apakah yang dikatakan orang lain itu benar atau bisa saja malah orang lain yang menilai kita salah. Posisi seperti ini sering dikatakan sebagai refleksi diri yang jika melihat dari ilmu filsafat, dapat disebut sebagai berpikir reflektif. Endang Komara (2010) menyatakan bahwa berpikir reflektif merupakan ilmu yang menjelaskan tentang apa yang menjadi landasan asumsi dari ilmu itu, bagaimana batas-batas kemampuan dan apakah logis lalu apa bukti nyata yang dicapainya. Jika dilihat dari dua sudut pandang, memang benar diri kita kadang bisa bersifat egois, mungkin secara sadar maupun tidak sadar. Namun jika dilihat lagi, terkadang diri ini juga perlu untuk egois. Mengambil salah satu contoh, kita sedang terjebak dalam situasi berduka tetapi pada saat yang sama kita harus menghadiri acara penting. Dalam situasi ini tentu kita akan memilih untuk memenuhi kepentingan individu terlebi dahulu, dengan pertimbangan untuk tidak menghadiri acara tersebut. Penerapan dari sisi lain, disaat kita sedang merasa gagal. Sering kali kita menyalahkan situasi dan kondiri, terkadang menyalahkan diri sendiri karena tidak mempunyai kapabilitas yang memenuhi. Hal yang seperti ini akan kembali pada berpikir refleksi. Memaksa kita untuk melihat dari sisi persepektif lain dengan mencoba menerima bahwa apapun yang telah terjadi dan tidak sesuai ekspektasi bukanlah akhir dari segalanya. Dengan membunyai bekal pikiran untuk terus positive thinking dan yakin akan selau ada rencana baik di kemudian hari selagi kita terus berusaha.

            Dalam kasus lainnya, seiring dengan perkembangan zaman diiringi dengan perkembangan pikiran pada manusia juga. Pola pikir manusia dapat terbentuk dengan berasas dari kebudayaan atau kebiasaan di  lingkungan sekitar. Pergeseran pemikiran mulai dari kuno menjadi berpikir realis dan logis termasuk cara kita berfilsafat dalam sehari-hari. Sebenarnya, pengembangan pemikiran kerap dilakukan oleh para filsuf terdahulu. Timeline penting yang dimulai dari era Yunani Kuno hingga era modern masing-masingnya selalu punya sejarah dari perkembangan ilmu pengetahuan yang nantinya akan terus berlanjut menjadi pola pikir masyarakat.

            Berasas dari ruang lingkup ontologi filsafat itu sendiri, mengetahui apa itu hakikat ilmu dan hakikat kebenaran serta kenyataan. Maka tujuan dari filsafat adalah mencarinya. Mencari hakikat dalam kebenanran, baik kebenaran dalam logika, etika maupun hakikan keasian. Dengan berfilsafat manusia akan menjadi manusiawi karena akan terus melakukan perenungan. Perenungan dalam kefilsafatan memiliki arti percobaan untuk menyusun sesuatu pengetahuan yang rasional. (Muchsin, Ikhtiar Materi Pokok Filsafat Hukum, cet ke-1. hal-3). Manusia cenderung akan menelaah hakikat jasmani dan rohani dalam hidupnya di dunia agar bertindak bijaksana. Dengan kebiasaan dalam menelaah dan menganalisis segala sesuatu yang diimplementasikan dalam berfilsafat, akan menjadikan seseorang itu pribadi yang cerdas, berkualitas, kritis dalam memecahkan masaah kehidupa sehingga lebih mengerti jalan yang akan dilakukan selanjutnya untuk mencapai kebahagiaan hidup. Selain itu dalam mempelajari filsafat akan melatih seseorang untuk meningkatkan kualitas berpikir dan membangun pribadi yang beretika dan berkarakter, sehingga tidak melulu terpengaruh oleh faktor luar. Selain itu lebih dimudahkan dalam memahami makna hakikat hidup baik dalam lingkup pribadi maupun lingkup sosial.

Setelah berbicara tentang tujuan dari berfilsafat, selanjutnya tentu akan ada manfaat. Seperti yang sudah dijelaskan sebelum-sebelumnya, berfilsafat memiliki sifat fungsionalisme yang artinya memiliki banyak manfaat. Filsafat membantu kita untuk membiasakan diri kita melihat sesuatu yang terjadi di kehidupan dengan bermacam-macam sudut pandang. Kasarannya memberikan pengertian tentang tata cara hidup, tata cara dalam melihat sesuatu lalu memahaminya dengan logis. Dalam menghadapi kehidupan tentunya kita butuh kesiapan, dengan filsafat kita dapat lebih memahami etika daam menghadapinya. Berdasarkan fungsinya, filsafat dapat berfungsi sebagai confirmatory theories dan theory of explanation, yang dimana masing-masing memiliki definisi yang berbeda. Confirm dari kata confirmatory berarti memastikan bukti yang terkait benar adanya, sedangkan theory of explanation menjelaskan fenomena-fenomena yang terjadi, baik besar maupun kecil.

Jadi, kesimpulannya, filsafat dapat disebut sebagai merenungkan sesuatu hingga mencapai titik rasional. Di dalam hidup tentunya seringkali kita merasakan kerumitan. Filsafat muncul sebagai sebuah sumber atau tonggak bagi kita melihat sisi dunia dari beberapa aspek. Selain itu filsafat sebagai cara untuk kita beretika dan bahkan mengatur pola pikir, tata cara dalam menghasilkan sesuatu yang logis Dalam kesannya mungkin filsafat akan terkesan ribet, tapi secara tidak sadar kita sebagai makhluk sosial yang hidup di masyarakat sudah berfilsafat, dan membuktikan bahwa filsafat sangat relevan dalam kehidupan sehari-hari.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun