Belakangan gen menjadi dipersalahkan sebab merebaknya isu perselingkuhan yang dilakukan banyak kalangan dari komunitas masyarakat biasa, publik figur, artis hingga pejabat.
Masyarakat melakukan banyak asumsi terkait 'gen selingkuh' sebab melihat asal keturunannya yang juga kerap melakukan hal yang sama.
Benarkan Gen Selingkuh itu Ada?
Dilansir dari Halodoc, penelitian mengenai 'gen selingkuh' ini sudah dilakukan sejak tahun 2010. SUNY Doctoral Diversity Fellow melakukan penelitian terhadap 181 responden dewasa muda. Peneliti melakukan tes kuesioner dan DNA yang akan diuji untuk menentukan validasi DRD4 di dalamnya.
Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa setiap orang memiliki DRD4 namun dengan jumlah yang berbeda. Semakin besar angka yang ditunjukkan oleh DRD4, semakin besar pula potensi mencari kesenangan (seeking sensation behavior).
Apa Sih Gen DRD4?
Gen DRD4, yang merupakan singkatan dari Dopamine Receptor D4, adalah gen yang mengkodekan reseptor dopamin D4 di otak manusia.Â
Dopamin adalah neurotransmitter yang berperan penting dalam regulasi perasaan ketergantungan, motivasi, dan hadiah. Perbedaan pada gen DRD4 dapat mempengaruhi bagaimana seseorang merespons dopamin dalam sistem sarafnya.
Hubungan antara Gen DRD4 dan Sifat Kepercayaan
Studi-studi telah menunjukkan bahwa variasi genetik pada DRD4 dapat berhubungan dengan sifat kepercayaan seseorang dalam hubungan.Â
Beberapa individu dengan varian gen DRD4 tertentu mungkin lebih cenderung memiliki tingkat kepercayaan yang lebih rendah, yang dapat mempengaruhi kestabilan hubungan mereka.Â
Ini tidak berarti bahwa memiliki varian gen ini secara otomatis akan menyebabkan perselingkuhan, tetapi dapat meningkatkan risiko perilaku tersebut.
Pengaruh Lingkungan dan Faktor Psikososial
Meskipun gen DRD4 telah dikaitkan dengan kecenderungan berselingkuh, penting untuk diingat bahwa gen tidaklah menentukan perilaku secara mutlak.Â
Faktor lingkungan, budaya, pengalaman masa kecil, dan faktor psikososial juga memiliki peran penting dalam perilaku manusia, termasuk dalam konteks selingkuh.Â
Gen DRD4 hanya merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kecenderungan tersebut, dan faktor-faktor lain juga perlu dipertimbangkan.
Implikasi dalam Hubungan dan Penanganannya
Mengetahui adanya kaitan antara gen DRD4 dan kecenderungan selingkuh dapat membantu pasangan memahami bahwa ada faktor biologis yang mempengaruhi perilaku tersebut.Â
Namun, penting untuk tidak menyalahkan gen semata-mata. Komunikasi terbuka, pembangunan kepercayaan, dan kesepakatan dalam hubungan tetap menjadi kunci dalam mencegah perselingkuhan.
Kami melakukan pendalaman terhadap kasus ini dengan melakukan wawancara intensif dengan Dosen sekaligus Psikolog, Galuh Andina Putri, M.Psi., Psikolog. Ia menjelaskan bahwa benar memang manusia dibekali dengan kecenderungan dalam mencari kesenangan. Namun, jenis kesenangan yang dicarinya berbeda-beda. Tidak hanya dibekali 'bakat'Â seeking sensation behavior, tetapi juga dibekali kendali atas 'bakat' tersebut.
Benar memang ada beberapa jenis manusia yang senang merasakan sensasi mencari perhatian lawan jenis. Namun, DRD4 tersebut tidak dapat dijadikan atribusi seseorang untuk lantas melanjutkan kesalahannya.
Manusia memiliki kuasa atas dirinya untuk memilih akan melanjutkan kekeliruan dalam sensasi tersebut atau menghentikannya. Kecenderungan yang dimiliki seseorang sejatinya dapat dikendalikan. Sama halnya seperti manusia dibekali hawa nafsu. Tugas kita bukan lantas mengikutinya, tetapi justru mengendalikannya.
Alih-alih mempersalahkan DRD4 sebagai 'gen selingkuh', sebaiknya manusia mengevaluasi faktor eksternal yang memengaruhi lebih besar, seperti keluarga dan lingkungan.
Hal ini disebabkan faktor pemicu dari DRD4 hanya memengaruhi 20-40%, sementara faktor eksternal memengaruhi lebih dari itu.