Sudah hampir empat bulan saya menjadi kompasianer , terhitung sejak 15 Desember 2011 lalu.Terasa perbedaannya menulis di blog sendiri dengan di Kompasiana. Belum lama saya di Kompasiana saya sudah memiliki ratusan teman. Dan kebanyakan teman-teman saya disini orang dewasa semua. Jarang sekali bertemu dengan kompasianer yang seumuran. Kalaupun ada yang anak muda, kebanyakan mahasiswa. Jarang “bertemu” dengan Kompasianer yang bisa dibilang seangkatan.
Selain itu posting tulisan di Kompasiana juga sudah secara otomatis terformat, hanya tinggal mematuhi aturan menulisnya saja. Seperti menuliskan sumber gambar bila memakai gambar, memilih rubrik sebelum mempublikasikantulisan, tidak menulis judul dengan huruf kapital dan lain-lain.
Berbeda dengan di blog sendiri. Menulis di blog sendiri bisa dibilang lebih keras perjuangannya. Dari mulai entri yang akan diposting, tampilan dan segalanya harus benar-benar diperhatikan.
Saya menjadi blogger sejak Juni 2011 lalu. Dan yang saya rasa bukan hanya isi tulisannya yang harus kreatif, melainkan design-nya pun harus diperhatikan. Seperti memperhatikan jenis font, ukuran font, design template sampai warna juga harus dibuat semenarik mungkin sehingga enak dibaca.
Menulis di Kompasiana dan di blog sendiri sama menyenangkannya. Meskipun diblog sendiri mendapatkan follower bisa dibilang susah. Makanya ada beberapa teman yang blognya dibiarkan begitu saja. Bahkan ada yang memutuskan untuk berhenti menulis karena blognya sepi dan sangat jarang yang memberi komentar. Padahal menurut saya itulah tantangannya. Ada tekanan terselubung untuk menulis dengan kreatif sehingga diminati pembaca.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H