Indonesia adalah negara yang besar dan berdaulat mampu dan akan menjadi sebuah negara kuat di mata dunia. Maka dari itu, masyarakat Indonesia harus paham dan mampu menerapkan nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa sebenarnya merupakan perwujudan dari nilai-nilai budaya milik bangsa Indonesia sendiri yang diyakini kebaikan dan kebenarannya.Â
Menurut Staf Khusus Presiden Diaz Hendropriyono, Â berkaitan dengan sila pertama, nilai Ketuhanan bangsa Indonesia sudah sangat baik. Namun, apresiasi terhadap nilai Ketuhanan masih dapat diperluas dengan mempertimbangkan aspek ekonomi, sosial, dan budaya.
Nilai Ketuhanan, Â sangat perlu diimbangi oleh peningkatan nilai kemanusiaan dan toleransi dalam kaitannya dengan sila kedua. Sebagai contoh, setiap orang diberikan kebebasan untuk memeluk agama dan kepercayaan masing-masing. Nilai Ketuhanan mengandung arti adanya pengakuan bahwa tuhan yang menciptakan alam semesta.
Nilai kemanusiaan mengandung arti bahwa kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan norma yang berlaku. Dengan bersikap tidak diskriminatif itu menunjukkan penerapan nilai kemanusiaan. Di Indonesia sering sekali terjadi diskriminatif antara masyarakat kelas atas dan kelas bawah hal ini sangat menunjukkan bahwa Indonesia belum menerapkan secara sempurna sila kedua ini.
Masyarakat masih membutuhkan sosialisasi lebih lanjut untuk dapat memahami sila ketiga dengan baik. Bangsa Indonesia pada hakikatnya merupakan bangsa maritim, tetapi Indonesia telah lama mengabaikan laut. Kita justru melihat laut sebagai hambatan, bukan pemersatu. Di sisi lain, kebijakan Pemerintah yang telah berusaha meningkatkan kepedulian terhadap laut sangat diberi apsesiasi tinggi. Kebijakan tersebut di antaranya adalah perbaikan alutsista AL, mengamankan kedaulatan dengan melawan illegal fishing, dan mengembangkan tol laut sebagai pemersatu Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah peduli terhadap kesatuan Indonesia, dan berharap kepada selutuh rakyat Indonesia cinta tanah air dan bangsa.
"Untuk sila keempat, cita-cita demokrasi kerakyatan dapat dicapai tidak hanya dengan menjaga kualitas demokrasi politik, tetapi juga demokrasi ekonomi. Demokrasi ekonomi dapat diperkuat dengan menguatkan usaha koperasi yang bercirikan semangat gotong royong," jelas putera dari tokoh Intelijen AM Hendropriyono ini.Â
Dalam nilai ini mengandung makna bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia menganut asas dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Berdasarkan dari nilai tersebut, tampak jelas bahwa Negara Indonesia menganut paham demokrasi yang mengutamakan pengambilan keputusan melalui musyawarah dan mufakat tanpa adanya mementingkan kepentingan individu terhadap individu lainnya.
Segala upaya yang telah dilakukan pemerintah, dan semua itu kembali lagi ke masyarakat bagaimana cara memahami dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bernegara di Indonesia.
Jika masyarakat Indonesia mampu memahami dan menerapkan keempat sila tersebut dengan baik, tentunya cita-cita sila kelima dapat mudah tercapai, yakni tercapainya keadilan sosial. Jadi, dapat disimpulkan bahwa jika ingin menjadi negara yang besar dimata dunia, Indonesia harus menerapkan Pancasila secara kompleks. Dalam penerapannya pancasila harus masyarakat Indonesia harus mempraktikkan kelima sila tersebut, tidak bisa jika kita hanya menerapkan satu diantaranya, karena pancasila adalah satu kesatuan yang utuh.Â
Nama : Indah Syifa Maharani
N I M : 07031381621138
Fakultas : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Universitas Sriwijaya)
Jurusan : Ilmu Komunikasi (B)
Kampus : Palembang
Dosen Pembimbing : Nur Aslamiah Supli, BIAM, M.Sc