Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto meminta pemerintah menyelidiki serius penyebab mahalnya harga tes PCR di dalam negeri. Menurut dia, harga tes PCR di Indonesia diketahui sepuluh kali lebih mahal dibanding di India. Sebagaimana diberitakan di India biaya tes PCR sebesar Rp 56 ribu persen pasien. Sementara di Indonesia biaya pemeriksaan PCR sekitar Rp 850 ribu per pasien.
"Harga Tes PCR 'Mencekik', PKS: Jangan Sampai Masyarakat Jadi Korban Eksploitasi Mafia" Pandemi Covid-19 nyaris meruntuhkan kinerja hampir seluruh sektor usaha, kecuali sektor jasa kesehatan.Â
Data Badan Pusat Statistik pada tahun 2020 menunjukan industri di jasa kesehatan berhasil menopang pertumbuhan industri tahun 2020 lalu. Â Salah satu industri jasa kesehatan yang moncer kala pandemi Covid-19 adalah jasa pemeriksaan tes usap alias Reverse Transcription - Polymerase Chain Reaction atau lebih dikenal dengan test PCR.
Bahkan konon kabarnya menurut Indonesian Corruption Watch (ICW) seperti dilansir sejumlah media, ketika harga test PCR masih berada diangka Rp.900.000 keuntungan yang berhasil diraup oleh pelaku jasa kesehatan ini bisa mencapai Rp.10 triliun.
Meskipun kita belum tahu benar validitas angka tersebut, lantaran industri kesehatan termasuk dalam hal harga jual obat-obatan dan berbagai industri penunjangnya itu gelap dan nir transparansi tanpa standar yang ajeg terutama dalam penentuan harga jual kemasyarakat.
Makanya ketika Presiden Jokowi meminta Menteri Kesehatan untuk menurunkan harga test PCR dari Rp.900 ribu-an per unit menjadi Rp. 495ribu-Rp. 550 ribu per unit hanya dalam jangka waktu 3 hari atau paling lama satu pekan permintaan Presiden untuk menurunkan harga test swab ini bisa dilakukan.
Belakangan, ketika  isu terkait test PCR kembali ramai menjadi bahan perbincangan publik karena pemerintah cq Kementerian Dalam Negeri mewajibkan test PCR untuk seluruh penumpang pesawat terbang  yang akan bepergian, harga test PCR kembali diminta diturun menjadi Rp. 300 ribu.
Dan dalam jangka waktu 3 hari harga test PCR kembali bisa diturunkan.
Hal ini menunjukan bahwa sejak awal para pelaku jasa kesehatan test PCR ini sudah memainkan harga diluar kewajaran.
Saat awal-awal pandemi harga test PCR terutama di luar Jawa bisa mencapai Rp 2 juta per sekali test.
Jika memang benar harga dasar test PCR itu setinggi harga jual ke konsumen dengan asumsi margin 20 hingga 30 persen, mustahil dalam jangka waktu 3 hari harga jualnya bisa diturunkan hampir 50 persen, meskipun itu perintah Presiden.